Ketiga, mengembangkan kapasitas pertahanan maritim bersama melalui latihan gabungan dan berbagi informasi intelijen. Hal ini penting untuk meningkatkan kemampuan pengawasan dan respons terhadap aktivitas yang berpotensi mengganggu stabilitas kawasan.
Keempat, memperkuat kerja sama ekonomi intra-ASEAN untuk mengurangi ketergantungan individual terhadap China. Hal ini akan memberikan ruang gerak diplomatik yang lebih luas bagi negara-negara anggota.
Kelima, mengintensifkan diplomasi dengan mitra dialog ASEAN untuk mendapatkan dukungan internasional yang lebih luas. Keterlibatan konstruktif dengan kekuatan eksternal seperti AS, Jepang, dan India dapat membantu menyeimbangkan pengaruh China.
Urgensi dukungan ASEAN terhadap kemitraan Malaysia-Vietnam semakin relevan mengingat posisi Malaysia sebagai ketua ASEAN 2025. Ini memberikan kesempatan strategis untuk mendorong agenda kolektif dalam isu Laut China Selatan. Kepemimpinan Malaysia dapat dimanfaatkan untuk membangun konsensus regional yang lebih kuat.
Namun, ASEAN juga harus cermat dalam mengelola dinamika internal. Perbedaan tingkat ketergantungan ekonomi terhadap China di antara negara anggota dapat mempengaruhi kesatuan sikap. Diperlukan pendekatan yang menyeimbangkan kepentingan ekonomi dan keamanan untuk memastikan dukungan yang solid.
Di sisi lain, ASEAN perlu mempertahankan prinsip konstruktifnya dalam berhubungan dengan China. Dukungan terhadap kemitraan Malaysia-Vietnam tidak harus diartikan sebagai sikap konfrontatif, melainkan sebagai upaya memperkuat posisi untuk dialog yang setara.
Tantangan ke depan adalah memastikan bahwa solidaritas regional ini dapat diterjemahkan menjadi aksi nyata. ASEAN harus menghindari jebakan retorika dan fokus pada implementasi langkah-langkah konkret yang memperkuat posisi kolektifnya.
Momentum kemitraan Malaysia-Vietnam harus dimanfaatkan sebagai titik awal untuk membangun arsitektur keamanan maritim regional yang lebih kokoh.Â
Hanya dengan dukungan solid dari ASEAN, inisiatif bilateral ini dapat berkembang menjadi kerangka kerja sama yang lebih luas dan efektif dalam menghadapi tantangan di Laut China Selatan.
Paparan di atas menegaskan urgensi dukungan ASEAN terhadap kemitraan Malaysia-Vietnam bukan sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis.Â
Dukungan itu adalah kesempatan untuk membuktikan relevansi ASEAN sebagai organisasi regional dalam mengelola tantangan keamanan kontemporer. Kegagalan memanfaatkan momentum ini dapat berdampak pada kredibilitas ASEAN di masa depan.