Dua pemain Bhayangkara FC, Evan Dimas Darmono dan Ilham Udin Armain musim depan dikabarkan akan bergabung dengan klub Selangor FA yang berkompetisi di Liga Malaysia. Kepastian itu disampaikan Manajer Bhayangkara FC, Sumardji yang mengatakan kalau kedua pemainnya itu telah mengatakan niatnya ketika kompetisi Liga 1 memasuki pekan 30 lalu.
Manajer klub yang berafiliasi dengan Polri itu sebenarnya sempat menahan kedua pemain andalannya itu untuk tetap bertahan musim depan. Ia beralasan gaji di klub Liga Malaysia rata-rata kecil dibandingkan dengan klubnya yang bisa menggaji lebih mahal. Namun rupanya keputusan kedua pemain berlabel timnas Indonesia itu sudah bulat.
"Saya sudah bicara kepada Evan Dimas kalau emang di klub luar itu salary-nya lebih kecil ketimbang Bhayangkara, lebih baik tetap di sini. Tapi ini sudah menjadi keputusannya dan kami harus merelakannya," kata Sumardji dilansir dari Bolasport, Selasa (14/11/2017).
Pernyataan Sumardji tentang gaji pemain di klub Liga Malaysia lebih kecil ditampik mantan pemain Timnas Indonesia yang pernah bermain untuk Selangor FA, Elie Aiboy. Menurut dia, kontrak pemain dan sistem penggajian pemain di Liga Malaysia lebih tertata dibandingkan klub di Liga Indonesia. Meskipun tidak ada bonus tetapi ketika pemain bermain bagus akan mendapatkan tambahan gaji. Terpenting lagi klub-klub Malaysia jarang terlambat membayar gaji pemainnya.
"Kontrak pemain penuh dan tak ada bonus, tetapi pemain memiliki klausul tambah bayaran jika bermain bagus untuk timnya," ucap Elie dilansir dari Bolasport.
Pemain berlabel timnas semacam Evan bisa menerima kontrak Rp 2 miliar per musim. Lebih besar dari nilai kontraknya di Bhayangkara musim 2016 yang gajinya hanya Rp 10 juta per bulan. Itu belum termasuk fasilitas apartemen dan mobil yang wajib diberikan klub kepada pemain asing.
Elie yang kini bekerja untuk agen pemain di Malaysia mengatakan kalau peluang pemain Indonesia untuk bermain di Liga Malaysia terbuka. Mengingat musim 2018 mendatang ada regulasi dari federasi yang mengharuskan klub merekrut pemain asing asal Asia Tenggara. Setidaknya dari pantuannya ada tujuh sampai delapan pemain asal Indonesia yang bisa bermain di Malaysia.
Bermain di Malaysia bukan hal baru bagi pemain asal Indonesia. Ada sejumlah alasan mereka memilih bermain di negara tetangga tersebut. Meskipun selisih nilai kontrak tidak berbeda jauh, tetapi di sana bisa bermain lebih nyaman karena jalannya kompetisi yang lebih jelas atau jadwalnya jarang berubah-ubah, suporter jarang yang anarkis dan yang terpenting sepak bola bebas konflik kepentingan politik. Berbanding terbalik dengan Liga Indonesia.
Setidaknya ada 13 pemain asal Indonesia yang bermain untuk klub Malaysia mulai periode musim 1980-an sampai kekinian. Sebagian besar berlabel timnas yang bermain apik sepanjang musim dan menjadi idola suporter. Mereka di antaranya adalah Ristomoyo Kassim (Pahang FA) & (Selangor FA), Robby Darwis (Kelantan FA), Ponaryo Astaman (Telekom Melaka FC), Elie Aiboy (Selangor FA), Bambang Pamungkas (Selangor FA), Kurniawan Dwi Yulianto (Sarawak FA), Eri Irianto (Kuala Lumpur FA), Fachri Husaini (Kuala Lumpur FA), Budi Sudarsono (MPPJ FC & PDRM FA), Hamka Hamzah (PKNS) 2013, Patrich Wanggai (Kuala Terengganu) 2013, Andik Vermansah (Selangor) 2013-2017, Dedi Kusnandar (Sabah United) 2016.
Itu belum termasuk pemain asing yang pernah bermain di Liga Indonesia lalu pindah ke klub Liga Malaysia. Sebut saja Gustavo Lopez dan Alberto Goncalves yang pernah membela Arema Cronus itu hijrah ke Penang FA. Lalu ada pula bek Mitra Kukar Reinaldo Lobo dan Park Chul Hyung. Serta topskorer ISL musim lalu Emmanuel 'Pacho' Kenmogne yang satu paket dengan Isaac Pupo untuk hijrah ke Kelantan FA.
Sebaliknya hanya satu pemain asal Malaysia yang pernah bermain untuk klub Indonesia. Dia adalah Safee Sali yang musim 2011 lalu bermain untuk Pelita Jaya. Namun pemain yang sebelumnya membela Selangor FA itu kini tidak lagi bermain di Indonesia karena sudah kembali bermain di Liga Malaysia dengan memperkuat klub Johor Darul Takzim.Â