Untuk mengatasi krisis kepemimpinan ini, ASEAN perlu melakukan reformasi mendasar dalam struktur organisasi dan proses pengambilan keputusannya. Kepemimpinan yang visioner dan pragmatis memang perlu untuk membawa ASEAN menavigasi berbagai tantangan kompleks di era multipolar ini.
Beberapa langkah konkret yang perlu diambil ASEAN antara lain:
1. Meninjau kembali prinsip non-intervensi dan konsensus dalam pengambilan keputusan, terutama untuk isu-isu yang memerlukan respon cepat.
2. Memperkuat kapasitas Sekretariat ASEAN, termasuk memberikan wewenang lebih besar dalam implementasi kebijakan.
3. Membentuk mekanisme pengambilan keputusan yang lebih fleksibel, misalnya dengan menerapkan sistem voting untuk isu-isu tertentu.
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat sipil dan sektor swasta dalam proses pengambilan keputusan ASEAN.
5. Mendorong negara-negara anggota untuk lebih berkomitmen dalam implementasi kesepakatan-kesepakatan ASEAN.
Pada akhirnya, masa depan ASEAN akan sangat bergantung pada kemampuan organisasi ini untuk mengatasi krisis kepemimpinan yang dihadapinya. Hanya dengan kepemimpinan yang kuat dan visioner, ASEAN dapat kembali relevan dan berkontribusi positif bagi perdamaian serta kemakmuran kawasan dan dunia.Â
Tanpa perubahan signifikan, ASEAN berisiko menjadi tidak lebih dari "macan kertas" di tengah pusaran geopolitik yang semakin kompleks dan tidak menentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H