Globalisasi sudah dialami oleh masyarakat sejak dahulu kala, yang dalam perkembangannya sangat kompleks. Definisi globalisasi juga mengalami generalisasi, sudah banyak akademisi dan masyarakat yang berperan mendalami maknanya. Namun secara umum, globalisasi mengarah pada kesadaran dan pemahaman yang baru bahwa dunia ini adalah satu, tidak memiliki batas dan hambatan karena teknologi sudah semakin canggih dan maju.
Alih alih mengatakan bahwa suatu teknologi dan informasi haruslah disebarluaskan. Ada juga yang memiliki visi liberalisasi ekonomi dalam memajukan negaranya. Barangkali juga dalam hal menunjukkan identitas suatu kultur sosial.
Bagi masyarakat Indonesia tentunya sudah dominan dalam pemakaian teknologi dan pemanfaatannya. Praktis dan mudah sehingga menjamin efisiensi dan efektivitas dalam pekerjaan dan aktivitas sehari hari. Globalisasi dapat berupa seperti teknologi, komunikasi, transportasi,media perantara, ekonomi, ilmu pengetahuan dan sosial budaya.Karena kemudahan itu membuat masyarakat tidak bisa lepas dari teknologi.
Teknologi itu tidak stagnan dan selalu diikuti oleh discovery dan invention. Saat ini Indonesia sedang berusaha untuk menciptakan perbandingan dengan negara lain, dengan ikut berkompetisi. Masyarakat Indonesia ikut serta bersaing dengan menciptakan iklim ekonomi berbasis digital, start up bernama Go- Jek, Tokopedia, Bukalapak, Astra, Djarum, Kitabisa.com dan lain lain. Perusahaan seperti itu sudah ada yang berbentuk platform.
Platform itulah yang menciptakan sebuah perbedaan, bahwa proses kehidupan sudah berbeda, semua serba digital. Dari paradigma produk dalam bisnis konvensional sekarang beralih ke online platform dalam perekonomian digital. Platform mengakibatkan pergeseran dan perpindahan kehidupan. Platform adalah sebuah struktur yang dijalani sekaligus untuk mempertemukan beragam kebutuhan. Singkatnya, mempertemukan penawaran dan permintaan dalam sebuah jaringan yang ada dalam smartphone. Indonesia butuh platform yang banyak untuk mengatasi serangan dari negara luar, agar perusahaan yang ada di Indonesia bukan menjadi perpanjangan tangan perusahaan dari negara lain.
Di Indonesia platform itu sudah digunakan oleh semua kalangan, dari anak kecil sampai orangtua. Tanpa sadar perubahan sosial yang mengarah ke positif dan negatif sudah mempengaruhi tatanan sosial nilai dan norma dalam masyarakat. Tetapi ada yang seharusnya tidak berubah dan tidak harus berubah. Derasnya pengaruh globalisasi dan teknologi informasi hendaknya jangan "dimakan mentah-mentah." Sebagai masyarakat modern, masyarakat harus bersikap kritis dan ilmiah tanpa meninggalkan jati diri bangsa Indonesia.
Pada kenyataannya, umumnya masyarakat Indonesia menggunakan teknologi informasi seperti smartphone untuk berkomunikasi.Kurang berarti bila internet hanya dipakai untuk menghibur diri, berkomunikasi, bermain game, nonton video, mengunggah foto/video, serta baca berita. Menurut survey, 82% anak dibawah umur 18 tahun aktif mengakses media sosial setiap harinya.
Dan menurut UNICEF ada sebesar 41%-50% remaja berusia 13-15 tahun pernah mengalami cyberbullying. Itu memiliki dampak yang sangat buruk dalam pertumbuhan psikologis anak dan remaja, sebuah generasi penerus bangsa. Memang ada pelajar Indonesia yang mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, namun itu hanya segelintir orang.
Anak anak Indonesia perlu merasakan indahnya berinteraksi dan bersosialisasi dengan teman sebaya, agar mental dan psikologis dapat berjalan dengan normal dan stabil. Hubungan antara orangtua dan anak juga pelu pendekatan yang baik, agar hubungan, kasih sayang, dan perhatian dapat terfokuskan. Karena sudah jarang ditemukan anak di lapangan bermain dan pola asuh anak yang buruk.
Fokus pada gawai dan menyepi dalam kamar, hanyut dalam game online dan media sosial. Merasa ramai dalam kesepian. Keluarga, sekolah dan masyarakat sebagai lembaga pengontrol sosial harus memperhatikan betul perkembangan si anak. Sangat bersyukur jika masih ada orangtua dan guru yang masih mengingatkan dan menegur jika terjadi penyimpangan sosial dan pembatasan pemakain smarthphone.
Persaingan dan kompetisi yang mengakibatkan kemajuan teknologi. Mau tidak mau pemain lama harus bergerak ke perkembangan arus digital. Go-Jek sudah tren di masyarakat dalam hal urusan transportasi karena ada platform yang menengahi, tinggal panggil dan didatangi driver ojek online, distributor pengantar barang berupa kuliner, belanjaan, logistik, pengiriman, dan sistem pembayaran.
Go-jek juga mengatasi banyaknya penganggur dan ojek pangkalan dengan memberi lapangan pekerjaan. Memberi kemudahan bagi pekerja dan konsumen. Go-Jek tidak hanya bersaing dengan ojek pangkalan, angkutan kota, dan taksi, juga dengan lembaga keuangan.
Proses globalisasi ditandai dengan hadirnya komunikasi, berita, dan ilmu pengetahuan di handphone. Bisa diakses di media sosial dan aplikasi kabar berita. Masyarakat jadi kurang membaca koran dan buku, karena kemudahan mendapatkan informasi. Dengan smartphone bisa diakses kapanpun, dimanapun, dan sesuai selera.
Informasi dari negara Inggris atau Amerika Serikat bisa langsung didapat tanpa hambatan dan batasan. Kesadaran dan pemahaman dapat menyatukan pola pikir masyarakat dunia. Membaca perubahan sosial dunia, perkembangan teknologi dunia, budaya dan tradisi negara luar, bahasa internasional, itu dapat menambah wawasan, memahami dan bagian dari ekspedisi menjelajahi dunia. Â Â
Memahami globalisasi dengan proses kehidupan manusia seperti karakter manusia atau organisasi yang belajar adalah terus melakukan perbaikan dan inovasi. Kebersamaan, solidaritas, cinta, kreativitas dan semangat hidup tak bisa digantikan oleh teknologi. Keunikan sebuah ciri dasar manusia dalam memberikan perbedaan dalam sosial, keuntungan, dan manfaat.
Sesuatu yang mengikat dalam diri masyarakat yaitu adat, ritual, dan kebiasaan hidup harus dipertahankan. Kebutuhan dasar manusia yang tidak berubah yaitu papan, sandang, pangan. Kebutuhan sosial, harga diri, dan aktualisasi diri. Yang sudah lama dan mendasar tidak selamanya buruk dan tidak akan tergantikan oleh teknologi, namun hanya soal relevansinya.
Teknologi dan informasi dalam globalisasi memiliki daya luar biasa dalam mengumpulkan, mengolah, memilah, dan mempertemukan informasi. Jika perilaku masyarakat pindah ke dunia online, psikologi pun berpindah menjadi cyberpsychology. Efek negatif yang perlu direnungkan, dipikirkan, dan diselesaikan bersama.Dari itu masyarakat tetaplah memiliki karakter dan mindset yang benar. Indonesia Maju. Indonesia Unggul.
     Â
Daftar Pustaka
Kasali, R. 2018. The Great Shifting. Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama
Sidikalang, September 2019
faf13
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H