Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDIP sebagai Oposisi Tunggal terhadap Pemerintahan Prabowo-Gibran?

18 Oktober 2024   14:00 Diperbarui: 18 Oktober 2024   14:00 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, menjadi oposisi tunggal bukanlah tugas yang mudah. PDIP akan menghadapi tantangan besar dalam mengimbangi kekuatan koalisi pemerintah yang menguasai mayoritas kursi di parlemen. 

Dengan total perolehan suara gabungan partai koalisi mencapai 63,46%, PDIP perlu strategi jitu untuk tetap relevan dan efektif sebagai oposisi.

Strategi

Salah satu strategi yang dapat ditempuh PDIP adalah membangun koalisi dengan elemen masyarakat sipil, akademisi, dan kelompok kritis lainnya. Dengan membangun jaringan yang luas, PDIP dapat memperkuat posisinya sebagai corong aspirasi masyarakat yang tidak terwakili oleh pemerintah.

PDIP juga perlu mempertajam fungsi pengawasan dan kritik konstruktifnya terhadap kebijakan pemerintah. Partai ini harus mampu menyuarakan isu-isu krusial yang mungkin diabaikan oleh pemerintah, seperti perlindungan hak asasi manusia, pemberantasan korupsi, dan keadilan sosial-ekonomi.

Di sisi lain, PDIP juga harus menghindari menjadi oposisi yang hanya bersifat reaktif dan destruktif. Sebagai partai besar dengan pengalaman pemerintahan, PDIP diharapkan mampu memberikan alternatif kebijakan yang konkret dan solusi atas permasalahan bangsa. 

Dengan demikian, PDIP dapat membuktikan diri sebagai oposisi yang berkualitas dan berorientasi pada kepentingan rakyat.

Menjadi oposisi tunggal juga membuka peluang bagi PDIP untuk membangun citra sebagai partai yang konsisten memperjuangkan aspirasi rakyat. Hal ini dapat menjadi modal penting bagi PDIP dalam menghadapi Pemilu 2029. 

Seperti yang diungkapkan Girindra Sandino, PDIP berpotensi mendapatkan keuntungan politik berupa insentif elektoral pada pemilu berikutnya jika mampu menjalankan peran oposisi dengan baik.

Tantangan

Namun, tantangan terbesar bagi PDIP adalah bagaimana mempertahankan konsistensi sebagai oposisi di tengah godaan untuk bergabung dengan pemerintah. Sejarah politik Indonesia menunjukkan bahwa partai oposisi seringkali akhirnya memilih bergabung dengan koalisi pemerintah demi mendapatkan jatah kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun