Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketinggalan Kereta di Bratislava

18 Desember 2024   23:38 Diperbarui: 18 Desember 2024   23:38 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu berlalu begitu cepat di antara cerita-cerita sejarah dan nostalgia masa kuliah mereka di Indonesia. Sebelum mas Dab sadar, jam sudah menunjukkan waktu keberangkatan kereta ke Praha.

Mereka segera merapat ke stasiun kereta. Kini di loket stasiun, mas Dab mengetahui kereta berikutnya baru tersedia besok pagi. Terlalu terlambat untuk presentasinya di MUP. 

Untungnya masih ada bis jam 16.30. Mas Gondhes, yang merasa bertanggung jawab atas keterlambatan ini, menemani sampai bis berangkat. Bukan Yellow bus yang melintasi beberapa negara di Eropa. 

Ini semacam bis antar-kota antar-negara. Trayeknya khusus Bratislava ke Praha dengan waktu tempuh 3 jam.

Di platform bis, mas Gondhes memberikan buku panduan bahasa Slovakia yang sudah penuh coretan dan catatan pribadi. "Lumayan buat belajar di bis," candanya. "Sekalian biar next time ke sini bisa ngobrol sama locals."

Dalam perjalanan menuju Praha, mas Dab membaca catatan-catatan mas Gondhes di buku panduan itu. Ada terjemahan istilah akademik, nama-nama makanan lokal, bahkan jokes dalam bahasa Slovakia. 

Di salah satu halaman, mas Gondhes menulis: "Bratislava itu seperti novel sejarah yang hidup - setiap sudut punya cerita, setiap bangunan punya memori."

Bis melaju menembus senja, meninggalkan Bratislava yang kini punya makna lebih dari sekadar perhentian singkat. Berkat mas Gondhes, kota ini tidak lagi hanya deretan bangunan tua dan fakta-fakta turistik. 

Bratislava telah menjadi mozaik cerita personal dalam ingatan mas Dab. Soal persahabatan, passion akademik, dan kejutan-kejutan manis yang datang dari rencana yang melenceng menjadi bukti kedekatan mereka.

Besoknya di presentasinya di MUP, mas Dab berpikir akan membuka dengan cerita ketinggalan kereta di Bratislava. Tapi lebih dari itu, dia akan bercerita tentang bagaimana kerjasama akademik bukan sekadar pertukaran pengetahuan.

Kerjasama itu juga tentang membangun jembatan budaya dan persahabatan, seperti yang dia alami bersama mas Gondhes di jalanan berbatu Old Town Bratislava.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun