Kehadiran perdana Presiden Prabowo Subianto di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Rio de Janeiro, Brasil, menandai babak baru dalam diplomasi Indonesia di kancah internasional.Â
Debut diplomatik ini tidak hanya menunjukkan kontinuitas kepemimpinan Indonesia dalam forum global, tetapi juga mempertegas posisi strategis negara dalam tata kelola dunia yang semakin kompleks.
Kehadiran di KTT G20 merupakan rangkaian diplomasi Prabowo setelah bertemu pemimpin China dan Amerika Serikat (AS) dan KTT APEC. Presiden Prabowo tampaknya ingin menggunakan rangkaian pertemuan-pertemuan itu untuk menegaskan komitmen aktivisme diplomasi Indonesia.
Di bawah tema "Building a Just World and a Sustainable Planet", Presiden Prabowo menunjukkan komitmen Indonesia dalam mengatasi tantangan global, khususnya dalam isu ketahanan pangan dan pengentasan kemiskinan.Â
Partisipasi aktif Indonesia dalam Global Alliance against Hunger and Poverty menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menangani masalah fundamental yang mempengaruhi masyarakat global.Â
Setidaknya 733 juta orang di dunia masih menghadapi kekurangan gizi, meski produksi pangan dunia sudah mencapai hampir 6 miliar ton per tahun.
Keberhasilan diplomasi Prabowo terlihat dari posisi strategis Indonesia dalam berbagai forum paralel, termasuk MIKTA Leaders' Gathering. Pertemuan informal yang melibatkan Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia ini menjadi wadah penting untuk memperkuat kerja sama multilateral.Â
Interaksi Prabowo dengan para pemimpin MIKTA, termasuk Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol, Presiden Turki Recep Tayyip ErdoÄŸan, dan PM Australia Anthony Albanese. Pertemuan itu menunjukkan kemampuan Indonesia membangun jembatan dialog antar negara dengan kepentingan beragam.
Pendekatan diplomasi Prabowo menggabungkan elemen realpolitik dengan soft power, menciptakan keseimbangan yang efektif dalam memperjuangkan kepentingan nasional sekaligus berkontribusi pada solusi global.Â
Didampingi tim ekonomi yang solid, termasuk Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani, Prabowo berhasil mengintegrasikan agenda pembangunan domestik dengan kerangka kerja sama internasional.