Mohon tunggu...
S Mauludy Y
S Mauludy Y Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Data

lifelong learner. generalist in tech

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Suara Hati Pemuda Indonesia untuk Pemimpin Bangsa

21 Mei 2014   05:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:18 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14006008101325534785

[caption id="attachment_337306" align="aligncenter" width="240" caption="source: blogspot.com"][/caption]

Untukmu,pemimpin Bangsa Indonesia.

Suara hati dari seorang anak muda,demi Indonesia Emas 2045.

Wahai pemimpin bangsa. Saya adalah satu dari 61 juta jiwa penduduk yang berusia antara 15 sampai 30 tahun di Indonesia. Saya dan anak muda lainnya dilahirkan untuk menjadi generasi yang sempat merasakan saat-saat terakhir rezim orde baru memimpin Indonesia. Bisa Anda bayangkan, kami lahir ketika krisis makin menjadi dan tumbuh dewasa bersama masa yang kita sebut reformasi.

Ketika saya menulis surat ini untuk Anda, saya mendapatkan fakta bahwa teman-teman saya dan sebagian besar pemuda Indonesia tidak menggunakan hak pilihnya di pemilihan wakil rakyat, diawal bulan ini. Mereka menyebutnya golongan putih sebagai bentuk protes. Lalu perkenankan saya menulis suara hati ini untuk Anda sebagai bentuk kepedulian, wahai pemimpin Indonesia.

Ada ratusan suku bangsa,ratusan bahasa dan berbagai warna kulit yang disatukan dibawah bendera yang sama,bendera merah-putih. Rasanya sulit membayangkan bagaimana perjuangan terdahulu untuk bersatu atas nama Indonesia. Namun apa yang terjadi saat ini seperti melihat keberagaman hanya kisah utopia, karena Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika semakin terlihat hanya tinggal nama. Kehidupan berbangsa dan bernegara semakin jauh dari nilai-nilai kebersamaan, keberagaman, toleransi dan gotong royong.

Ya, generasi kami kehilangan sosok pemimpin. Sosok seperti Bung Karno, Bung Hatta, Polisi Hoegeng dan mereka-mereka yang mampu mengemban amanahnya dan memiliki semangat ke-Indonesia-an yang menginspirasi. Kami bukan sedang bermimpi tentang reinkarnasi, tetapi kami menginginkan ada sosok pemimpin seperti mereka, yaitu Anda, yang mampu menjalankan roda pemerintahan sesuai amanah dengan tujuan yang benar-benar untuk bangsa dan negara.

Saudara sebangsa dan setanah air kami diujung batas Indonesia, seringkali tidak mengetahui apa yang terjadi dengan tanah airnya. Jangankan sekedar membaca koran, melihat televisi untuk tau visi-misi Anda, memenuhi kebutuhan primer saja masih kesulitan. Akses pendidikan yang terbatas dan infrastruktur seadanya membuat mereka lupa,dilupakan dan terlupakan. Ironisnya, beberapa kilometer dari tanah air yang dipijaknya mengandung mineral kaya yang sedang dieksploitasi. Apakah kesejahteraan sudah menjadi milik kita bersama? Apakah masih ada cita-cita yang ditulis di sila ke-5 Pancasila itu? Sungguh dititik ini saya menjadi pesimistis sebagai Bangsa Indonesia.

Namun, rasa pesimis saya luntur ketika tahun lalu saya menghadiri konferensi pemuda Indonesia di Jakarta. Saya menyaksikan sendiri didepan saya ada 1500 pemuda dari Aceh sampai Papua yang sedang berbicara masa depan Indonesia. Saya mendengar begitu banyak, dan begitu besar rasa optimis generasi penerus bangsa ini. Bahkan ada sekelompok anak muda Indonesia yang lulus cemerlang dari pendidikan tinggi rela ditempatkan di pelosok nusantara, demi menjawab kewajiban untuk turut mencerdaskan kehidupan bangsa.

Generasi kami bahkan tidak pernah mendengar dan melihat langsung Bung Karno berorasi. Tapi jangan tanyakan rasa cinta tanah air, toleransi dan semangat perubahan kami. Kami adalah bunga baru yang akan bermekaran lalu memberi warna untuk Indonesia dengan mimpi, harapan dan perjuangan untuk bangsa negara ini.

Saya membayangkan, ketika Anda memimpin Indonesia yang dengan keberagamannya mampu diselaraskan sesuai dengan cita-cita bangsa, maka Macan Asia ini kembali bangun dan menunjukkan taringnya.
Saya dan 237 juta penduduk Indonesia menunggu Anda, menanti kepemimpinan Anda untuk Indonesia yang lebih baik. Izinkan generasi kami membawa ide-ide dan semangat perubahan ini. Kita berjuang bersama tunjukan Indonesia Raya, Indonesia Jaya.

==============================================================


Tulisan ini memang terasa naif saat menulis kata "kami". Semoga "kami" disini adalah representasi pemuda Indonesia, yang optimis akan kemajuan bangsanya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun