Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kereta Penolong: Tak Diharapkan Beroperasi, Berguna Saat Genting

13 Agustus 2024   20:14 Diperbarui: 13 Agustus 2024   20:14 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kereta Penolong di Stasiun Bangil. (Dokumentasi Pribadi)

BEBERAPA hari yang lalu, saya melakukan perjalanan ke Kota Malang, Jawa Timur dengan kereta api. Ini adalah perjalanan saya ke kota pelajar itu setelah enam bulan lamanya.

Seperti biasa, karena hanya ada satu kereta yang berjalan di lintas Banyuwangi-Malang, mau tidak mau harus naik KA Tawangalun. Meskipun sejujurnya sudah bosan juga karena ya suasananya selama perjalanan itu-itu saja.

Namun, yang namanya perjalanan, pasti ada saja satu atau beberapa hal tidak terduga. Termasuk, seperti yang saya alami ketika KA Tawangalun berhenti lama di Stasiun Bangil untuk mengubah posisi lokomotif.

Sekadar informasi saja untuk yang belum tahu, KA Tawangalun selalu memindahkan posisi lokomotif ketika tiba di Stasiun Bangil. Sebab, KA Tawangalun nantinya melewati jalur cabang yang mengarah di sisi timur Stasiun Bangil untuk menuju ke Malang.

Saat berhenti lama inilah, secara tidak sengaja saya bertemu dengan si kereta kuning, lengkap dengan tulisan "Kereta Penolong" di sisi kanan dan kirinya. Desainnya pun cukup unik karena mirip mobil ambulans yang berjalan di rel lengkap dengan kaca spion dan lampu strobo di bagian atasnya.

Sontak, saya mengeluarkan ponsel untuk memotret sarana khusus yang konon hanya muncul saat musibah terjadi. Maklum, untuk penggemar kereta api, bertemu dengan sarana khusus yang jarang keluar kandang adalah momen bernilai tinggi.

Tentang Kereta Penolong

Kereta Penolong yang saya temui di Stasiun Bangil adalah milik Depo Sidotopo, Daerah Operasional (Daop) 8 Surabaya. Entah apa tujuannya, tapi saat itu tidak ada kondisi darurat. Jadi tidak perlu khawatir, karena keluar kandangnya bukan karena hal-hal mendesak.

Berbeda dengan sarana lain yang juga digunakan saat darurat, Kereta Penolong kuning ini adalah modifikasi dari Kereta Rel Diesel (KRD) alias berpenggerak sendiri. Maksudnya, bisa berjalan tanpa harus ditarik dengan lokomotif.

Kereta Penolong ini mulai berdinas semasa era Edi Sukmoro masih menjabat Direktur Utama (Dirut) Kereta Api Indonesia (KAI) pada tahun 2019. Tepatnya mulai 15 Maret 2019.

Balai Yasa (BY) Yogyakarta, salah satu bengkel lokomotif di Indonesia, yang memodifikasi sarana khusus ini. Dengan modifikasi ini, Kereta Penolong diharapkan bisa menuju titik darurat dengan cepat tanpa menunggu lokomotif penarik.

Proses alih fungsi KRD menjadi Kereta Penolong sudah dilakukan sejak tahun 2018. Kereta Penolong ini juga telah melalui proses uji statis dan dinamis.

Fitur dalam Kereta Penolong

Kereta Penolong hasil modifikasi KRD ini punya beberapa kereta dalam satu rangkaian. Kereta satu untuk menyimpan alat evakuasi jika terjadi bencana alam. Kereta dua untuk ruang perawatan korban jika ada yang terluka karena kondisi darurat.

Meskipun punya fungsi masing-masing, Kereta Penolong beroperasi selama satu set saat menuju titik lokasi darurat. Namun, saat proses evakuasi berlangsung, kereta bisa dipisahkan sesuai kebutuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun