Mohon tunggu...
Luis Kabak
Luis Kabak Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Abadi yang hanya mengiginkan hidup untuk menghidupi kehidupan sebagai manusia yang merdeka

Hidup Untuk Menghidupi Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Lukas Enembe: Kasih Harapan Palsu kepada Anak-Anak Korowai Papua

16 Juli 2021   13:05 Diperbarui: 16 Juli 2021   13:29 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masyarakat Korowai (Photo:Survival Internasional)

Korowai merupakan salah daerah terisolir yang susa di jangkau di Papua,daerah ini terletak di tengah-tengah wilayah administrasi empat kabupaten yaitu Kabupaten Yahukimo,Kabupaten Asmat,Kabupaten Pegunungan Bintang dan Kabupaten Boven Digul Provinsi Papua.

Dampak daripada sulitnya akses tersebut hingga sampai sekarang masyarakat korowai belum mendpatkan Pendidikan dan Kesehatan yang semestinya mereka dapatkan seperti daerah-daerah lain di Indonesia dan Papua.

Mereka seolah-olah bukan bagian daripada Orang Papua,karena masa otonomi khusus pun mereka tidak di anggap,buktinya masyarakat korowai tidak mendapat fasilitas yang baik dari semua aspek kehidupan. Pendidikan dan Kesehatan yang ada di korowai merupakan Pendidikan misionaris dan gereja pelayanan dari misi mereka para misionari,Bapak Pdt Trevor. Padahal dalam daf anggaran UUD Otyonomi khusus dana Kesehatan dan Pendidikan yang paling di utamakan,tetapi faktanya mereka orang korowai tidak diperhatikan oleh pemerintah Pusat bahkan pemerintah dan Provinsi Papua.

Di daerah lain papua mendapatkan Kesehatan dan Pendidikan tetapi korowai merupakan sala satu daerah yang tidak di sentuh oleh Pendidikan dan Kesehatan yang baik hingga pada tahun 2016 anatara 2017 korowai mengalami wabah kurang gizi yang mengakibatkan beberapa balita yang meninggal dampak dari pada perhatian dan pelayanan Kesehatan yang minim. "karena mereka masyarakat di korowai perlu perhatian yang intensif agar bisa mendapatakan pelayan yang baik guna melawan wabah yang di alami pada tahun 2017." Pesan singkat kepada (jeratpapua.org) oleh sekretaris Kopkedat Papua, Jhon Ahayon.

Pdt Trevor dan istrinya memikul beban berat,mereka melakukan pelayan Kesehatan,Pendidikan dan melayani umat di gereja,mereka merangkap semua itu. Selain itu bapak Pdt Trevor,ada juga,komunitas Kopkedat Papua juga bekerja Bersama misi untuk orang-orang di korowai menjadi manusia seperti manusia di tempat lain,Kopkedat Papua sejak beridirnya pada tahun 2016 melakukan kerja-kerja kemanusiaan untuk masyarakat di korowai papua . "Dalam data kami sendiri, terdapat 9 bayi tentunya harus memberikan faksinasi di Posyandu agar tidak menambah kematian di Brukmakot. Sejumlah 9 orang tersebut mesti melakukan pendekatan dan penanganan kesehatan secara dini termasuk beberapa kampung lainnya yang masih rentan terserang penyakit" Yan Akobiarek , Ketua Kopkedat ("www.Jeratpapua.org").

Banyak usaha-usaha bahkan lobi yang dilakukan oleh pemerhati Pendidikan dan kesehtan di korowai akan tetapi sampai detik ini pemerintah tidak ada perhatian khusus,padahal undang-undang negara ini sudah menjamin bahwa hak mendapatakan Pendidikan dan Kesehatan yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia itu tidak terwujud bagi rakyat korowai,tetapi bukan hanya korowai tentu banyak daerah lain di Indonesia juga nasib sama dengan anak-anak di korowai.

Kopkedat Papua juga menagi janji kemenkes yang mana menjanjikan datang ke korowai untuk melihat secara langsung pada 2017 silam akan tetapi mereka pememrintah pusat dan daerah baru membuka mata Ketika sala satu anak korowai yang luka di pipinya itu lalu mau membuka mata ujar Yan Okobiarek ketua Kopkedat Papua (Komunitas Pecinta Kemanuiaan daerah terpencil) melalui media online Jubi Papua (https://jubi.co.id/masyarakat-korowai-tagih-janji-kemenkes/).

Yosep Rumasep mengirimkan surat terbuka kepada kepala dinas Pendidikan Kaabupaten Yahukimo untuk dapat menindaklanjuti janji Lukas enembe namun hal itu tidak di indahkan,jika Adapun pun program tidak pemerintah itu tidak Continu. ("Surat Terbuka Kepada Dinas Pendidikan Yahukimo dan Gubernur Papua | Suara Papua")

Gubernur Provisi Papua, Lukas Enembe menemui dan mengunjungi  masyarakat suku korowai pada tanggal 23 oktober 2017. Pada kesempatan tersebut Lukas enembe juga melepas tim Kesehatan "Save Korowai" untuk mendata Kesehatan kepada masyarakat suku korowai "Kabar Papua.co"  

Lukas Enembe Janji Palsu

Lukas Enembe Gubernur Provinsi Papua yang dibanggakan oleh masyarakat di tanah papua memberikan janji palsu terhadap rakyat dan masyarakat nya yang di Korowai,pada tanggal 23 oktober saat itu beliau mengunjungi korowai ia menjajikan bahwa akan memfasilitasi membangun Pendidikan dan Kesehatan yang layak agar anak-anak papua dari korowai juga dapat bersaing dengan anak-anak papua daerah lain yang mendapatkan Pendidikan yang layak,ruang sekolah yang lengkap fasilitas,ruang kelas,perpustakaan,laboratorium computer,internet dan guru mata pelajaran yang serba lengkap. Janji itu di sambut gembira oleh alam dan mayarakat korowai.

Janji itu ia menjajikan pada masa-masa berakhirnya jabatan gubernur periode pertama dan bahkan banyak orang yang menilai bahwa itu hanyalah Bahasa politik untuk mencari dan menarik perhatian banyak kalangan untuk jabatan periode keduanya.

Sampai detik ini yang mana masa periodenya akan berakhir dan juga otsus papua juga akan berakhir,apa yang dijanjikan kepada masyarakat korowai itu belum terealisasi. Bangunan sekolah berasrama dan fasilitas rrumah sakit yang ia janjikan tak kunjung di bangun di korowai hingga masa jabatan dan otsus papua akan berakhir,"bapak papua satu menipu dan memberikan janji palsu keoada anak-anak nya sendiri di korowai papua,".

Padahal bapak Lukas enembe bisa membangun stadion Lukas Enembe di kampung harapan sentani yang begitu mega dan luar biasa akan tetapi ia tidak bisa membangun Pendidikan dan Kesehatan yang baik untuk rakyatnya sendiri di korowai. Dana yang di bangun stadion LE itu jika kita berandai-andai mungkin sekolah yang lengkap laboratorium dan berpola asrama dan fasilitas kesehtan yang lengkap di korowai papua barangkali,tetapi dana sebesar itu di habiskan hanya untuk membangun stadion yang tentu tidak membangun manusia dan menguntungkan manusia papua pada umumnya,to juga stadion itu anak-anak korowai tidak mungkin nonton,barangkali mereka hanya bisa bisa melihat dan membayangkan seandainya dana itu di gunakan untuk membangun sekolah di korowai.

Sampai kini harapan pupus di hati masyarakat korowai yang saat itu sangat senang karena yang menjajikan adalah bapaknya orang papua akan tetapi saat ini harapan mereka sudah tidak ada lagi untuk mendapatkan Pendidikan dan Kesehatan yang layak seperti teman-teman mereka di daerah papua lain yang mendapatakn fasilitas Pendidikan dan Kesehatan yang layak.

Oleh : Louis Kabak
(Mahasiswa & Pemerhati Pendidikan 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun