Mohon tunggu...
luis alvarisi
luis alvarisi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tak Ingin Diremehkan, Pak Tri Menciptakan Lapangan Pekerjaan untuk Sahabat Difabel

5 Desember 2017   18:44 Diperbarui: 6 Desember 2017   08:07 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata, apa yang dilakukan pak tri membawa kabar baik kepada sahabat difabel yang berada di Yogyakarta. Hal itu membuatnya semakin percaya diri dan mengajak sahabat Difabel yang ada di Jogja untuk bergabung dengannya. Tidak sampai disitu saja, Ia juga memfasilitasi kendaraan anggotanya dengan tabungan pribadinya. Langkah itu terdengar oleh perusahaan swasta yang tergerak untuk membantu dana mengembangkan Ojek Difa. Dana yang disumbangkan untuk membeli motor dan biaya modifikasi, serta menyewa rumah agar dijadikan tempat kumpul, tinggal dan kantor resmi Ojek Difa Tour & Transportasi.

Beruntung rasanya saya bertemu pada hari itu dengan Pak Tri. Pasalnya, kedatangan kami bertepatan dengan agenda Pak Tri untuk mengunjungi salah satu bengkel langganannya untuk memodifikasi motor menjadi becak motor. Ia menawarkan kami agar ikut mengecek dan melihat proses pembuatan ojek difa. Dengan senang hati kami ikut menuju bengkel yang cukup jauh dari kantor difa. Dua puluh menit perjalanan menuju bengkel akhirnya dari kejauhan kami melihat becak difa yang sedang di modifikasi oleh seorang pengrajin besi di pinggir jalan.

Hari menuju senja mendampingi canda tawa kami waktu itu. Kopi turut disajikan pak Anto untuk menambah kesan romantis dan menguatkan ikatan emosional diantara kami. Obrolan senja itu menghantarkan kami menuju pembahasan awal bergabungnya pak Muji dan Pak anu. Ternyata banyak perubahan yang mereka berdua rasakan dulu dan sekarang. " Sebelum saya bergabung dengan ojek Difa, saya dulu susah berbaur dengan orang lain, mas. Nah, sekarang mental dan kepribadian saya telah berubah secara drastis ", ungkapnya sambil tersenyum tipis-tipis.

Dulu pak Muji kebanyakan didalam rumah, menjadi pengangguran dan sulit mendapatkan pekerjaan yang layak dan memenuhi syarat. Saat ini, pak Muji sudah mendapatkan pekerjaan yang layak dan tidak sedikit pemasukan yang ia dapat. " Rata-rata saya bisa mengumpulkan 2 sampai 3 juta perbulan, sudah diluar persenan ( setoran ) kepada kantor", ujarnya. Pendapatan itu menyamai pendapatan orang lain pada umumnya.

Standar keselamatan ojek difa  sangat dikedepankan, demi keselamatan penumpang dan juga pengemudinya. Setiap pengemudi sudah dilengkapi dengan sim D dan surat kendaraan. Ditemani juga dengan jaket biru berpadu dengan hitam yang sudah kusut dan sedikit pudar. Hal itu, menandakan jam terbang mereka sudah sangat tinggi di jalanan.

Gerimis hadir untuk mendekatkan jarak kami, sambil Pak Tri mengeluarkan smartphone hitam yang menunjukkan gambar design jaket terbarunya. " Nanti membuat jaket warna-warni kan, jadi kita lebih ceria. Warna ini menggambarkan perasaan.  Kalau monoton misalkan warna hijau, kan ntar hatiku sangat kacau ", ujarnya sambi tertawa tipis. Kepribadian yang humoris membuat kami nyaman dan erat santu sama lain.

Sampai saat ini design jaket yang berwarna dominan orange itu belum direalisasikan. Ia masih mengandalkan tabungan perusahaannya yang tak cukup. Sambari menunggu tabungan ia juga mencari bantuan dana melalui sponsor yang akan diletakkan di belakang jaket tersebut.

Beberapa saat kemudian, Pak Tri hendak mencoba becak yang sudah selesai dimodifikasi. Ia melangkah menuju becak dengan alat bantu tongkat miliknya. Wajah yang sedikit berminyak dan kusam itu tak sabar untuk mencoba mengemudikan becak barunya. Dengan berhati-hati ia menghidupkan dan mengendarainya dengan perlahan. Tak menunggu lama, Ia sudah kembali ke bengkel dengan wajah ceria dan girang. Becak barunya sangat cocok dan nyaman digunakan, tingkat kesulitan untuk dikendarai juga tidak ia rasakan.

Setiap becak yang di modif memiliki tingkat kenyamanan dan keselamatan bagi penumpangnya, terutama sahabat difabel di seluruh kota Yogyakarta. Mereka juga melayani antar jemput penumpang difabel melalui panggilan telefon. Kebanyakan sahabat difabel yang mereka temui yaitu keterbatasan fisik yang sulit mendapatkan dukungan mobilitas dan layanan akses transportasi. Hal ini menjadikan ojek difa memiliki power dan keunggulan yang unik. Hanya Ojek Difa yang memiliki keunggulan tersebut. Pasalnya, mereka turut menaikkan/menurunkan penumpang difabel beserta kursi rodanya keatas becak.

Hal diatas menjadi salah satu pelayanan yang bersifat humanis dan belum ada dilakukan oleh pihak transportasi swasta maupun negri yang ada di Jogja, bahkan di Dunia. Tak disangka, ojek Difa menjadi satu-satunya perusahaan yang berbasis kesejahtraan dan memberdayakan difabel dan memfasilitasi mereka untuk memperjuangkan hak pekerjaan agar mampu bersaing dalam dunia kerja. Tepat satu hari yang lalu (3 Desember 2017), sahabat Difabel merayakan Hari Difabel Internasional. Hal itu menjadi momentum penting bagi mereka. Sebab, hingga saat ini hak mereka masih belum diperhatikan masyarakat bahkan pemerintahan.

Dukungan pemberdayaan, aksesibilitas dan akomodasi yang layak bagi mereka perlu perhatikan dan diwujudkan. Dengan kesadaran masyarakat dan pemerintah, maka hak dan kesejahteraan mereka juga turut menjadi lebih baik. Hal tersebut didukung dan ditegaskan oleh Undang -- Undang Dasar yang jelas menenai hak penyandang disabilitas, yaitu UUD No. 8 Tahun 2016 pasal 5 ayat 1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun