Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Urgensi Isu Geopolitik dalam Pembekalan Calon Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

17 Oktober 2024   00:27 Diperbarui: 17 Oktober 2024   00:27 0
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRoro3ZK8XzN9j-2TZ7e-cZMsebQsoA6pY60c2axKdldXX5SFt_NqN_dQhv&s=10

Empat hari menjelang pelantikan pemerintahan baru di Indonesia, Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melakukan pembekalan intensif terhadap para calon menteri dan pejabat pemerintah lainnya. 

Kegiatan ini adalah untuk pertama kalinya seorang presiden dan wakil presiden terpilih mengadakan pertemuan bertajuk pembekalan. Yang menarik, tentu saja, adalah pembekalan itu dilakukan beberapa hari sebelum Prabowo dan Gibran dilantik secara resmi menjadi Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober mendatang.

Isu geopolitik menjadi salah satu tema sentral yang dibahas dalam sesi pembekalan tersebut, selain masalah korupsi dan kecerdasan buatan artificial intelligence/AI). Situasi ini mencerminkan urgensi pemahaman terhadap dinamika geopolitik kontemporer bagi jajaran pemerintahan yang akan datang.

Geopolitik merupakan kajian tentang bagaimana faktor-faktor geografis, ekonomi, politik, budaya, dan militer mempengaruhi kebijakan dan strategi suatu negara (Flint, 2016). Dalam konteks global yang semakin kompleks dan tidak pasti, pemahaman yang mendalam mengenai isu-isu geopolitik menjadi krusial bagi pemimpin negara. 

Isu-isu geopolitik saat ini sangat dinamis dan saling terkait, dari pergeseran kekuatan ekonomi dan politik global, konflik regional, hingga tantangan keamanan non-tradisional. 

Rivalitas global

Salah satu isu geopolitik kunci yang tengah dihadapi dunia pada saat ini adalah persaingan antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok/China. Kedua negara adidaya ini saling bersaing dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, teknologi, hingga pengaruh geopolitik. 

Rivalitas AS-Tiongkok ini kemungkinan akan semakin memanas di masa depan. Indonesia harus mampu bernavigasi di tengah ketegangan tersebut.

Selain itu, isu lain yang tak kalah penting adalah dinamika di kawasan Asia Tenggara. Sebagai negara dengan posisi geografis strategis, Indonesia harus mampu memainkan peran yang lebih aktif dalam menjaga stabilitas dan kerja sama regional di Asia Tenggara, termasuk melalui ASEAN. 

Indonesia perlu mengembangkan diplomasi yang cakap dalam menghadapi tantangan-tantangan di kawasan, seperti sengketa teritorial di Laut China Selatan, ancaman keamanan non-tradisional, hingga persaingan pengaruh antarnegara besar.

Dalam konteks domestik, pemahaman mengenai isu geopolitik juga penting untuk mengantisipasi dampak global terhadap perekonomian dan ketahanan nasional Indonesia. 

Gejolak geopolitik dunia bisa berimbas pada volatilitas pasar keuangan, rantai pasok barang strategis, hingga pertahanan energi nasional. 

Pemerintah harus mempersiapkan beberapa skenario menghadapi rivalitas tersebut berdasarkan prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif.

Di samping itu, isu teknologi dan inovasi juga menjadi bagian penting dalam pembekalan calon menteri. Perkembangan pesat di bidang AI, Internet of Things (IoT), dan teknologi digital lainnya telah mengubah lanskap geopolitik global. 

Negara-negara yang menguasai teknologi mutakhir akan memperoleh keunggulan kompetitif di berbagai bidang, dari ekonomi hingga pertahanan keamanan. Indonesia harus berinvestasi besar dalam riset dan pengembangan teknologi strategis ini.

Menanggapi urgensi isu geopolitik tersebut, pembekalan calon menteri Prabowo-Gibran yang menyasar aspek ini dinilai sangat tepat. Pemahaman yang mendalam mengenai dinamika geopolitik global dan regional akan membantu pemerintah Indonesia merumuskan kebijakan luar negeri, ekonomi, dan pertahanan yang lebih adaptif dan responsif.

Satu catatan penting adalah bahwa kebijakan luar negeri perlu menjadi perhatian semua menteri, walaupun dalam koordinasi dengan menteri luar negeri dan dipimpin presiden. 

Selain itu, pembekalan mengenai isu AI dan teknologi mutakhir juga dianggap krusial. Penguasaan teknologi canggih akan memungkinkan Indonesia meningkatkan daya saing, memperkuat ketahanan nasional, dan berkontribusi lebih besar dalam tata kelola global.

Dengan membekali calon menteri dan pejabat pemerintah dengan pemahaman komprehensif mengenai isu geopolitik kontemporer, Prabowo-Gibran diharapkan dapat memimpin Indonesia menavigasi tantangan global yang semakin kompleks. 

Pemahaman yang mendalam atas dinamika kekuatan dunia, ancaman keamanan, dan tren teknologi strategis akan membantu pemerintahan baru untuk merumuskan kebijakan luar negeri, pertahanan, ekonomi, dan pembangunan yang lebih visioner dan adaptif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun