Pendahuluan
Sekolah merupakan tempat dimana semua individu menempuh selain menempuh pendidikan juga berinteraksi dengan banyak orang yang berbeda, maka dari itu individu dapat memahami karakter yang dimiliki, maka dari itu disekolah peran guru sangat penting untuk mengajarkan peserta didik untuk saling menghormati, menghargai dan lainlain. Pendidikan multikultural menurut Zamroni (2011) suatu bentuk reformasi pendidikan yang bertujuan untuk memberikan kesempatan yang setara kepada siswa tanpa memandang latar belakangnya, sehingga semua siswa dapat meningkatkan kemampuan yang setara optimal sesuai dengan ketertarikan, minat dan bakat yang dimiliki. Hanum (2009) menyatakan tujuan utama pendikan multikultural mengubah pendekatan pelajaran dan pembelajaran ke arah memberi peluang yang sama pada setiap anak, yakni: 1) tidak ada yang dikorbankan demi persatuan; 2) siswa ditanamkan pemikiran lateral, keanekaragaman; 3) keunikan itu dihargai. Hal ini berarti harus ada perubahan sikap, perilaku, dan nilai-nilai khususnya sivitas akademika sekolah. Penekanan pendidikan multikultural lebih difokuskan pada pendidikannya. Siswa seharusnya dilatih dan dibiasakan untuk  memahami semua jenis pengetahuan, aktif mendiskusikan konstruksi pengetahuan dan interpretasi(Aeni 2020) Multikultural adalah berbagai macam status sosial budaya meliputi latar belakang, tempat, agama, ras, suku dan lain-lain. Implementasi pendidikan multikultural adalah usaha penerapan sadar untuk mengembangkan kepribadian di dalam dan di luar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macam  status  sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Multikultural berarti beranekaragaman kebudayaan. Multikulturalisme secara sederhana dapat diartikan sebagai pengakuan atas pluralism budaya. Akar dari multikulturalisme adalah kebudayaan, yaitu kebudayaan yang dilihat dari fungsinya sebagai pedoman bagi kehidupan manusia. Dalam konteks pembangunan bangsa, istilah multikultural ini telah membentuk suatu ideologi yang disebut multikulturalisme.Â
Isi
Sekolah dasar adalah tahap awal dalam perjalanan pendidikan formal anak, di mana mereka tidak hanya diajarkan membaca, menulis, dan berhitung, tetapi juga membangun dasar nilai-nilai kehidupan. Dalam lingkungan budaya Indonesia yang beragam, pendidikan multikultural di tingkat sekolah dasar memiliki peran penting sebagai penghubung untuk mencapai keharmonisan sosial. Pada usia ini, anak-anak berada di fase perkembangan yang sangat terbuka terhadap pengalaman baru. Mereka mulai memahami ide identitas, perbedaan, dan kesamaan. Dengan mengenalkan nilai-nilai multikultural sejak dini, anak-anak dilatih untuk menghargai keragaman budaya, agama, bahasa, dan tradisi. Hal ini sangat penting, terutama karena Indonesia adalah negara yang kaya akan variasi. Sekolah dasar bisa berfungsi sebagai tempat yang aman untuk membentuk generasi yang toleran dan inklusif. Melalui aktivitas seperti cerita rakyat dari berbagai daerah, permainan tradisional, dan diskusi mengenai keberagaman, anak-anak dapat belajar bahwa perbedaan bukanlah penghalang, melainkan sebuah kekayaan yang perlu dirawat. Guru juga memiliki peran krusial sebagai pengarah yang memberikan contoh konkret dalam menghargai perbedaan di dalam kelas. Jika pendidikan multikultural diterapkan dengan efektif di sekolah dasar, pengaruhnya akan melampaui batas kelas. Anak-anak akan berkembang menjadi individu yang memiliki rasa empati yang tinggi, mampu bekerja sama dengan orang-orang dari beragam latar belakang, dan menjadi agen perdamaian di komunitas. Dengan demikian, sekolah dasar dapat benar-benar menjadi pengantar menuju harmoni multikultural yang bukan hanya menjadi impian, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Multikulturalisme adalah berbagai pengalaman yang membentuk persepsi umum terhadap usia, gender, status sosial ekonomi, jenis identitas budaya, bahasa, ras dan berkebutuhan khusus. Dilihat dari kedua pengertian di atas, pendidikan multikultural adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian didalam dan diluar sekolah yang mempelajari tentang berbagai macam status sosial, ras, suku, agama agar tercipta kepribadian yang cerdas dalam menghadapi masalah-masalah keberagaman budaya.(Puspita 2018). Â
A. Penerapan Pendidikan MultikulturalÂ
Pendidikan multikultural dapat diterapkan di dunia pendidikan melalui berbagai cara:Â
1). Multikulturalisme dalam Kurikulum.Â
Pengenalan ragam kultur atau budaya merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan ketikahendak mengajarkan nilai-nilai multikulutaralisme. Sebagaimana dikemukakan di atas, kultur di sini meliputi berbagai aspek sosial manusia yang membentuk identitasnya, seperti etnis, ras dan agama.Pengenalan kultur perlu dijadikan sebagai bagian integral dari kurikulum tiap jenjang pendidikan.Namun demikian, bukan berarti perlu diadakannya mata pelajaran khusus multikulturalisme, karena hal tersebut hanya akan membuat struktur kurikulum menjadi gemuk dan terlalu banyak matapelajaran. Pengenalan ragam kultur dapat diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran yangmemungkinkan pengenalan kultur Pengenalan ragam kultur atau budaya merupakan langkah pertama yang perlu dilakukan ketikahendak mengajarkan nilai-nilai multikulutaralisme. Sebagaimana dikemukakan di atas, kultur di sini meliputi berbagai aspek sosial manusia yang membentuk identitasnya, seperti etnis, ras dan agama. Pengenalan kultur perlu dijadikan sebagai bagian integral dari kurikulum tiap jenjang pendidikan.Namun demikian, bukan berarti perlu diadakannya mata pelajaran khusus multikulturalisme, karena hal tersebut hanya akan membuat struktur kurikulum menjadi gemuk dan terlalu banyak matapelajaran. Pengenalan ragam kultur dapat diintegrasikan dalam berbagai mata pelajaran yangmemungkinkan pengenalan kultur itu terjadi.Kita sadari bersama bahwa Indonesia sangat kaya dengan budaya yang dibentuk oleh kehadiranagama, keragaman etnis dan kondisi geografis masyarakatnya. Para siswa perlu diperkenalkandengan aneka ragam kelompok sosial yang membentuk masyarakat Indonesia. Kelompok sosialdimaksud adalah kelompok sosial yang membentuk identitas manusia, baik secara kolektif maupun individual. Kelompok sosial tersebut dapat berbentuk kelompok berdasarkan agama, suku bangsa, maupun etnis tertentu. Pengenalan identitas kelompok yang berbeda ini penting agar siswa menyadari keberadaan kelompok mereka dan keberadaan kelompok lain yang memiliki identitas yang berbeda.Dengan mengenalkan keragaman sosial bangsa Indonesia, siswa akan diajak untuk memahami bahwabangsa Indonesia memiliki kekayaan budaya yang sangat besar. Perbedaan yang mereka lihat danalami perlu dipahami sebagai sebuah kekayaan dan bukan sebagai pemisah antara satu kelompok dengan kelompok yang lainnya.Di samping pengenalan terhadap ragam budaya yang dimiliki oleh bangsa Indonesia yang multietnis,siswa juga perlu disadarkan bahwa mereka adalah bagian dari warga dunia (global citizen). Oleh karena itu, pengenalan terhadap ragam kultur mancanegara juga perlu diberikan, terutama untuk siswa di tingkat menengah ke atas. Kenyataannya kekayaan budaya Indonesia tidak hanya merupakan hasil kreativitas murni bangsa Indonesia asli, tetapi banyak juga yang dipengaruhi olehbudaya dari luar Indonesia, seperti Arab, India dan China.
2). Penanaman nilai-nilai multikultur dalam pembelajaran.Â
Penanaman nilai-nilai multikultur tidak terbatas pada pengenalan ragam budaya Indonesia dandunia, tetapi juga berupaya membentuk sikap-sikap positif terhadap keragaman tersebut.Penanaman nilai-nilai multikultur dapat dilakukan dalam setiap proses pembelajaran di kelas. Jikapengenalan keragaman budaya dilakukan dengan pendekatan kognitif, maka penanaman nilainilaimultikultur lebih menyentuh aspek afeksi siswa.Nilai-nilai multikultur yang dimaksud meliputi: identitas diri, kesetaraan, obyektivitas, pemahamanakan perbedaan, toleransi, dan empati. Nilai-nilai tersebut dapat ditanamkan melalui interaksi gurudan siswa di kelas.