Mohon tunggu...
Luh IndahVita
Luh IndahVita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membangun Rasa Empati Anak Sekolah Dasar melalui Pendidikan Multikulturalisme

28 Desember 2024   09:35 Diperbarui: 28 Desember 2024   09:35 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Komang Bella Reswara Febriani

Indonesia adalah negara yang beragam, Indonesia lahir bukan hanya dari satu latar belakang, melainkan berbagai macam latar belakang. Keberagaman adalah anugerah yang membentuk identitas bangsa Indonesia. Keberagaman adalah suatu keniscayaan yang tidak bisa ditolak oleh manusia, dalam hal  ini  adalah  masyarakat  Indonesia, keberagaman  akan  memberikan  dampak positif. Namun,  tidak  sedikit  adanya  keberagaman  akan  menimbulkan dampak negatif yakni konflik yang ada dimasyarakat salah  satunya adalah  terkait intolernasi. Hal tersebut mengakibatkan bahwa Indonesia adalah negara yang multikultural. Menurut Abdusammi (dalam Utami, 2018: 3) Keberagaman (pluralitas) adalah sebuah  kenyataan  hidup  dimana  setiap  orang  harus  berusaha  sampai kepada  sikap  saling  memahami  satu  sama  lain.  Perlu  diingat  bahwa  kekayaan keberagaman  yang  dimiliki  Indonesia  bagaikan mata  pisau,  jika  tidak  bijak maka  justru  akan  menghancurkan,  namun  jika  ditanggapi  dengan  bijak  maka menjadi keistimewaan negara ini. Sebagai negara dengan lebih dari 1.300 suku bangsa dan ratusan bahasa daerah, Indonesia menjadi contoh nyata keberagaman yang hidup berdampingan. Namun, di tengah keragaman ini, sering kali muncul tantangan dalam menjaga keharmonisan sosial. Pendidikan multikulturalisme di Sekolah Dasar (SD) menjadi langkah strategis untuk menanamkan nilai-nilai toleransi dan empati sejak dini. Melalui pendidikan ini, anak-anak tidak hanya belajar menerima perbedaan, tetapi juga menghormati dan merayakannya.

A. Mengapa Pentingnya Pendidikan Multikulturalisme di Sekolah Dasar ?

Pendidikan multikultural  adalah proses penanaman bagaimana cara hidup untuk menghormati  secara tulus, dan toleran dalam keberagaman  budaya  yang  hidup  di  tengah-tengah  masyarakat  majemuk.  Dengan  diberikannya  pendidikan multikultural diharapkan  adanya  kelenturan  mental  berbau suku antargolongan ras dan agama(sara), sehingga persatuan bangsa tidak mudah retak dan terjadi disintegrasi bangsa. Dalam konteks Sekolah Dasar, pendidikan ini menjadi sangat relevan karena usia anak-anak pada jenjang ini adalah masa pembentukan karakter dan nilai-nilai dasar. Mengapa pendidikan multikulturalisme begitu penting di SD? Anak-anak usia sekolah dasar berada dalam tahap perkembangan kognitif dan emosional yang sangat kritis. Pada usia ini, mereka mulai membentuk pandangan tentang dunia, termasuk tentang perbedaan yang ada di sekitarnya. (Derson & Gunawan, 2021)Jika keberagaman diperkenalkan dengan cara yang benar, anak-anak akan belajar untuk menerima perbedaan sebagai sesuatu yang positif, bukan ancaman. Sebaliknya, jika nilai-nilai keberagaman tidak diajarkan, potensi munculnya prasangka atau diskriminasi di masa depan menjadi lebih besar. Puspita (2018) menyatakan pendidikan multikultural dapat diterapkan di dunia pendidikan melalui berbagai cara: pertama, multikulturalisme dalam kurikulum, kedua, penanaman nilai-nilai  multikultur  dalam pembelajaran,  ketiga,  budaya  multikultur  di  sekolah,  dan  keempat, kegiatan penunjang pendidikan multikultur. Sekolah Dasar adalah tempat di mana anak-anak mulai membangun pemahaman tentang dunia di sekitar mereka. Pada usia ini, mereka sangat mudah menerima pengaruh, baik positif maupun negatif. Oleh karena itu, mengintegrasikan pendidikan multikulturalisme menjadi langkah penting untuk menanamkan nilai-nilai dasar yang akan membentuk karakter mereka.

1. Membentuk Sikap Toleransi dan Penghargaan terhadap Perbedaan

Pendidikan multikulturalisme membantu anak-anak memahami bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan kekayaan. Ketika anak diajarkan untuk menghargai teman yang berbeda budaya, bahasa, atau agama, mereka akan tumbuh menjadi individu yang toleran dan mampu menghormati perbedaan.

2. Mempersiapkan Siswa untuk Hidup di Masyarakat Multikultural dan Global

Dunia modern menuntut individu yang mampu bekerja sama dengan orang-orang dari berbagai latar belakang. Pendidikan multikulturalisme di SD mempersiapkan siswa untuk hidup di dunia yang semakin global, di mana kemampuan untuk menghargai dan memahami keberagaman menjadi keterampilan penting.

3. Mengurangi Potensi Diskriminasi dan Intoleransi

Ketidakpahaman sering kali menjadi akar dari diskriminasi dan intoleransi. Dengan mengenalkan konsep keberagaman sejak dini, anak-anak akan lebih paham dan terbuka terhadap perbedaan, sehingga potensi munculnya konflik berbasis prasangka dapat diminimalkan.

B. Bagaimana Dampak Positif Pendidikan Multikulturalisme terhadap Perkembangan Karakter Anak ?

Pendidikan multikulturalisme tidak hanya berdampak pada pengetahuan anak, tetapi juga membentuk karakter mereka. Beberapa dampak positif yang signifikan yaitu salah satunya yaitu Empati :

Empati adalah kondisi emosi dimana seseorang merasakan apa yang dirasakan orang lain seperti dia mengalaminya sendiri, dan apa yang dirasakannya tersebut sesuai dengan perasaan dan kondisi orang yang bersangkutan. Meskipun empati merupakan respon yang bersifat emosi namun juga melibatkan ketrampilan kognitif seperti kemampuan untuk mengenali kondisi emosi orang lain dan kemampuan mengambil peran (Feshbach dalam Eisenberg, 1989). Melalui pendidikan multikulturalisme, anak-anak diajak untuk memahami perasaan orang lain. Ketika mereka belajar tentang tradisi dan pengalaman hidup teman-temannya, mereka akan lebih mampu merasakan bagaimana menjadi orang lain, sehingga tumbuh rasa empati yang kuat. (Kau, n.d.). Mengajarkan empati di usia dini melalui pendidikan multikulturalisme sangatlah relevan. Misalnya, dengan memahami bahwa teman yang berbeda suku memiliki tradisi yang unik, anak-anak akan belajar untuk tidak menghakimi atau membeda-bedakan. Mereka akan lebih mudah bersikap terbuka dan menghormati perbedaan, yang pada akhirnya menciptakan hubungan sosial yang harmonis. 

Contoh Implementasi Pendidikan Multikulturalisme di Sekolah Dasar. Pendidikan Multikulturalisme dapat diterapkan di SD melalui berbagai cara kreatif dan interktif yang membuat anak-anak tertarik dan terlibat secara aktif. (Irawan & Firdaus, 2021) Beberapa contoh implementasi meliputi :

1. Pengenalan Budaya : Guru dapat mengenalkan budaya daerah melalui cerita rakyat, pakaian adat, atau makanan tradisional dari berbagi wilayah. Kegiatan seperti "Hari Kebudayaan" memungkinkan siswa mengenakan pakaian adat, menampilkan tarian daerah, atau memasak makanan khas.

2. Kegiatan Lintas Budaya : Melibatkan siswa dalam kegiatan lintas budaya seperti pertukaran kartu pos dengan anak-anak dari daerah lain atau bekerja dalam kelompok untuk membuat proyek tentang budaya lain. Permainan tradisional dari berbagai daerah juga bisa dimainkan bersama.

3. Materi Pembelajaran yang Mencerminkan Keberagaman : Penggunaan buku cerita atau materi pembelajaran yang menggambarkan anak-anak dari latar belakang budaya berbeda dapat memberikan pemahaman langsung tentang pentingnya menghargai keberagaman. Cerita yang menggambarkan kerja sama antar budaya dapat menjadi alat untuk menanamkan nilai empati dan toleransi.

Kesimpulan:

Pendidikan multikulturalisme adalah fondasi penting dalam membangun empati dan toleransi pada anak-anak Sekolah Dasar. Dengan memahami dan menghargai keberagaman sejak dini, anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang toleran, menghormati perbedaan, dan mampu hidup berdampingan dengan damai dalam masyarakat yang beragam. Namun, implementasi pendidikan multikulturalisme memerlukan kerja sama antara sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai multikulturalisme dalam kurikulum, menggunakan metode pembelajaran yang menarik, serta memberikan contoh nyata, pendidikan ini dapat berjalan efektif. Hasil akhirnya adalah generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki empati yang tinggi, menjadikan keberagaman sebagai kekuatan, bukan hambatan.

DAFTAR PUSTAKA

Derson, D., & Gunawan, I. G. D. (2021). Pentingnya Pendidikan Multikultur Dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar. JAPAM (Jurnal Pendidikan Agama), 1(1), 12. https://doi.org/10.25078/japam.v1i1.2317

Irawan, H., & Firdaus, K. B. (2021). RESILIENSI PANCASILA DI ERA DISRUPSI: DILEMATIS MEDIA SOSIAL DALAM MENJAWAB TANTANGAN ISU INTOLERANSI. 1(2). https://e-journal.upr.ac.id/index.php/parislangkis

Kau, M. A. (n.d.). EMPATI DAN PERILAKU PROSOSIAL PADA ANAK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun