Namun, menurutnya ada yang berbeda dari ziarah kubur saat lebaran dengan ziarah pada hari raya lainnya. Hingga hari ketiga bulan Syawal, makam tetap ramai dikerumuni peziarah.
Ia menuturkan, "Untuk Hari Raya Idul Fitri ramai sekali karena banyak peziarah yang datang dari berbagai tempat, ditambah dengan adanya penjual berbagai macam jenis. Sedangkan untuk hari-hari (lainnya) hanya peziarah atau hanya orang-orang yang datang mengantarkan jenazah untuk dimakamkan."Â
Memang, ketika menyambangi area parkir sampai gerbang makam, kita akan menemukan berbagai macam penjual jajanan ringan khas daerah setempat.
Ada penjual cilok, baso ikan, batagor, susu murni sampai kudapan berat seperti nasi kuning. Para pedagang itu sengaja menyempatkan berjualan untuk mendapatkan momentum maremaan, sebuah momen di mana dagangan dapat laris manis karena banyaknya pembeli yang membutuhkan.
Begitulah, perputaran uang saat lebaran selalu menarik perhatian. Jangan dulu bicara soal liburan dan destinasi wisata, deh. Di sini, di makam Bhakti Lestari, juga makam lainnya di Indonesia, mendadak jadi satu pasar ekonomi yang membantu hajat hidup kelompok masyarakat dan pelaku usaha. Seperti halnya Heri, ayah dua anak ini merasa terbantu. "Saya merasa terbantu karena dengan adanya parkiran di hari raya ini bisa menambah penghasilan dari hari-hari biasanya," pungkas Heri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI