Dalam debat, isu-isu klasik seperti banjir dan kemacetan juga dibahas. Ridwan Kamil menekankan pentingnya melanjutkan dan meningkatkan program normalisasi sungai dan pembangunan tanggul laut. Dharma Pongrekun mengusulkan solusi berbasis alam dan teknologi hijau untuk mengatasi banjir. Pramono Anung menekankan pentingnya kerjasama regional dengan daerah penyangga Jakarta untuk mengatasi masalah banjir.
Untuk masalah kemacetan, ketiga pasangan sepakat bahwa pengembangan transportasi publik yang terintegrasi adalah kunci. Mereka juga membahas potensi penerapan kebijakan work from home dan flexible working hours untuk mengurangi kemacetan.
Isu lain yang menjadi sorotan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan peran Jakarta sebagai pusat ekonomi terbesar di Indonesia. Ketiga pasangan menekankan pentingnya menciptakan iklim investasi yang kondusif, meningkatkan infrastruktur digital, dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru seperti ekonomi kreatif dan teknologi.
Meskipun bukan lagi ibu kota, Jakarta tetap memiliki APBD terbesar di Indonesia. Para calon gubernur ditantang untuk menjelaskan bagaimana mereka akan mengelola sumber daya keuangan yang besar ini secara efektif dan transparan.
Pilkada Jakarta 2024 juga dilihat sebagai batu loncatan penting bagi karir politik nasional. Keberhasilan memimpin Jakarta bisa menjadi modal besar untuk berkompetisi di tingkat nasional di masa depan. Ini menambah tekanan pada ketiga pasangan calon untuk menunjukkan kepemimpinan yang luar biasa.
Hasil dari Pilkada Jakarta 2024 akan sangat menentukan arah perkembangan kota ini di masa depan. Apakah Jakarta akan berhasil mentransformasi dirinya menjadi kota global yang berdaya saing, atau tetap berkutat dengan masalah-masalah lama, akan sangat bergantung pada kepemimpinan yang terpilih.
Ketiga pasangan calon memiliki tanggung jawab besar untuk meyakinkan warga Jakarta bahwa mereka adalah pasangan yang tepat untuk memimpin kota ini menuju era baru yang penuh tantangan dan peluang. Mereka harus membuktikan kemampuan mereka dalam mengelola transisi Jakarta dari ibu kota negara menjadi kota global yang dinamis dan berkelanjutan.
Pada akhirnya, pilihan warga Jakarta dalam Pilkada 2024 tidak hanya akan mempengaruhi masa depan kota ini, tetapi juga akan memiliki dampak signifikan terhadap lanskap politik nasional Indonesia. Jakarta, meskipun bukan lagi ibu kota, tetap menjadi barometer politik dan ekonomi nasional yang penting.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H