Penanaman nilai-nilai multikultur tidak terbatas pada pengenalan ragam budaya Indonesia dandunia, tetapi juga berupaya membentuk sikap-sikap positif terhadap keragaman tersebut.Penanaman nilai-nilai multikultur dapat dilakukan dalam setiap proses pembelajaran di kelas. Jikapengenalan keragaman budaya dilakukan dengan pendekatan kognitif, maka penanaman nilai-nilai multikultur lebih menyentuh aspek afeksi siswa.Nilai-nilai multikultur yang dimaksud meliputi: identitas diri, kesetaraan, obyektivitas, pemahaman akan perbedaan, toleransi, dan empati. Nilai-nilai tersebut dapat ditanamkan melalui interaksi guru dan siswa di kelas.
3). Budaya multikultur di sekolah
Sekolah harus menjadi laboratorium budaya multikultural. Budaya multikultural adalah budaya yang didasarkan atas konsep multikulturalisme, di mana sekumpulan populasi terdiri atas anggota yang memiliki latar belakang yang berbeda. Budaya multikultur diawali dengan adanya pengakuan terhadap budaya-budaya yang berbeda tersebut, dantidak menjadikan sebuah kultur menjadi dominasi atas yang lain. Pengakuan tersebut diiringi dengansikap-sikap lainnya, seperti toleransi, empati dan apresiasi. Â Bagi sekolah-sekolah umum (non-keagamaan) penerapan nilai-nilai tersebut nampaknya akan lebih mungkin dilakukan karena sekolah umum lebih terbuka terhadap perbedaan khususnya perbedaan agama. Meski demikian, sekolah-sekolah keagamaan juga dapat menerapkan nilai-nilai multikultur tersebut meskipun siswanya hanya terdiri dari orangorang yang memiliki keyakinan yang sama.Meskipun mereka beragama sama, namun masing-masing siswa pasti memiliki identitas sosial yang mungkin berbeda dengan temannya, bisa perbedaan suku, etnis, dan status sosial.Â
4). Kegiatan penunjang pendidikan multikulturÂ
Lembaga pendidikan dapat melakukan berbagai macam program atau kegiatan temporer yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai multikultural. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan yang secara spesifik mengusung tema multikultural atau kegiatan dengan tema tertentu yang diselenggarakan secara multikultural.Melalui kegiatan-kegiatan tersebut siswa dikenalkan dengan budaya-budaya dan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat lain. Berbagai perspektif multikultural dapat digunakan untuk mengenalkan ragam perbedaan kepada siswa. Misalnya perspektif agama-agama, perspektif negara/bangsa, perspektif suku bangsa, dan perspektif komunitas sosial tertentu.Di samping kegiatan penunjang di sekolah, lembagalembaga pendidikan juga dapat menyelenggarakan kegiatan kunjungan ke tempat-tempat yang  dapat mendukung terwujudnya pendidikan multikulutral tersebut.Â
Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia yang masyarakatnya terdiri dari berbagai macam ras, suku budaya, bangsa, dan agama dirasa penting untuk menerapkan pendidikan multikultural. Â Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dengan masyarakat Indonesia yang beragam inilah seringkali menjadi penyebab munculnya berbagai macam konflik. Pendidikan multikultural adalah strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata pelajaran dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan budaya yang ada pada para siswa seperti perbedaan etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan dan umur agar proses belajar menjadi efektif dan mudah. Pendidikan multikultural tidak hanya dipelajari dalam pendidikan normal saja. Melainkan pendidikan multikultural itu harus dipelajari oleh masyarakat luas, secara non formal melalui berbagai macam diskusi, presentasi. Agar dapat terciptanya masyarakat Indonesia yang tentram dan damai. Sekolah berperan sebagai tempat awal untuk menanamkan rasa hormat terhadap budaya, agama, bahasa, dan tradisi yang berbeda, sekaligus membangun sikap empati dan kolaborasi. Dengan demikian, pendidikan multikultural bukan hanya upaya untuk menciptakan harmoni sosial, tetapi juga investasi penting untuk membangun masyarakat yang damai, bersatu, dan adil.
Daftar Pustaka
Aeni, Kurotul. 2020. "Berbagai Persoalan Di Masyarakat Terkait Dengan Isu Perbedaan, Seperti Prasangka Antar Kelompok, Kekerasan Antar Kelompok, Tawuran Antar Pelajar, Bullying Anak Sekolah Pada Sesama Teman, Menunjukkan Betapa
Rentannya Rasa Kebersamaan Dalam Keragaman Yang T." REFLEKSIÂ
EDUKATIKA: Jurnal Ilmiah Kependidikan 10(c).