Hari Pendidikan Nasional menjadi momentum bagi seluruh pegiat pendidikan yang diisi dengan beragam kegiatan. Bagi saya pribadi Hari Pendidikan Nasional menjadi salah satu waktu terbaik saya untuk melakukan refleksi diri, dengan pertanyaan besar 'Sudahkah saya menjadi guru yang sesungguhnya?'.Â
Banyak jawaban yang muncul untuk pertanyaan bagaimana/apa itu guru sesungguhnya, mulai dari guru yang profesional, guru yang berpihak pada murid, guru yang menyenangkan, guru yang berkarakter dan lain sebagainya yang intinya seorang guru harus memiliki empat kompetensi dasar yaitu kompetensi kepribadian, kompetensi pedagogik, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.Â
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah menciptakan program-program sebagai upaya meningkatkan kompetensi-kompetensi para guru melalui merdeka belajar dan mengajarnya. Salah satu program merdeka belajar yang menjadi favorit saya dalam mengembangkan kompetensi adalah Program Guru Penggerak yang tertuang dalam Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP).
Pendidikan Guru Penggerak (PGP) merupakan program yang bertujuan untuk membentuk pemimpin-pemimpin pembelajaran sebagai agen perubahan. Dua point utama yang harus digaris bawahi yaitu sebagai pemimpin pembelajaran dan sebagai agen perubahan. Saat -ini PGP telah sampai pada angkatan ke 10.Â
Para guru yang berhasil lolos seleksi Calon Guru Penggerak (CGP) akan tergabung dalam PGP dengan menempuh waktu pendidikan selama kurang lebih 9 bulan untuk angkatan pertama sampai  keempat dan 6 bulan untuk angkatan berikutnya.Â
Selama masa pendidikan, Calon Guru Penggerak akan dibekali keterampilan-keterampilan sebagai pemimpin pembelajar melalui pendalaman materi yang difasilitasi oleh fasilitator, pendampingan individu oleh pengajar praktik, elaborasi pemahaman oleh instruktur, diskusi dan kolaborasi dengan sesama CGP serta lokakarya-lokakarya sebagai pemantapan.
Selama mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 6, saya banyak belajar tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin pembelajaran minimal untuk kelas saya sendiri.
 Melalui pendalaman materi khususnya pada modul pertama yang membahas tentang Peran dan Visi Guru Penggerak saya belajar banyak hal tentang landasan berpikir sebagai seorang guru, karena di modul ini saya mempelajari tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara yang menempatkan guru sebagai among dan mengumpamakan guru sebagai seorang petani yang membantu murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai kodrat alam dan zamannya.Â
Saya juga belajar tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak dimana seorang guru penggerak harus memiliki lima nilai yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif dengan peran selain menjadi pemimpin pembelajaran juga berperan menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach guru lain, mendorong kolaborasi antar guru dan mewujudkan kepemimpinan murid. Landasan berpikir yang telah dipahami serta nilai dan peran guru penggerak yang harus diwujudkan dituangkan dalam visi guru penggerak yang kemudian terimplementasi sebagai budaya positif sekolah.Â
Di modul kedua keterampilan saya sebagai pemimpin pembelajaran diasah melalui pendalaman materi tentang Praktik Pembelajaran yang Berpihak Pada Murid yaitu bagaimana menciptakan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran sosial emosional serta praktik coaching untuk supervisi akademik.
Selain sebagai pemimpin pembelajar, seorang guru penggerak juga harus mampu menjadi agen perubahan untuk memberikan dampak positif pada lingkungan belajarnya sehingga seluruh ekosistem belajar dapat bergerak ke arah yang lebih baik yang tentunya berujung pada tercapainya wellbeing murid.
Salah satu kompetensi yang diperlukan sebagai agen perubahan yaitu harus mampu membangun kolaborasi positif yang saya dapatkan dari proses diskusi dengan sesama CGP serta latihan-latihan praktik baik yang dilakukan di sekolah.Â
Materi-materi untuk mengasah keterampilan sebagai agen perubahan khususnya saya mantapkan melalui modul ketiga yaitu Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah.Â
Dalam modul ketiga ini saya belajar mengambil keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, belajar memimpin dan mengelola sumber daya serta belajar mengelola program yang berdampak positif pada murid. Semua kompetensi ini mengasah keterampilan saya dalam mengembangkan lingkaran pengaruh untuk menggerakkan komunitas sekolah.
Pendalaman materi yang dilakukan melalui moda daring dikuatkan dengan diskusi dan kolaborasi dengan sesama CGP serta kesempatan untuk melakukan praktik baik yang dikuatkan melalui lokakarya secara luring memberikan pengalaman belajar yang luar biasa bagi saya dalam mengembangkan kompetensi sebagai seorang guru.Â
Seperti motto yang selalu digaungkan Guru Penggerak "Tergerak, Bergerak dan Menggerakkan" saya harus mau tergerak untuk belajar dan belajar menjadi lebih baik sehingga saya dapat bergerak untuk menggerakkan orang lain sehingga tercipta suatu ekosistem belajar yang berdampak positif bagi murid. Salam dan Bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H