Mohon tunggu...
Lugas Rumpakaadi
Lugas Rumpakaadi Mohon Tunggu... Jurnalis - WotaSepur

Wartawan di Jawa Pos Radar Banyuwangi yang suka mengamati isu perkeretaapian.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

KA Malang Ekspres, Penerus Pertama KA Jatayu

1 Agustus 2021   08:00 Diperbarui: 1 Agustus 2021   08:03 858
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tahun 2006-2009, PT Kereta Api (KA) sempat mengoperasikan kembali KA Lokal Komersial yang diberi nama KA Malang Ekspres. Jauh sebelum itu, pada tahun 1997-1999, perusahaan operator KA ini juga pernah mengoperasikan KA sejenis dengan nama KA Jatayu, yang sudah pernah saya bahas di tulisan sebelumnya.

Pengoperasian KA Malang Ekspres sedikit berbeda jika dibandingkan dengan pendahulunya, KA Jatayu. Kalau KA Jatayu difungsikan sebagai feeder (pengumpan) atau sarana transportasi lanjutan masyarakat yang akan melanjutkan perjalanan ke Malang dari Surabaya dan sebaliknya, KA Malang Ekspres beroperasi untuk menyaingi bus patas. Persaingan ini terlihat dari harga tiket KA Malang Ekspres yang sama dengan tarif bus patas Malang-Surabaya saat itu, yaitu Rp15.000,00.

KA Malang Ekspres, menawarkan layanan kelas bisnis (K2) dengan jadwal perjalanan sebanyak 2 kali, masing-masing 1 dari Malang dan Surabaya. Saya sendiri kerap bertemu dengan KA ini sesaat setelah KA Tawangalun dari Banyuwangi tiba di Malang. KA Malang Ekspres biasa terlihat di jalur 1, sementara KA Tawangalun yang saya tumpangi ada di jalur 3 Stasiun Malang.

Sayangnya, setelah sekitar 3 tahun beroperasi, pada tahun 2009 KA Malang Ekspres harus menyerah karena rendahnya okupansi penumpangnya. Menurut catatan PT KA saat itu, okupansi penumpang KA Malang Ekspres selalu berada di bawah 50%.

Titik teramai penumpang menggunakan KA Malang Ekspres hanya terjadi di akhir pekan saja, pada hari Jumat-Minggu saja. Hal ini mengakibatkan kerugian pada operasional Daerah Operasional (Daop) 8 Surabaya yang mengoperasikan KA Malang Ekspres.

Kemungkinan, faktor penyebab sepinya okupansi KA Malang Ekspres ini tidak berbeda jauh dengan KA Jatayu. Para pengguna KA di lintas Malang-Surabaya masih mengandalkan KA Penataran yang lebih murah tarifnya, meskipun KA Malang Ekspres menawarkan waktu tempuh yang lebih singkat dan layanan kelas kereta yang lebih baik.

Selain KA Malang Ekspres, Daop 8 Surabaya, di tahun yang sama juga memberhentikan layanan KA Cantik Ekspres yang melayani rute Surabaya-Jember dan sebaliknya. Alasan penghentian KA tersebut sama dengan KA Malang Ekspres, yaitu karena sepinya okupansi penumpang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun