Yang menarik, Chomsky mengidentifikasi ancaman perubahan iklim sebagai tantangan eksistensial terbesar bagi umat manusia sejak 2016. Terpilihnya Trump yang skeptis terhadap perubahan iklim dan kebijakannya yang pro-industri fosil justru mempertegas kegusaran Chomsky tentang "ketidakmampuan sistem kapitalis untuk mengatasi krisis lingkungan."
Chomsky juga membahas peran media dan manipulasi opini publik. Di era Trump 2025, dengan merebaknya dizinformasi dan mendalamnya polarisasi sosial, analisis Chomsky tentang "manufaktur persetujuan" dan peran media dalam membentuk persepsi publik menjadi semakin relevan.
Meski ditulis sebelum era Trump pertama, buku ini seolah meramalkan banyak dinamika global yang kita sudah, sedang, dan bakal disaksikan. Chomsky menggambarkan bagaimana kekuatan hegemonik cenderung mengalami kemunduran ketika terlalu fokus pada dominasi militer dan mengabaikan dimensi sosial-ekonomi dari kekuasaan.
Hegemoni AS berbeda jauh dengan di masa Perang Dingin, sehingga stabilitas pada masa sekarang bersifat semu.
Buku "Who Rules the World?" bukan sekadar kritik terhadap imperialisme Amerika, tapi juga peringatan tentang bahaya sistem global yang digerakkan oleh keserakahan dan kekuasaan tanpa batas.
Menjelang Trump dilantik menjadi Presiden AS pada awal 2025, banyak yang khawatir ramalan Chomsky terbukti benar, seperti: melemahnya institusi demokratis, menguatnya autoritarianisme, memburuknya krisis lingkungan, dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Buku ini bisa dipakai sebagai cermin yang memantulkan realitas dunia kontemporer - dunia yang semakin tidak pasti. Chomsky menggambarkan pertarungan antara demokratisasi dan otoritarianisme, antara multilateralisme dan unilateralisme, antara keberlanjutan dan eksploitasi, bakal menentukan masa depan manusia.
Dalam konteks ini, analisis Chomsky tidak hanya relevan dengan konteks kekinian, tapi juga profetik, yaitu memberikan kerangka untuk memahami dinamika kekuasaan global yang terus berevolusi.
Sekali lagi, buku yang terbit 8 tahun lalu ink kelihatannya masih enak dibaca dan perlu untuk memahami dunia yang kita pijak ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H