Pada 20 Oktober 2024, Prabowo Subianto dilantik sebagai Presiden Indonesia yang ke-8. Indonesia memasuk era baru dalam lima tahun mendatang di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran.Â
Dalam pidato pelantikannya, Prabowo berbicara tentang banyak isu menarik. Bebeapa di antaranya berkaitan dengan bagaimana Indonesia akan berhubungan dengan negara-negara lain.Â
Melalui pidato perdana itu, masyarakat Indonesia dapat melihat apa saja yang bisa diharapkan dari pemerintahan baru ini dalam hubungan internasional.
Tetap Bebas dan Aktif
Prabowo mengatakan bahwa Indonesia akan tetap menjalankan politik luar negeri bebas aktif. Ini artinya, Indonesia tidak akan bergabung dengan kelompok militer mana pun dan akan tetap berteman dengan semua negara. Cara ini sudah lama dijalankan Indonesia sejak merdeka.
Dengan bersikap netral, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan dari hubungan dengan banyak negara tanpa terjebak dalam konflik antar negara besar. Misalnya, Indonesia bisa tetap berhubungan baik dengan Amerika Serikat dan China, meskipun kedua negara itu sering bersaing.
Komitmen pada doktrin bebas aktif dalam tentu saja perlu diapresiasi sebagai bentuk kontinuitas dalam kebijakan luar negeri Indonesia.Â
Meski begitu, pemerintahan Prabowo-Gibran perlu menegaskan orientasinya dalam hubungan internasional agar dapat memaksimalkan manfaat kerja sama internasional bagi kepentingan domestik.
Mendukung Palestina dan Menentang Penjajahan
Seperti pemerintahan sebelumnya, Prabowo secara jelas mendukung kemerdekaan Palestina. Dukungan ini merupakan amanat dari Pembukaan UUD 1945.
Dia bahkan menyebut perang yang terjadi di sana sebagai "perang yang tidak adil". Pernyataan itu merupakan penegasan ulang bahwa Indonesia memang sudah lama mendukung Palestina, jadi ini bukan hal baru.
Yang menarik adalah Prabowo berjanji untuk mengirim bantuan dan tim medis ke Gaza. Dia juga siap membantu mengungsikan korban perang. Janji ini menunjukkan bahwa pemerintah baru ingin lebih aktif membantu Palestina.