Mohon tunggu...
luis andrew abraham
luis andrew abraham Mohon Tunggu... Mahasiswa - “Education is the most powerful weapon which you can use to change the world” – Nelson Mandela.

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Erik Erikson 8 stages of Psychological Development

27 November 2021   12:55 Diperbarui: 27 November 2021   13:07 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Erik Erikson 8 Stages of Psychological Development

Erik Homburger Erikson lahir pada tahun 1902 di Jerman. Erik Erikson merupakan staf di Universitas Harvard sejak tahun 1936. Erik Erikson seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologikal. Beliau mengembangkan teori tentang perkembangan psikososial manusia. Dalam penelitiannya Erik Erikson sangat berfokus pada pencarian identitas diri. Erik Erikson banyak mempelajari tentang "child analyst" di Vienna Psycholoanalytic selama kurang lebih 6 tahun. Banyak hal dalam pandangan Erik Erikson dipengaruhi oleh Anna Freud.

Terdapat 3 alasan yang menjadikan Erik Erikson selektif dalam mengemukakan teorinya, hal yang pertama adalah sangat representative karena memiliki kaitan dengan ego yang merupakan salah satu aspek yang mendekati kepribadian manusia. Hal kedua adalah teori ini menekankan pada pentingnya perubahan yang terjadi pada setiap tahap perkembangan dalam lingkaran kehidupan. Hal yang ketiga adalah menggambarkan secara eksplisit mengenai usahanya dalam menggabungkan pengertian klinik dengan sosial.

Erikson merupakan seorang neofruedian yang lebih menekankan pada masyarakat dan kebudayaan. Erikson berpandangan bahwa dinamika kepibadian selalu diwujudkan sebagai hasil interaksi antara kebutuhan dasar biologis dan pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan sosial. Erikson juga berpandangan bahwa pertumbuhan berjalan berdasarkan prinsip epigenetic.

Erikson mengungkapkan bahwa setiap perkembangan kepribadian manusia mengalami keserasian dari tahap-tahap yang telah ditetapkan sehingga pertumbuhan setiap individu dapat dilihat. Masyarakat menjadi peranan penting dalam memelihara setiap individu yang baru memasuki lingkungan sehingga dapat berinteraksi. Erikson membuat sebuah bagan untuk mengurutkan delapan tahap secara terpisah mengenai perkembangan ego dalam psikosisial, atau lebih dikenal sebagai delapan tahap perkembangan manusia.

Tahap yang pertama adalah tahap Infancy ada pada usia 0-1,5 tahun., dimana komponen dasar yang diperlukan adalah kepercayaan dan kecurigaan. Penting dalam tahapan ini untuk membangun rasa percaya pada bayi, sehingga anak menemukan adanya pemeliharaan dan cinta yang memadai. Erikson percaya bahwa perkembangan yang sukses adalah tentang mencapai keseimbangan antara dua sisi yang berlawanan.

Tahap yang kedua adalah early childhood ada pada usia 1-3 tahun, dimana komponen dasar yang diperlukan adalah otonomi dan perasaan malu / ragu-ragu. Tahapan ini anak diberikan kesempatan untuk mencoba serta belajar secara mandiri dalam tumbuh kembang secara motoric.

Tahap yang ketiga adalah preschool age ada pada usia 4-5 tahun, dimana komponen dasar yang diperlukan adalah inisiatif serta kesalahan. Pada tahapan ini anak diajarkan untuk mulai berinisiatif dalam membangun interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan rasa ingin tahu terhadap sekitarnya. Pola asuh yang salah membuat anak menjadi memiliki rasa bersalah dan cenderung menghindari kesalahan dalam sikap maupun perbuatan.

Tahap yang keempat adalah school age ada pada usia 6-11 tahun, dimana komponen dasar yang diperlukan adalah kerajinan serta inferioritas. Pada tahapan ini kemampuan sosial pada anak mulai berkembang luas ke lingkungan sekolah. Anak belajar dalam sebuah tuntutan akan sosial dan akademik, sehingga mereka berhasil mengembangkan kompetensi. Apabila terjadi kegagalan didalamnnya maka akan membuat anak menjadi rendah diri. Pada tahapan ini anak juga belajar untuk bertanggung jawab dengan setiap tugas yang diberikan.

Tahap yang kelima adalah adolescence ada pada usia 12-20 tahun, dimana komponen dasar yang dibutuhkan adalah identitas. Masa remaja atau yang sering dikenal dengan masa puber dimana puncaknya ada pada 18-20 tahun. Lingkungan sosial pada tahapan ini semakin luas mengarah pada masyarakat. Pada tahapan ini remaja mulai mencari jati dirinya dengan cara bergaul dengan lingkungan. Hal ini menjadi penentu dalam identitas yang terbentuk pada remaja. Pengaruh lingkungan yang baik akan menghasilkan identitas yang baik, sementara sebaliknya akan menghasilkan kekacauan dalam identitas.

Tahapan yang keenam adalah young adulthood ada pada usia 21 hingga 40 tahun, dimana komponen dasar yang diperlukan adalah keintiman dan isolasi. Memasuki fase anak muda, individu memerlukan hubungan yang intim dengan orang lain. Apabila berhasil memenuhi kebutuhan ini maka setiap individu akan memiliki hubungan yang kuat, sementara apabila gagal yang terjadi adalah kesepian atau isolasi. Erikson berpandangan bahwa perlunya membangun hubungan serta komitmen dengan orang lain mempengaruhi pada hubungan yang langgeng dan aman.

Tahapan yang ketujuh adalah adulthood ada pada usia 41 hingga 65 tahun, dimana komponen dasar yang diperlukan adalah generativitas dan stagnasi. Pada tahapan ini seseorang harus fokus dengan karir serta keluarga yang dimiliki. Tahapan ini merupakan puncak dari perkembangan segala kemampuanl, karena memiliki pengetahuan yang luas dan kecapakan yang banyak. Selain itu pada tahapan ini seseorang mulai mengarah kepada perasaan berguna terhadap lingkungan melalui pencapaian yang telah diraih. Apabila tahapan ini tidak terpenuhi dengan baik maka yang terjadi adalah tidak produktif.

Tahapan yang kedelapan adalah Maturity ada pada usia 65 tahun ke atas, dimana komponen dasar yang diperlukan adalah integritas serta keputusasaan. Pada tahapan ini seseorang akan cenderung merefleksikan kembali akan kehidupan yang dimiliki. Seseorang akan melihat kembali peristiwa di masa lampau, baik peristiwa yang memberikan kebahagiaan maupun penyesalan.

Teori Erikson cukup jelas menggambarkan perkembangan dari tahapan bayi hingga dewasa serta memberikan tahapan perkembangan psikologi yang diperlukan seseorang untuk mencapai titik maksimal dalam hidup. Di sisi lain teori ini kurang memberikan penjelasan penyelesaian akan konflik yang dihadapai serta perpindahan dari satu tahapan ke tahapan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun