Sementara di Jepang cukup sulit menemukan produk halal. Hanya toko tertentu saja yang menyediakan bahan-bahan halal seperti daging, sosis, atau nugget. Terbatasnya toko penyedia makanan halal di Jepang selain karena tidak dominannya Muslim di negara tersebut juga karena ketatnya regulasi.Â
Pendirian restoran halal tidaklah mudah karena syaratnya harus semua makanan yang disajikan halal. Kalaupun menjual makanan berbahan babi misalnya, dapurnya harus dipisah, sehingga banyak pengusaha yang beranggapan ribet dan biaya sertifikasi yang mahal. Peluang seperti inilah sebenarnya yang bisa dimanfaatkan pengusaha Indonesia untuk mengekspor produk halal.
Jenis produk makanan halal yang diminati oleh konsumen Jepang adalah daging. Kantor perwakilan Indonesia di Tokyo melaporkan bahwa Jepang hanya mampu memenuhi sekitar 40 persen dari kebutuhan dalam negeri, sehingga ekspor makanan ke Jepang diperkirakan akan terus tumbuh termasuk untuk produk daging halal. Penduduk muslim di Jepang diperkirakan berjumlah 185 ribu orang dan nilai pasar produk halal tidak kurang dari JPY 54 miliar.
Indonesia Hanya Jadi Target Impor Pasar Halal
Para pelaku bisnis di Indonesia sebenarnya sudah memahami standarisasi kehalalan produk, tetapi hanya sebagian kecil saja yang ikut berpartisipasi dalam pasar dunia. Padahal sebenarnya sangat mampu memproduksi produk-produk halal yang dapat dikonsumsi dalam negeri maupun untuk diekspor.Â
Sebaliknya, sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia justru menjadi target pasar halal terbesar di dunia. Banyak makanan, minuman, kosmetik atau fashion halal impor masuk karena tingginya permintaan.
Populasi Muslim Dunia Meningkat
Di sisi lain, peluang pasar halal dunia semakin terbuka seiring pertumbuhan populasi penduduk Muslim dunia. Pada 2010 diperkirakan ada 1,6 miliar jiwa Muslim di seluruh dunia atau 23 persen dari populasi dunia. Sebagian besar berada di Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika Sahara, Eropa hingga Amerika Utara dan Latin.Â
Populasinya diperkirakan akan bertambah hingga 30 persen dunia pada 2050 mendatang. Lebih dari 20 persen Muslim tersebar di negara-negara minoritas Muslim. Terutama di negara-negara Barat karena migrasi setelah konflik pergolakan yang terjadi di negara Muslim.
Populasi Muslim di Amerika Serikat misalnya, diperkirakan meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun kedepan, dari 2,6 juta jiwa menjadi 6,2 juta jiwa pada 2030. Di Eropa, populasi Muslim diperkirakan akan tumbuh sebesar 33 persen selama 20 tahun ke depan, meningkat dari 44 Juta menjadi 58 juta jiwa pada  2030.Â
Sedangkan Muslim Australia akan meningkat dari 2,2 persen menjadi 4,9 persen pada 2050 yang berarti satu juta lebih Muslim di Australia pada 2050. Asia Pasifik sebagai kawasan terbesar populasi Muslim dunia menjadi pasar potensial produk dan makanan halal, tak kecuali di negara-negara minoritas Muslim.