Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

BRICS dan Tatanan Dunia Baru: Perspektif Indonesia

10 Januari 2025   05:40 Diperbarui: 10 Januari 2025   17:23 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(RIA NOVOSTI/ALEXEI DANICHEV via BRICS RUSSIA 2024 & KOMPAS.com)

1. Diversifikasi Kekuatan Global: Dengan semakin banyaknya negara berkembang yang bergabung dalam koalisi seperti BRICS, pusat kekuatan global berpotensi bergeser dari dominasi Barat menuju tatanan yang lebih multipolar.

2. Reformasi Lembaga Internasional: BRICS secara konsisten mendorong reformasi lembaga seperti PBB, IMF, dan Bank Dunia agar lebih mencerminkan realitas kekuatan global saat ini. Kehadiran Indonesia dapat memperkuat upaya ini.

3. Peningkatan Kerjasama Selatan-Selatan: BRICS berfokus pada penguatan kerjasama di antara negara-negara berkembang. Indonesia, dengan pengalaman dan kapasitasnya, dapat menjadi motor penggerak dalam inisiatif ini.

Ketiga implikasi di atas perlu diperhitungkan mengingat keberadaan lembaga-lembaga internasional selama ini lebih didominasi oleh kepentingan negara-negara Barat.

Tantangan

Meski demikian, BRICS juga menghadapi beberapa tantangan serius. Tantangan pertama, perbedaan kepentingan. Negara-negara anggota BRICS memiliki kepentingan nasional yang beragam, yang kadang kala dapat menyebabkan perbedaan pandangan dalam menentukan arah kebijakan bersama. 

Sebagai sebuah organisasi internasional baru, masalah ini memang lumrah, namun tetap perlu diakomodasi oleh BRICS. Kemampuan mengelola perbedaan kepentingan itu biasanya akan menentukan survival dan kesinambungan BRICS.

Tantangan kedua adalah tekanan dari negara Barat. Keterlibatan aktif Indonesia dalam BRICS mungkin menimbulkan kekhawatiran di kalangan negara-negara Barat, terutama jika dianggap sebagai pergeseran aliansi strategis. Indonesia perlu membangun kepercayaan bahwa keanggotaannya di BRICS tidak akan mengurangi komitmen globalnya selama ini.

Ketiga, yaitu konsistensi kebijakan luar negeri: Indonesia perlu memastikan bahwa partisipasinya dalam BRICS sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif yang selama ini dianut. 

Dengan menjadi anggota BRICS, Indonesia tampaknya justru mendapatkan momentum menegaskan konsistensi prinsip bebas dan aktif dalam partisipasinya di berbagai kerjasama multilateralnya selama ini.

Manfaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun