Mohon tunggu...
Luhur Gadis Fil Fadhlillah
Luhur Gadis Fil Fadhlillah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar Sekolah

Saya suka membaca. Salah satu yang favorit (Harry Potter)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Teks Cerita Sejarah Fiksi Kerajaan Majapahit

3 November 2024   19:10 Diperbarui: 3 November 2024   20:02 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerajaan Hindu-Buddha di Jawa

- Orientasi :

Kerajaan Majapahit merupakan lanjutan dari Kerajaan Singasari yang didirikan Ken Arok. Kerajaan Singasari runtuh akibat pemberontakan Bupati Gelanggelang (Madiun) Jayakatwang pada 1292. Setelah Singasari runtuh, Raden Wijaya melarikan diri bersama tiga sahabatnya yakni Sora, Nambi, dan Ranggalawe. Raden Wijaya adalah putra pangeran dari Prabu Guru Darmasiksa, Raja Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singasari. 

- Komplikasi : 

Raden Wijaya bersama para sahabatnya melakukan perjalanan yang panjang dan melelahkan untuk menyusun kekuatan mengalahkan raja Jayakatwang yang sudah meruntuhkan Kerajaan Singasari. Raden Wijaya bersama sahabatnya melakukan perang mengalahkan Jayakatwang. Pada suatu hari Raden Wijaya tiba di desa Kudadu, Raden Wijaya disambut dan dibantu bersembunyi dari kejaran musuh. Atas bantuan kepala desa, Raden Wijaya diterima berlindung kepada Arya Wiraja di Sumenep. "Terimakasih telah menerimaku di tempat ini, Pati" kata Raden Wijaya dengan penuh belas kasih. "Sudah seharusnya aku membantumu Raden" Jawab Arya Wiraja. Arya Wiraja kemudian membantu hingga Raden Wijaya diterima Raja Jayakatwang, bahkan diperbolehkan membuka hutan Tarik di Trowulan untuk dijadikan desa. Raden Wijaya menamai desa yang dibangunnya di hutan Tarik dengan Majapahit. Ini dikarenakan di area itu banyak tumbuh pohon maja yang berbuah pahit.

Raden Wijaya berkelana ke tempat penduduk dan berpidato agar mereka tinggal di desa nya. Raden Wijaya berkata, "Wahai rakyat yang budiman, di seberang sana ada desa baru yang bernama Majapahit. Pergi dan tinggal lah disana, niscaya kalian akan hidup makmur dan sejahtera" berkat pidato itu Raden Wijaya berhasil memikat hati penduduk untuk tinggal di tempat baru. Penduduk berdatangan dari Tumapel dan Daha. Dengan banyaknya penduduk yang tinggal di Majapahit Raden Wijaya bisa mendapatkan kekuatan bala tentara perang. Raden Wijaya bersiap untuk merebut kembali kekuasaan dari Jayakatwang. Rencana Raden Wijaya tertolong oleh pasukan Mongol yang datang untuk menghukum Raja Jawa (Kertanegara) yang telah menghina utusan Kaisar Khubilai Khan.

- Klimaks :

Tentara Mongol tak tahu perubahan politik di tanah Jawa, dimanfaatkan oleh Raden Wijaya. Raden Wijaya menemui panglima pasukan Mongol dan berkata, "Jayakatwang telah menghina Kaisar Khubilai Khan, dia mengatakan bahwa ajaran Kaisar Khubilai Khan adalah ajaran bodoh dan omong kosong. Kamu harus membantuku mengalahkannya, ini adalah penghinaan besar" "Sungguh itu adalah penghinaan besar bagi kami, baiklah kami akan membantumu" Jawab panglima perang Shih-pi.

- Resolusi :

Bersama Raden Wijaya, tentara Mongol di bawah pimpinan panglima perang Shih-pi, Ike Mese, dan Kau Hsing, menyerang dan membunuh Jayakatwang. Setelah berhasil mengalahkan Kediri, Raden Wijaya berbalik menyerang tentara Mongol dan memaksa mereka angkat kaki dari Jawa. 

- Koda :

Setelah membunuh Jayakatwang, akhirnya pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 saka yang bertepatan dengan tanggal 10 November 1293, Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit. Kerajaan yang kelak akan menjadi kerajaan yang besar. Raden Wijaya dinobatkan menjadi Raja Majapahit yang pertama. Raden Wijaya bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Kerajaan Majapahit tetap berpusat di Trowulan, yang kini berada di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Unsur kebahasaan yang ada dalam teks cerita sejarah :

1. Terdapat konjungsi temporal 

- Setelah

- Kemudian

2. Kalimat tidak langsung

Pada teks cerita sejarah fiksi Kerajaan Majapahit ini banyak menggunakan kalimat tidak langsung, yaitu menceritakan kembali apa yang dilakukan tokoh dimasa lampau.

3. Kalimat langsung

Pada teks cerita sejarah fiksi Kerajaan Majapahit terdapat kalimat langsung yang berciri 2 tanda petik yang mengapit kalimat. 

4. Kata kerja

- Melarikan diri

- Bersembunyi

- Membuka

- Merebut

- Menghukum

- Menyerang

5. Kata sifat

Pada teks cerita sejarah ini dituliskan beberapa kata yang menjelaskan suatu benda seperti buah maja yang "pahit"

6. Konjungsi koordinatif

- Dan

- Bahkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun