Mohon tunggu...
Luh Nitra Aryani
Luh Nitra Aryani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S3

PNS/Tenaga Kependidikan dan Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Realisme: Tantangan dan Implikasi dalam Pengembangan Profil Pelajar Pancasila

6 Desember 2024   21:14 Diperbarui: 7 Desember 2024   10:30 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Pembelajaran di alam pada salah satu sekolah di Singaraja-Bali, Sumber: Dokumentasi) 

Pendidikan dipandang sebagai proses untuk mengembangkan kemampuan intelektual siswa melalui pengalaman nyata. Siswa diajarkan untuk memahami dunia fisik dan sosial secara langsung. Prinsip ini merupakan prinsip utama filsafat pendidikan realisme. Filsafat pendidikan realisme adalah pendekatan yang menekankan pentingnya pengalaman nyata dan observasi sebagai dasar pengetahuan dalam proses pendidikan. Contohnya adalah siswa harus mempertimbangkan konsekuensi jika mengambil Keputusan, memikirkan berbagai resiko dan kendala yang akan dihadapi. Siswa belajar untuk menyikapi sesuatu dan mencari solusi yang tepat dalam menyelesaiakan suatu permasalahan. Realisme diambil dari pemikiran bahwa realitas terdiri dari objek fisik yang dapat diamati, dan pengetahuan yang diperoleh melalui interaksi langsung dengan dunia luar.

Filsafat pendidikan realisme berperan penting dalam pengembangan Profil Pelajar Pancasila di Indonesia, yang bertujuan untuk membentuk generasi muda yang berkarakter dan berkualitas. Realisme yang ditekankan pada pengalaman nyata dan pengamatan sebagai dasar pengetahuan, yang sangat relevan dalam konteks pendidikan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Dalam realisme pendidikan, kurikulum harus dirancang untuk mencakup pengalaman langsung yang relevan dengan kehidupan siswa. Artinya nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan ke dalam pembelajaran melalui kegiatan praktis, seperti proyek komunitas, diskusi kelompok, dan eksperimen di laboratorium.

Meskipun filsafat pendidikan realisme menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan dalam pengembangan Profil Pelajar Pancasila, diantaranya keterbatasan sumber daya. Banyak sekolah mungkin tidak memiliki fasilitas atau sumber daya yang memadai untuk menerapkan metode pembelajaran berbasis pengalaman secara efektif, serta kurangnya akses terhadap teknologi. Untuk mengatasi hal ini, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah telah menekankan jargon pendidikan bermutu untuk semua dalam membangun SDM yang berkualitas (kemdikbud.go.id). Pak Menteri juga berjanji akan mengingkatkan kompetensi tenaga pendidik sebagi ujung tombak pendidikan. Tantangan berikutnya adalah kurangnya pemahaman konsepsi tentang nilai-nilai Pancasila di kalangan guru dan siswa. Banyak pendidik mungkin belum memiliki pemahaman mendalam tentang bagaimana menerapkan prinsip-prinsip realisme dalam konteks pendidikan karakter berbasis Pancasila. Siswa dan guru yang belum dapat beradaptasi dengan gaya pembelajaran yang baru dan oenuh inovasi, kurangnya dukungan orang tua dan Masyarakat sekitar, serta lingkungan sosial yang kurang mendukung dapat menjadi penghambat pelaksanaan profil pelajar Pancasila. Karena alasan-alasan tersebut menimbulkan resistensi terhadap perubahan metode pembelajaran.

Menghadapi tantangan dalam pengembangan Profil Pelajar Pancasila melalui pendekatan filsafat pendidikan realisme memerlukan strategi yang komprehensif. Beberapa solusi dapat diimplementasikan untuk menghadapi tantangan yang ada, diantaranya penguatan kurikulum berbasis realisme, yang dirancang untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila secara mendalam ke dalam setiap mata Pelajaran. Meningkatkan nilai-nilai karakter seperti beriman dan bertakwa, gotong royong, mandiri dan kreatif dapat diterapkan. Adanya pembelajaran berbasis proyek mampu meningkatkan pengalaman siswa dalam belajar berdasar dari apa yang dilihat. .Guru dapat menyiapkan model pembelajaran inmovatif dan menarik seperti simulasi permainan yang berkaitan dengan pembelajaran, pemanfaatan teknologi informasi seperti media pembelajaran dan game edikatif, diskusi kelpompok yang menarik, dan kesemuanya tersebut dikaitkan dengan peningkatan karakter Pancasila, sehingga minat siswa terhadap materi pun menjadi lebih tinggi.

Relasi dengan mitra, dunia usaha, dan stakeholder lainnya juga dapat menjadi Solusi. kolaborasi guru dengan orang tua dalam mendukung pendidikan karakter siswa. Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam penyampaian materi menjadi lebih menarik. Penggunaan platform yang sedang trend saat ini, tentunya tetap dikaitkan dengan nilai-nilai Pancasila. Dengan pendekatan yang tepat guna, serta dan dukungan kolaborasi dari berbagai pihak dapat menciptakan generasi muda Indonesia yang berkarakter kuat dan mampu memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Referensi

Kemdikbud. Mendikdasmen Tekankan Pendidikan Bermutu untuk Semua dalam Membangun Sumber Daya Manusia Berkualitas. 4 Desember 2024. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2024/12/mendikdasmen-tekankan-pendidikan-bermutu-untuk-semua-dalam-membangun-sumber-daya-manusia-berkualitas. Diakses 6 Desember 2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun