Kebangkitan Tiongkok sebagai kekuatan global, ketegangan di Indo-Pasifik, dan ancaman dari Rusia pasca-perang Ukraina adalah tantangan yang tidak dapat diabaikan oleh Trump pada saat ini.
Meski begitu, "America First" tampaknya akan tetap menjadi inti kebijakannya. Trump diperkirakan akan:
1. Mengurangi Komitmen Militer Global: Kemungkinan besar Trump akan kembali mendesak negara-negara NATO untuk berbagi beban lebih besar dalam pembiayaan keamanan. Kecenderungan ini sejalan dengan kritik bahwa sekutu AS perlu lebih mandiri dalam menghadapi tantangan keamanan regional (Walt, 2018).
2. Perang Dagang dengan Pendekatan Baru: Kebijakan proteksionis diperkirakan terus berlanjut, tetapi mungkin lebih fokus pada teknologi dan keamanan siber. Dua bidang itu telah menjadi titik konflik utama AS dengan Tiongkok selama ini.
3. Menekan Kebangkitan Tiongkok: Trump kemungkinan besar akan memperkuat retorikanya terhadap Tiongkok, baik dalam perdagangan maupun dalam isu-isu, seperti Taiwan dan Laut Cina Selatan. Menurut Graham Allison (2020), persaingan AS-Tiongkok semakin menyerupai Thucydides’ Trap. Dalam jabatan itu, kekuatan dominan AS merasa terancam oleh kekuatan China yang sedang bangkit.
Namun demikian, yang menarik untuk dicermati adalah bagaimana Trump akan menangani isu-isu global yang membutuhkan kerja sama internasional, misalnya perubahan iklim dan krisis pengungsi.
Mengingat sejarahnya menarik AS keluar dari Perjanjian Paris, sulit membayangkan Trump akan berkomitmen pada inisiatif global yang melibatkan konsesi dari pihak AS.
Dampak pada Politik Global
Kepemimpinan Trump di panggung internasional selalu menjadi pedang bermata dua. Di satu sisi, retorika “America First” sering kali membuat AS terisolasi, mengurangi pengaruhnya di forum multilateral, seperti PBB (Ikenberry, 2020).
Namun di sisi lain, pendekatan ini mendorong negara-negara lain untuk meningkatkan otonomi strategis mereka, seperti yang terlihat dalam inisiatif pertahanan Eropa melalui “Strategic Autonomy” atau peningkatan peran regional Tiongkok di Asia.
Pada periode kedua mulai 2025, kemungkinan akan terjadi dinamika serupa, tetapi dengan intensitas yang lebih tinggi. Beberapa dampak yang dapat diperkirakan meliputi: