Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Mengenal Fungsi Angka di Bawah Papan Nama Stasiun

7 Agustus 2021   08:00 Diperbarui: 27 Mei 2022   06:14 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Papan nama Stasiun Bangil yang dilengkapi keterangan ketinggian stasiun. (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Saat saya masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) pada medio 2000-an, saya cukup tertarik dengan angka yang ada di bawah papan nama stasiun di Indonesia. Dahulu, saya mengira ini adalah jarak antar stasiun, panjang peron, atau mungkin jarak dari pusat kota.

Kalau Anda pernah memperhatikan, di bawah papan nama stasiun di Indonesia, pasti akan ada angka dengan satuan meter. Misalnya, Stasiun Ketapang (+7 m), Stasiun Banyuwangi Kota (+82 m), Stasiun Lawang (+491 m), dan Stasiun Malang (+444 m).

Sebenarnya, apa makna dari angka-angka tersebut? Apa kegunaan dari angka tersebut? Pada artikel ini, saya akan menjelaskan makna dan kegunaan dari angka yang terdapat di bagian bawah papan nama stasiun ini.

Angka pada bagian bawah papan nama stasiun menunjukkan ketinggian stasiun diukur dari permukaan air laut. 

Pada beberapa contoh stasiun yang saya sebutkan di atas, ketinggian Stasiun Ketapang adalah 7 mdpl, Stasiun Banyuwangi Kota 82 mdpl, Stasiun Lawang 491 mdpl, dan Stasiun Malang 444 mdpl.

Pada zaman dahulu, keterangan mengenai ketinggian stasiun ini sangat penting, mulai untuk kepentingan rencana perjalanan hingga kepentingan masinis untuk persiapan melintasi medan jalur yang akan dilaluinya. 

Untuk kepentingan rencana perjalanan misalnya, ketinggian stasiun ini digunakan untuk memilih lokomotif yang tepat (lokomotif uap tidak semua kuat dipakai untuk medan pegunungan) dan menentukan berapa banyak gerbong atau kereta yang akan dibawa, disesuaikan dengan daya tarik lokomotif dan elevasi lintasannya.

Bagi masinis yang mengendalikan lokomotif, keterangan ketinggian stasiun penting untuk memperkirakan bagaimana kondisi jalur yang akan dilintasi kereta api, apakah menanjak, menurun, atau relatif datar. 

Masinis perlu memperkirakan kapan harus melakukan penambahan daya tarik maupun proses pengereman ketika akan berhenti di stasiun. 

Tanpa adanya keterangan ketinggian stasiun ini, bisa saja lokomotif mengalami selip karena salah ancang-ancang untuk menanjak atau mungkin melebihi batas berhenti yang ditentukan karena masinis terlambat untuk melakukan pengereman.

Pada zaman sekarang, ketinggian elevasi stasiun sebenarnya tidak terlalu penting untuk digunakan, berbeda dengan zaman dahulu. Bagian operasional sudah memiliki data mengenai ketinggian masing-masing stasiun termasuk medan jalurnya. 

Begitu juga masinis yang mengendalikan lokomotif juga sudah dibekali dengan data tertulis yang dibawa saat akan berdinas dan sudah diwajibkan memahami petak jalur yang akan dilaluinya. 

Ditambah lagi, sudah ada rambu-rambu (semboyan) yang menunjukkan apakah petak jalur akan menanjak, menurun, atau landai (datar).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun