Sementara itu, "kritik" dari Heychael diamini para pembaca yang selama ini merasa jengah dengan pemberitaan-pemberitaam Tribun. Mereka yang selama ini tidak bisa memaparkan kejengahannya dalam tulisan kemudian merasa terwakili oleh tulisan ini. Mereka mengiyakan isi tulisan yang ditulis oleh orang yang dianggap lebih pandai dari mereka. Ramai-ramai mereka kemudian mengkritik Tribun.
Keriuhan ini lalu dimanfaatkan media daring lain yang menjadi kompetitor Tribun. Uniknya, kalau tidak mau dibilang lucu, mereka tanpa bercermin latah menulis kritikan terhadap Tribun seakan media mereka telah sempurna. Salah satunya Kumparan. Remotivi juga. Padahal, Tribun yang belum sempurna sebenarnya juga potret dari media daring kekinian. Yang lebih mengutamakan kepentingan bisnis di atas segalanya. Uniknya, Heychael hanya menyalahkan Tribun saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H