Ada beberapa kemungkinan penyebab walkout Erdogan. Salah satunya adalah isi pidato Presiden Prabowo yang mungkin dianggap bertentangan dengan kepentingan strategis atau ideologis Turki.Â
Erdogan mungkin merasa usulan Indonesia melalui pidato itu dianggap melemahkan narasi kepemimpinan Turki. Apalagi pidato Prabowo menyoroti pendekatan moderat atau non-konfrontasional dalam menyelesaikan konflik dunia Islam.Â
Kemungkinan lainnya adalah persoalan internal Turki yang mendorong Erdogan untuk mengambil sikap tegas demi memperkuat posisinya di mata pendukungnya. Dalam dunia diplomasi, tindakan walkout itu memberikan kesan penolakan halus dari pihak Turki atas usulan Indonesia dalam menyikapi isu persatuan di antara negara-negara Islam.
Perspektif Geopolitik
Dari perspektif geopolitik, salah satu isu pentingnya adalah melihat posisi strategis Turki dan Indonesia di panggung global. Turki di bawah Erdogan telah berusaha membangun dirinya sebagai kekuatan regional dan global yang independen. Turki sering kali mengambil posisi yang berlawanan dengan Barat dan bahkan negara-negara Muslim lainnya.Â
Sementara itu, Indonesia, meskipun menjadi kekuatan besar di Asia Tenggara, belum menunjukkan ambisi untuk memimpin dunia Islam secara global. Pandangan itu menarik untuk dipertimbangkan mengingat Indonesia berusaha keras meningkatkan posisinya sebagai kekuatan menengah (middle power) dalam hubungan internasional.
Selain itu, tindakan Erdogan juga dapat dilihat sebagai bagian dari strategi politik luar negerinya. Selama ini, Turki selalu dipandang memanfaatkan simbolisme untuk memperkuat citra kepemimpinan di dunia Islam.Â
Dalam konteks ini, walkout tersebut bisa dimaksudkan untuk mengingatkan dunia bahwa Turki, bukan Indonesia, yang menjadi kekuatan utama dalam memperjuangkan kepentingan umat Muslim di tingkat global.
Namun, dari perspektif Indonesia, tindakan walkout Erdogan bisa menjadi pelajaran penting tentang bagaimana dinamika geopolitik memengaruhi hubungan antarnegara. Insiden ini menyoroti perlunya strategi diplomasi yang lebih proaktif dan cerdas dalam menghadapi negara-negara yang memiliki agenda politik yang berbeda.Â
Indonesia harus mempertimbangkan untuk lebih meningkatkan posisi tawarnya di dunia internasional, bukan hanya sebagai kekuatan ekonomi dan politik, tetapi juga sebagai suara moderasi dan perdamaian. Selama ini, ada kecenderungan mengenai ketidakjelasan dalam pelaksanaan kebijakan itu.Â
Perumusan yang lebih kongkrit dapat memudahkan para diplomat di lapangam mewujudkan posisi internasional seperti apa yang henda Indonesia mainkan.