Mohon tunggu...
Lukas Budi
Lukas Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Biografometrik Nusantara

Biografometrik Nusantara (grafonomi,deteksi kebohogan, tes integritas, )

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Harga Sebuah Kejujuran

7 Juli 2021   12:00 Diperbarui: 7 Juli 2021   12:02 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
milik pribadi 10313

Perilaku jujur apakah mudah? Apakah tanpa resiko? Apakah tanpa tekanan? Pertanyaan seperti ini muncul karena kondisi sekarang membuat berbuat jujur dianggap melawan arus dan yang lebih berat harus siap untuk dijauhi rekan rekan karena dianggap tidak dapat bekerja sama, tidak mendapat pekerjaan, hilangnya kesempatan mendapatkan easy money. 

Nurture yang seperti ini menjadikan seseorang sulit untuk berperilaku jujur karena selalu terstimulasi untuk berperilaku menyimpang. Dari awal proses ingin masuk untuk mendapatkan pekerjaan sudah ada penyimpangan, kemudian untuk naik jabatan terjadi lagi apalagi di pekerjaannya berhubungan dengan penyimpangan-penyimpangan. Nilai-nilai kejujuran hanya sebagai simbol formal tetapi tidak diaplikasikan dalam kehidupan nyata, menjadi bagian sistem dari birokrasi. Penyimpangan penyimpangan ini sebagian besar dapat digolongkan fraud.

Fraud di lingkungan kita dengan peningkatan yang signifikan hampir di semua lini, mulai dari  birokrat, politikus, sistem peradilan, keamanan negara dan pengusaha. Apakah ada sesuatu yang salah? Secara kasat mata sudah kelihatan (indikator fraud) tetapi masyarakat diam dan cenderung apatis. Sudah dapat diukur gaji yang diterima dari negara, tetapi harta kekayaannya luar biasa, apakah nurture sekarang tidak menstimulasi  kearah kejujuran? Atau apakah ini karena nurture yang mendukung menjadikan berevolusi  menjadikan orang menjadi  sakit /pathology fraud?

Perilaku fraud (korupsi, penggelapan, pencucian uang, kolusi dan sebangsanya) volumenya makin meningkat. Salah satu pengaruh seiring meningkatnya teknologi meningkat juga volume fraud. Premis dari Steve Albrecht mengatakan bahwa motif fraud terdiri dari tiga komponen yaitu pressure/tekanan, opportunity/ kesempatan, dan Integrity. Integrity disini ada yang mendefinisikan  "karakter yang kuat dalam  memegang kejujuran". Walaupun ada tekanan dan kesempatan tetapi kalau derajat integritas kuat, seseorang tadi tidak akan melakukan fraud.

Kesadaran integritas pada diri seseorang ini karena apa? Apakah nature atau nurture? Menurut para ahli, keduanya saling mempengaruhi membentuk perilaku seseorang. Ada suatu contoh kejujuran dari seorang perwira militer sebagai berikut,

Saya mengenal seorang perwira militer Angkatan 45 pernah bercerita kepada saya, seorang militer manakala masuk ke markas dengan naik mobil willys dinas dan pakaian seragam militer diberikan hormat senjata dengan tegap itulah kebanggaannya tetapi seorang militer masuk markas dengan mobil pribadi akan menjadi cemoohan dan seharusnya militer tersebut malu dan ini akan menjadi omongan diseluruh markas serta  akan menjadi target  penyelidikan, itu terjadi diera  60 sd 70 an.

Perwira militer ini jumlah  keluarga banyak, selain anaknya delapan dan beberapa saudaranya ikut serta dalam keluarga ini sehingga jatah beras yang didapat tidak cukup untuk satu bulan, menyiasati ini jatah beras tersebut ditukar dengan gaplek sehingga setiap awal bulan mobil willys tidak mengangkut beras tetapi gaplek yang dikonsumsi seluruh keluarga supaya cukup satu bulan. Kadang kadang dapat jatah bulgur.

Ada kalanya perwira militer ini ditugaskan diluar jawa sampai 6 bulan. Kondisi ini membuat perekonomian keluarga berantakan. Hutang sana, hutang sini. Ibu dan nenek yang harus mengemudikan perekonomian keluarga, sampai ada pengalaman yang cukup mengesankan. Kecap adalah hal yang penting untuk lauk, salah satu anaknya diminta hutang beli kecap ke toko  sebelah tetapi oleh toko sebelah ditolak. 

Katanya masih ada hutang yang belum dilunasi. Untung nenek membantu perekonomian keluarga, salah satu anggota keluarga diminta untuk jualan pepaya di pasar yang nantinya dapat dibelikan bumbu untuk masak. Kadang, Ibuk sebelum habis bulan jalan kaki ke kodim untuk hutang di juru bayar. Kadang dapat, kadang tidak.

Cerita salah satu anaknya yang laki laki, karena untuk ke sekolah kesulitan beli kain, ibunya  merombak celana hijau seragam militer bapaknya, dibuat celana pendek untuk ke sekolah. Ada pengalaman yang lucu karena celana hasil modif dari  ibunya terlalu  ketat. Pada saat untuk bermain robek menjadi rok pendek padahal tidak memakai celana dalam. Alangkah terkejutnya si anak ini, untung gurunya tahu maka dipinjami peniti dan diijinkan pulang kerumah.

Pada saat perwira tersebut dapat jatah mobil dinas yang bagus yaitu Toyota Kanvas , seluruh anaknya ke sekolah tetap jalan kaki walaupun memungkinkan sopirnya untuk mengantar dulu ke sekolah memakai mobil dinas tersebut. Selesai dari kantor mobil dinas masuk garasi dan tidak ada acara jalan jalan rekreasi naik mobil dinas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun