Warga Rt. 08 Rw. 04 Kelurahan Bandungrejosari, Sukun, Kabupaten Malang belakangan ini sangat sibuk merias wajah bumi. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan untuk memperindah kampung. Mereka membagi tugas sesuai fungsinya masing-masing.
Seperti laki-laki mengecat tembok pada lorong-lorong sempit dengan warna-warni yang memanjakan mata serta membuat taman kecil di depan rumah.
Sedangkan Ibu-Ibu membersikan kotoran-kotoran sampah yang berserahkan di sudut-sudut kampung, serta menanam bunga. Antusias warga dalam menyongsong lomba Kampung Bersinar Kota Malang 2020 sangat luar biasa.
Semangat juang mereka untuk mejadikan kampung favorit dekat di ujung mata. Bahkan mereka relah merogoh kocek untuk membuat taman serta membeli cat dalam jumlah banyak.
Lomba kampung bersinar bukan sebagai ajang untuk saling memamerkan keindahan lingkungan saja, tetapi sebagai motivasi untuk masyarakat agar selalu peduli serta berperilaku bersih terhadap lingkungan.
“Kegiatan menanam bunga ini bukan semata-mata untuk mengikuti lomba saja, tetapi kita juga harus belajar menjaga dan merawat alam kita tanpa harus diawasi oleh aparat desa atau ketua Rt,” Tegas Pak Soleh, ketua Rt.08 Rw.04 dalam kegiatan bersih-bersih kampung kemarin, senin (26/10).
Kampung Bersinar Kota Malang 2020 tak luput dari konsep tangguh yang dicetuskan oleh Ibu-Ibu PKK dalam budidaya sayur. Memanfaatkan lahan kecil, semua sayur seperti bayam, sawi, terong, kubis, tomat, brokoli, bahkan lombok dan lain-lain ditanam di sini.
“Harapan kami kegiatan menanam sayur-sayuran ini tidak hanya berhenti di sini saja, tetapi konsep ini jangkah panjang. Nanti hasilnya kita akan membagikan keseluruh masyarakat atau untuk orang-orang yang lebih membutuhkan, misalnya orang sakit atau lansia yang hidup sendirian,” Tambah Pak Soleh.
Di area lain, inovasi yang dilakukan warga Rt.08 Rw.04 Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, Kota Malang patut diberi aplos. Dengan sifat gotong royong mereka membersikan sungai yang kotor.
Mungkin selama ini sungai yang mengalir melewati kampung mereka kurang mendapat perhatian khusus, sehingga terdapat banyak sekali sampah yang mengenangi air.
Di pinggir sungai tersebut berdirilah sebuah tiang kecil yang menopang slogan “ Sungai Bukan Tempat Sampah Raksasa”. Mereka juga memanfaatkan tanah sempit di pinggir sungai untuk menanam bunga-bunga yang menjalar, sehingga sungai yang selama ini kotor kelihatan seperti risort dengan kolam renangnya.
Di samping jalan dan di lorong-lorong terdapat banyak sekali poster dengan gambar yang unik dan tulisan yang sangat menarik. Kalimat poster ini diharapkan mampu mengajak masyarakat untuk tetap mencintai alam.
Sebuah filosofi jawa kuno juga ikut menghiasi lingkungan. pada tembok-tembok tertulis “Memayu Hayunig Bawana”, jika diartikan dalam bahasa indonesia berarti memperindah keindahan dunia.
Filosofi ini diharapkan dapat melandasi cara berpikir masyarakat Rt.08 Rw.04, Kelurahan Bandungrejosari dalam upaya membentuk pelestarian lingkungan dan ketentraman sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H