Ayolah. Sadari ada hal lain tentang masalah-masalah yang cukup halus, kasat mata, bahkan nyaris tak terlihat ditengah-tengah kita, yang itu sengaja dibiarkan (oleh oknum), agar dibakukan menjadi suatu sistem besar yang menguntungkan segolongan orang saja (yang pasti oknum).Â
Ayolah, paradigma berfikir kritis dan horizon pengetahuan yang kita dapat dari hasil membaca buku-buku ideologi pemikiran tokoh-tokoh tiap peradaban, kita gunakan secara substansial dan tepat sasaran. Memang tak dapat dipungkiri hal ini sulit. Tapi. Apakah kita sebagai orang-orang yang belajar di organisasi ekstra parlementer kampus, harus menyerah dan berhenti seketika itu saja lantaran betapa beratnya tugas kita.Â
Apakah iya, hanya karena gerakan mahasiswa yang kita lakukan tidak pernah terekspose media, (lantaran gerakannya bersifat hegemonik dan tak berbuah hasil secara langsung) mengikis niat tulus kita untuk menjadi yang mereka sebut khalifah yang memberi rahmat bagi seluruh entitas alam semesta. Saya optimis, tidaklah mungkin organisasi ekstra kampus adalah gerbong intelektual yang berisikan perut-perut lapar semata. Saya optimis organisasi ekstra kampus adalah mereka yang berhati lapang, berjiwa besar dan berpikiran luas. Â
Ah, kita coba hentikan saja umpatan yang tak akan pernah didengar oleh seorang mahasiswapun di UIN Sunan Ampel Surabaya. Mungkin hanya sebatas kelakar dari seorang yang tak dipandang ditengah-tengah hiruk-pikuk percaturan politik praktis khas gaya mahasiswa.
 Seorang tinggi berambut gondrong dari belakang panggung membanting kursi plastik atom berwarna hijau yang ia duduki, dan mendamprat si moderator yang memandu jalannya diskusi. "Lantas apa yang sudah anda lakukan dengan kata-kata yang setiap hari anda tulis." Sebuah interupsi yang sebenarnya mirip konfrontasi, hanya saja tanpa ludah yang ia lecutkan dari mulutnya. "Mohon maaf saya tidak merubah apa-apa, anda yang paling mungkin dan berpotensi besar melakukan perubahan, karena saya adalah seorang yang tak pernah mampu melakukan ataupun memiliki apa-apa. Maka dari itu biarkan saya meninggalkan diskusi ini. Sepertinya meja dan kursi yang anda banting bukan benda yang pertama dan terakhir di forum ini untuk diporak-porandakkan."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI