Memahami Global Boiling
Ketika suhu bumi meningkat, kita tidak hanya mengalami pemanasan ringan, namun juga 'mendidih', yaitu peristiwa cuaca ekstrem, naiknya permukaan air laut, dan perubahan lingkungan signifikan lainnya yang terjadi dengan kecepatan yang sangat tinggi. Ini adalah ekspresi yang dirancang untuk menyampaikan urgensi.
Sudahkah kita mencapai titik didih global?
"Era pemanasan global telah berakhir. Era pergolakan global telah tiba." Demikian diumumkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres ketika dipastikan Juli 2023 menjadi bulan terpanas dalam 120.000 tahun terakhir.
Tindakan manusia pada akhirnya merupakan pendorong utama kenaikan suhu ini.Â
Era perebusan global tidak hanya berdampak pada daratan, tetapi juga lautan. Buktinya, sejak awal April, suhu rata-rata lautan terus mencatat rekor baru. 👉 Misalnya, suhu hampir 29°C (84,2°F) tercatat di Mediterania dekat Antibes, dan pada tanggal 26 Juli, Samudra Atlantik mencapai 24,9°C (76,8°F).
Pendidihan global dan pemanasan global disebabkan oleh kelambanan manusia dalam mengatasi praktik-praktik berbahaya dan menerapkan kebijakan untuk memitigasi perubahan iklim. Pemanasan global semakin parah akibat emisi gas rumah kaca yang tidak terkendali, ketergantungan pada bahan bakar fosil di negara-negara maju, dan kurangnya pembangunan berkelanjutan, infrastruktur, dan kota-kota ramah lingkungan. Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap meningkatnya pemanasan global dan perlunya adaptasi untuk mengurangi dampak degradasi lingkungan.
Dampak Pendidihan Global:
1. Kebakaran hutan: banyak negara Mediterania telah mengalami kebakaran hutan parah pada tahun ini karena suhu yang sangat panas. Hal ini termasuk namun tidak hanya terbatas pada Yunani, Kroasia, Portugal, Italia, Tunisia dan Aljazair saja. Bahkan Kanada baru-baru ini mengalami kebakaran hutan, bahkan berkali-kali lipat, yang dampaknya dapat dilihat hingga negara bagian New York di AS. Untuk info lebih lanjut: Gelombang Panas Global dan Kebakaran Hutan – Penyebab, Akibat, Solusi
2. Peningkatan Gelombang Panas: Semakin banyak kejadian gelombang panas yang menyebabkan dampak parah. Di negara-negara seperti Tiongkok, Meksiko, dan AS bagian barat, gelombang panas telah menyebabkan serangkaian kematian terkait panas. Baca juga: Gelombang Panas di Pakistan dan India – Penyebab, Akibat, Solusi
3. Hilangnya Nyawa: Bahkan hewan dan tumbuhan telah mati di banyak tempat karena kekurangan air dan suhu tinggi. Jalanan dan trotoar terlalu panas untuk diinjak hewan dan banyak yang mati kehausan dan serangan panas. Tanaman layu dan mati karena transpirasi berlebihan atau kehilangan air melalui penguapan. Selain itu, perubahan habitat juga akan mengakibatkan lebih banyak kematian dan kemungkinan punahnya banyak spesies flora dan fauna.
4. Mencairnya Es di Kutub: Meningkatnya suhu lautan juga akan mempercepat laju pencairan es di laut, dan pencairan es di kutub serta gletser yang akan menyebabkan lebih banyak banjir, banjir bandang, korban jiwa ketika banjir tersebut melanda manusia dan komunitas serta menyebabkan kehancuran. bahaya kemungkinan kepunahan hewan-hewan yang menghuni kutub. Misalnya saja, beruang kutub adalah yang paling terancam karena habitat mereka mengalami penyusutan lebih cepat dibandingkan beruang lain dan mereka tidak dapat bertahan hidup di luar suhu dan habitat tersebut.
5. Pemanasan Laut: Pemanasan suhu laut dan air akan mengakibatkan terganggunya pH dan suhu bagi banyak makhluk laut dan samudera yang tidak dapat bertahan hidup di lingkungan lain. Banyak spesies yang sensitif terhadap perubahan suhu dan pH sekecil apa pun. Peningkatan suhu akan menyebabkan kepunahan banyak spesies penting dalam ekosistem, termasuk spesies yang, dalam satu atau lain cara, secara langsung atau tidak langsung, memberikan manfaat penting bagi manusia. seperti terumbu karang, paus, hiu dan bahkan fitoplankton yang sangat penting.
