Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Meneropong Visi Ekonomi Diplomasi Prabowo di KTT APEC

22 November 2024   21:00 Diperbarui: 23 November 2024   14:11 672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Prabowo Subianto di Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pacific Economic Cooperation (KTT APEC) 2024 Peru | Foto: BPMI Setpres/Muchlis Jr

Salah satu aspek penting dari diplomasi Prabowo di APEC adalah pendekatannya yang seimbang terhadap isu-isu kontroversial. Alih-alih mengambil posisi yang konfrontatif, ia memilih untuk menekankan pentingnya dialog dan kerja sama. Ini merupakan strategi yang cerdas mengingat posisi Indonesia yang memiliki kepentingan ekonomi signifikan dengan berbagai pihak.

Dalam konteks regional, diplomasi Prabowo di APEC juga memperkuat posisi ASEAN. Dengan mempromosikan perdagangan yang adil dan stabilitas kawasan, Indonesia membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi regional. Ini sejalan dengan aspirasi ASEAN untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi global.

Tantangan

Meski begitu, tantangan terbesar bagi diplomasi ekonomi Prabowo adalah mengkonversi komitmen internasional menjadi hasil konkret bagi kepentingan nasional. Ini membutuhkan tindak lanjut yang sistematis dan koordinasi yang efektif antara berbagai pemangku kepentingan di dalam negeri.

Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya tendensi proteksionisme, keberhasilan diplomasi Prabowo di APEC memberikan optimisme. Di forum APEC, Indonesia mampu memainkan peran konstruktif dalam membentuk arsitektur ekonomi regional, sambil tetap mempertahankan kepentingan nasionalnya.

Tantangan selanjutnya adalah APEC telah menjadi arena pertarungan pengaruh antara kekuatan-kekuatan besar global, terutama Amerika Serikat dan China. 

Dalam situasi ini, negara-negara menengah, seperti Indonesia, harus menghadapi tekanan untuk menentukan keberpihakannya dalam persaingan geopolitik.

Kehadiran dan keterlibatan aktif Indonesia di APEC di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo menunjukkan upaya Jakarta untuk memainkan peran stabilisator di tengah persaingan geopolitik yang semakin intensif. Melalui diplomasi ekonomi yang cerdas, Indonesia berupaya memperkuat posisi tawarnya, mempertahankan otonomi kebijakan luar negeri, serta mendorong terbentuknya arsitektur ekonomi regional yang lebih adil dan seimbang. 

Dengan demikian, peran APEC dalam menjaga stabilitas dan mendukung pembangunan ekonomi Asia-Pasifik menjadi semakin krusial dalam lanskap geopolitik global yang terus berubah. Diplomasi Prabowo di KTT APEC 2024 telah mendemonstrasikan kemampuan Indonesia untuk menyeimbangkan berbagai kepentingan dan memposisikan diri sebagai aktor penting dalam tata kelola ekonomi regional. 

Pendekatan yang pragmatis namun berprinsip ini memberikan landasan yang kuat bagi hubungan ekonomi Indonesia dengan mitra-mitra di kawasan Asia-Pasifik. Keberhasilan ini perlu ditindaklanjuti dengan implementasi konkret dari komitmen-komitmen yang telah disampaikan. Hanya dengan demikian, diplomasi ekonomi Indonesia dapat memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan rakyat dan memperkuat posisi negara dalam tatanan global yang terus berubah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun