Selain jajan, pelanggan yang ingin merokok juga dipersilahkan di area yang sudah ditentukan. Di stasiun inilah, para perokok bisa memuaskan diri untuk merokok sebelum kereta api melanjutkan perjalanan.
Stasiun Bangil menjadi lokasi dengan waktu pemberhentian terlama Kereta Api Tawang Alun. Di stasiun ini, lokomotif akan diputar posisinya menuju ke arah Malang. Proses pemutaran arah lokomotif dan persiapan sebelum diberangkatkan kembali memakan waktu sekitar 34 menit. Hal ini juga berlaku untuk Kereta Api Tawang Alun dari Malang menuju Banyuwangi.
Kesimpulan
Kereta Api Tawang Alun, dengan tarif dan fasilitas yang diberikan sudah bisa dibilang nyaman untuk ukuran kereta api antar kota bersubsidi. Bahkan, setiap akhir pekan dan menjelang libur hari raya atau libur panjang, kereta api ini selalu dipadati oleh pelanggan dari wilayah Banyuwangi-Malang.
Keunikan lain yang menjadi ciri khas kereta api ini adalah banyaknya penumpang yang didominasi oleh mahasiswa, terutama saat musim ujian akhir semester (UAS) berakhir atau saat musim awal masuk kuliah. Kereta api ini menjadi pilihan bagi mahasiswa yang menuntut ilmu di Kota Malang. Termasuk, saya sendiri yang menghabiskan waktu 5 tahun di Kota Malang dan menjadikan Tawang Alun sebagai moda transportasi langganan saya sejak tahun 2016.
Kekurangan yang mungkin bisa saya sampaikan adalah jadwal perjalanan kereta api ini kurang bersahabat bagi masyarakat Banyuwangi karena terlalu pagi dan terlalu malam. Dari Banyuwangi kereta api biasanya berangkat sekitar pukul 05.15 dan 05.33 WIB. Sementara itu, dari arah Malang, kereta api ini tiba di Banyuwangi pada pukul 23.29 dan 23.45 WIB. Hal tersebut agak sedikit berbeda dengan daerah lain yang dilalui oleh Kereta Api Tawang Alun yang waktu perjalanannya relatif lebih baik, tidak terlalu pagi dan tidak terlalu malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H