Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perkuat Persaudaraan dengan Konsep Natal Nuansa Budaya Jawa-Osing

25 Desember 2021   21:05 Diperbarui: 25 Desember 2021   21:09 1050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perayaan Natal pada tahun 2021 ini masih diliputi suasana pandemi Covid-19 yang belum juga usai, tetapi semangat untuk merayakan Natal masih belum pudar. Bahkan, salah satu gereja di ibukota Kabupaten Banyuwangi juga kembali mengusung konsep yang unik dalam merayakan Natal tahun ini.

Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Banyuwangi mengangkat konsep perayaan Natal 2021 dalam nuansa budaya Jawa dan Osing. Bagi yang belum tahu, Osing adalah nama suku asli dari kabupaten yang terletak di ujung timur pulau Jawa ini.

Pada perayaan Natal yang digelar selama dua hari, yaitu pada tanggal 23 dan 24 Desember 2021, GKJW Banyuwangi mengajak warga jemaat yang ikut ibadah untuk mengenakan pakaian adat Jawa atau Osing. Selain pakaian adat, jalannya perayaan Natal juga diiringi dengan musik tradisional.

Di awal dan akhir perayaan Natal misalnya, GKJW Banyuwangi menyuguhkan para jemaat yang hadir dengan iringan musik gamelan yang dibawakan oleh Kelompok Karawitan GKJW Banyuwangi. Kemudian pada saat perayaan Natal berlangsung, iringan musik dilakukan dengan kombinasi musik tradisional Banyuwangi yaitu kendang kempul dan juga iringan musik dari Keroncong Gema Nafiri.

Iringan musik tersebut dibawakan sesuai dengan lagu pujian yang dinyanyikan saat perayaan Natal berlangsung. Lagu pujian dengan bahasa Osing diiringi musik tradisional Banyuwangi sedangkan lagu pujian dengan bahasa Jawa diiringi oleh musik keroncong.

Dias Maranata, Ketua Panitia Natal GKJW Jemaat Banyuwangi menjelaskan bahwa pada tahun ini, panitia ingin mengangkat budaya Jawa-Osing. Menurutnya, hal ini dilakukan mengingat warga jemaat Banyuwangi berasal dari Suku Jawa dan Osing. Sesuai dengan tema Natal dari Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) yaitu "Cinta kasih Kristus yang menggerakkan persaudaraan", sisi persaudaraan antara kedua suku inilah yang dicoba untuk diangkat dalam perayaan Natal tersebut.

Dengan konsep tersebut, GKJW Banyuwangi ingin menyampaikan sebuah pesan yaitu persaudaraan dapat dilihat dari sebuah hal yang kecil yaitu kebudayaan. Dua suku yang berbeda itu dapat dipersatukan dalam sebuah perayaan Natal. Karena itulah, ditampilkanlah musik mulai dari gamelan (karawitan), kendang kempul, hingga keroncong.

Meskipun masih di tengah-tengah pandemi, warga jemaat yang hadir dalam perayaan Natal juga tampak khusyuk dalam mengikuti acara. Secara keseluruhan, ada lebih dari 500 warga jemaat yang mengikuti perayaan Natal selama tanggal 23-24 Desember 2021.

Untuk menghindari adanya penumpukan warga jemaat yang mengikuti perayaan Natal, panitia membagi jadwal perayaan menjadi dua hari. Pembagian ini sebelumnya juga telah diterapkan di GKJW Jemaat Banyuwangi sejak perayaan Natal pada tahun 2020.

Warga jemaat yang hadir juga diwajibkan untuk tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer, serta tidak melakukan kontak langsung seperti bersalaman dengan warga jemaat lainnya. Pada halaman depan gereja juga disiapkan QR Code PeduliLindungi untuk di-scan oleh warga jemaat yang mengikuti ibadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun