Mohon tunggu...
Luh IndahVita
Luh IndahVita Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sekolah Dasar sebagai Pintu Gerbang Harmoni Multikultural

25 Desember 2024   19:11 Diperbarui: 26 Desember 2024   12:15 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Luh Indah Vita Lestari Martin

Pendahuluan

Sekolah merupakan tempat dimana semua individu menempuh selain menempuh pendidikan juga berinteraksi dengan banyak orang yang berbeda, maka dari itu individu dapat memahami karakter yang dimiliki, maka dari itu disekolah peran guru sangat penting untuk mengajarkan peserta didik untuk saling menghormati, menghargai dan lain-lain. Pendidikan multikultural menurut Zamroni (2011) suatu bentuk reformasi pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan yang setara kepada siswa tanpa memandang latar belakangnya, sehingga semua siswa dapat meningkatkan kemampuan yang setara optimal sesuai dengan ketertarikan, minat dan bakat yang dimiliki. Hanum (2009) menyatakan tujuan utama pendikan multikultural mengubah pendekatan pelajaran dan pembelajaran ke arah memberi peluang yang sama pada setiap anak, yakni: 1) tidak ada yang dikorbankan demi persatuan; 2) siswa ditanamkan pemikiran lateral, keanekaragaman; 3) keunikan itu dihargai. Hal ini berarti harus ada perubahan sikap, perilaku, dan nilai-nilai khususnya sivitas akademika sekolah. Penekanan pendidikan multikultural lebih difokuskan pada pendidikannya. Siswa seharusnya dilatih dan dibiasakan untuk  memahami semua jenis pengetahuan, aktif mendiskusikan konstruksi pengetahuan dan interpretasi(Aeni 2020) Multikultural adalah berbagai macam status sosial budaya meliputi latar belakang, tempat, agama, ras, suku dan lain-lain. Implementasi pendidikan multikultural adalah usaha penerapan sadar untuk mengembangkan kepribadian di dalam dan di luar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macam  status  sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Multikultural berarti beranekaragaman kebudayaan. Multikulturalisme secara sederhana dapat diartikan sebagai pengakuan atas pluralism budaya. Akar dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Dalam konteks pembangunan bangsa, istilah multikultural ini telah membentuk suatu ideologi yang disebut multikulturalisme. 

Isi

Sekolah dasar adalah tahap awal dalam perjalanan pendidikan formal anak, di mana mereka tidak hanya diajarkan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga membangun dasar nilai-nilai kehidupan. Dalam lingkungan budaya Indonesia yang beragam, pendidikan multikultural di tingkat sekolah dasar memiliki peran penting sebagai penghubung untuk mencapai keharmonisan sosial. Pada usia ini, anak-anak berada di fase perkembangan yang sangat terbuka terhadap pengalaman baru. Mereka mulai memahami ide identitas, perbedaan, dan kesamaan. Dengan mengenalkan nilai-nilai multikultural sejak dini, anak-anak dilatih untuk menghargai keragaman budaya, agama, bahasa, dan tradisi. Hal ini sangat penting, terutama karena Indonesia adalah negara yang kaya akan variasi. Sekolah dasar bisa berfungsi sebagai tempat yang aman untuk membentuk generasi yang toleran dan inklusif. Melalui aktivitas seperti cerita rakyat dari berbagai daerah, permainan tradisional, dan diskusi mengenai keberagaman, anak-anak dapat belajar bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan sebuah kekayaan yang perlu dirawat. Guru juga memiliki peran krusial sebagai pengarah yang memberikan contoh konkret dalam menghargai perbedaan di dalam kelas. Jika pendidikan multikultural diterapkan dengan efektif di sekolah dasar, pengaruhnya akan melampaui batas kelas. Anak-anak akan berkembang menjadi individu yang memiliki rasa empati yang tinggi, mampu bekerja sama dengan orang-orang dari beragam latar belakang, dan menjadi agen perdamaian di komunitas. Dengan demikian, sekolah dasar dapat benar-benar menjadi pengantar menuju harmoni multikultural yang bukan hanya menjadi impian, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Multikulturalisme adalah berbagai pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras dan berkebutuhan khusus. Dilihat dari kedua pengertian di atas, pendidikan multikultural adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macam status sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya.(Puspita 2018).  

A. Penerapan Pendidikan Multikultural 

Pendidikan multikultural dapat diterapkan di dunia pendidikan melalui berbagai cara: 

1). Multikulturalisme dalam Kurikulum. 

Pengenalan ragam kultur atau budaya merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan ketika hendak mengajarkan nilai-nilai multikulutaralisme. Sebagaimana dikemukakan di atas, kultur di sini meliputi berbagai aspek sosial manusia yang membentuk identitasnya, seperti etnis, ras dan agama.Pengenalan kultur perlu dijadikan sebagai bagian integral dari kurikulum tiap jenjang pendidikan. Namun demikian, bukan berarti perlu diadakannya mata pelajaran khusus multikulturalisme, karena hal tersebut hanya akan membuat struktur kurikulum menjadi gemuk dan terlalu banyak matapelajaran. Pengenalan ragam kultur dapat diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran yangmemungkinkan pengenalan kultur Pengenalan ragam kultur atau budaya merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan ketikahendak mengajarkan nilai-nilai multikulutaralisme. Sebagaimana dikemukakan di atas, kultur di sini meliputi berbagai aspek sosial manusia yang membentuk identitasnya, seperti etnis, ras dan agama. Pengenalan kultur perlu dijadikan sebagai bagian integral dari kurikulum tiap jenjang pendidikan. Namun demikian, bukan berarti perlu diadakannya mata pelajaran khusus multikulturalisme, karena hal tersebut hanya akan membuat struktur kurikulum menjadi gemuk dan terlalu banyak matapelajaran. Pengenalan ragam kultur dapat diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran yang memungkinkan pengenalan kultur itu terjadi. Kita sadari bersama bahwa Indonesia sangat kaya dengan budaya yang dibentuk oleh kehadiranagama, keragaman etnis dan kondisi geografis masyarakatnya. Para siswa perlu diperkenalkandengan aneka ragam kelompok sosial yang membentuk masyarakat Indonesia. Kelompok sosialdimaksud adalah kelompok sosial yang membentuk identitas manusia, baik secara kolektif maupun individual. Kelompok sosial tersebut dapat berbentuk kelompok berdasarkan agama, suku bangsa, maupun etnis tertentu. Pengenalan identitas kelompok yang berbeda ini penting agar siswa menyadari keberadaan kelompok mereka dan keberadaan kelompok lain yang memiliki identitas yang berbeda. Dengan mengenalkan keragaman sosial bangsa Indonesia, siswa akan diajak untuk memahami bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat besar. Perbedaan yang mereka lihat dan alami perlu dipahami sebagai sebuah kekayaan dan bukan sebagai pemisah antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya. Di samping pengenalan terhadap ragam budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang multietnis,siswa juga perlu disadarkan bahwa mereka adalah bagian dari warga dunia (global citizen). Oleh karena itu, pengenalan terhadap ragam kultur mancanegara juga perlu diberikan, terutama untuk siswa di tingkat menengah ke atas. Kenyataannya kekayaan budaya Indonesia tidak hanya merupakan hasil kreativitas murni bangsa Indonesia asli, tetapi banyak juga yang dipengaruhi oleh budaya dari luar Indonesia, seperti Arab, India dan China.

2). Penanaman nilai-nilai multikultur dalam pembelajaran. 

Penanaman nilai-nilai multikultur tidak terbatas pada pengenalan ragam budaya Indonesia dandunia, tetapi juga berupaya membentuk sikap-sikap positif terhadap keragaman tersebut.Penanaman nilai-nilai multikultur dapat dilakukan dalam setiap proses pembelajaran di kelas. Jikapengenalan keragaman budaya dilakukan dengan pendekatan kognitif, maka penanaman nilai-nilai multikultur lebih menyentuh aspek afeksi siswa.Nilai-nilai multikultur yang dimaksud meliputi: identitas diri, kesetaraan, obyektivitas, pemahaman akan perbedaan, toleransi, dan empati. Nilai-nilai tersebut dapat ditanamkan melalui interaksi guru dan siswa di kelas.

3). Budaya multikultur di sekolah

Sekolah harus menjadi laboratorium budaya multikultural. Budaya multikultural adalah budaya yang didasarkan atas konsep multikulturalisme, di mana sekumpulan populasi terdiri atas anggota yang memiliki latar belakang yang berbeda. Budaya multikultur diawali dengan adanya pengakuan terhadap budaya-budaya yang berbeda tersebut, dantidak menjadikan sebuah kultur menjadi dominasi atas yang lain. Pengakuan tersebut diiringi dengansikap-sikap lainnya, seperti toleransi, empati dan apresiasi.  Bagi sekolah-sekolah umum (non-keagamaan) penerapan nilai-nilai tersebut nampaknya akan lebih mungkin dilakukan karena sekolah umum lebih terbuka terhadap perbedaan khususnya perbedaan agama. Meski demikian, sekolah-sekolah keagamaan juga dapat menerapkan nilai-nilai multikultur tersebut meskipun siswanya hanya terdiri dari orangorang yang memiliki keyakinan yang sama.Meskipun mereka beragama sama, namun masing-masing siswa pasti memiliki identitas sosial yang mungkin berbeda dengan temannya, bisa perbedaan suku, etnis, dan status sosial. 

4). Kegiatan penunjang pendidikan multikultur 

Lembaga pendidikan dapat melakukan berbagai macam program atau kegiatan temporer yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai multikultural. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan yang secara spesifik mengusung tema multikultural atau kegiatan dengan tema tertentu yang diselenggarakan secara multikultural.Melalui kegiatan-kegiatan tersebut siswa dikenalkan dengan budaya-budaya dan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat lain. Berbagai perspektif multikultural dapat digunakan untuk mengenalkan ragam perbedaan kepada siswa. Misalnya perspektif agama-agama, perspektif negara/bangsa, perspektif suku bangsa, dan perspektif komunitas sosial tertentu.Di samping kegiatan penunjang di sekolah, lembagalembaga pendidikan juga dapat menyelenggarakan kegiatan kunjungan ke tempat-tempat yang  dapat mendukung terwujudnya pendidikan multikulutral tersebut. 

Kesimpulan

Pendidikan di Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari berbagai macam ras, suku budaya, bangsa, dan agama dirasa penting untuk menerapkan pendidikan multikultural.  Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dengan masyarakat Indonesia yang beragam inilah seringkali menjadi penyebab munculnya berbagai macam konflik. Pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan budaya yang ada pada para siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan dan umur agar proses belajar menjadi efektif dan mudah. Pendidikan multikultural tidak hanya dipelajari dalam pendidikan normal saja. Melainkan pendidikan multikultural itu harus dipelajari oleh masyarakat luas, secara non formal melalui berbagai macam diskusi, presentasi. Agar dapat terciptanya masyarakat Indonesia yang tentram dan damai. Sekolah berperan sebagai tempat awal untuk menanamkan rasa hormat terhadap budaya, agama, bahasa, dan tradisi yang berbeda, sekaligus membangun sikap empati dan kolaborasi. Dengan demikian, pendidikan multikultural bukan hanya upaya untuk menciptakan harmoni sosial, tetapi juga investasi penting untuk membangun masyarakat yang damai, bersatu, dan adil.

Daftar Pustaka

Aeni, Kurotul. 2020. "Berbagai Persoalan Di Masyarakat Terkait Dengan Isu Perbedaan, Seperti Prasangka Antar Kelompok, Kekerasan Antar Kelompok, Tawuran Antar Pelajar, Bullying Anak Sekolah Pada Sesama Teman, Menunjukkan Betapa

Rentannya Rasa Kebersamaan Dalam Keragaman Yang T." REFLEKSI 

EDUKATIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan 10(c).

Puspita, Yenny. 2018. "Pentingnya Pendidikan Multikultural." Jurnal Universitas PGRI Palembang: 285--91.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun