Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Arti Penting Pertemuan Blinken-Wang untuk Perdamaian di Ukraina

29 September 2024   14:18 Diperbarui: 30 September 2024   07:34 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di sela-sela Sidang Umum PBB pada September 2024 menjadi titik penting dalam upaya diplomasi global terkait konflik di Ukraina. 

Fokus utama dari pertemuan ini adalah peran China dalam mendukung industri pertahanan Rusia dan pengaruhnya terhadap kelanjutan perang Rusia dan Ukraina.

Blinken menyoroti kekhawatiran AS atas dukungan ekonomi dan industri China terhadap Rusia. Kekhawatiran itu khususnya terkait dengan komitmen China menyediakan alat-alat penting, seperti mikroelektronika yang digunakan Rusia untuk memproduksi senjata dan amunisi. 

Bagi Blinken, komitmen itu secara langsung membantu Rusia mempertahankan agresinya di Ukraina. Meskipun China mengaku ingin perdamaian, tindakannya yang secara materi mendukung Rusia memperpanjang konflik dan tidak sejalan dengan retorika perdamaian yang disuarakan Beijing (Pamuk, Lewis, & Brunnstrom, 2024).

Posisi China

China tetap mempertahankan pendekatannya yang berfokus pada diplomasi dan pembicaraan damai. Dalam pernyataannya, Wang Yi menegaskan bahwa posisi China konsisten mendukung resolusi konflik melalui dialog, sambil menuduh AS menodai reputasi China dengan tuduhan tak berdasar. 

Namun, keterlibatan China dalam mendukung ekonomi Rusia melalui ekspor alat-alat penting membuat posisinya dipandang ambigu oleh negara-negara Barat. Meskipun Beijing secara resmi menyatakan keinginan untuk perdamaian, dukungan materil ini menciptakan ketidakpercayaan terhadap perannya sebagai mediator yang netral.

China juga terlibat dalam upaya multilateral untuk menggalang dukungan dari negara-negara berkembang dalam mengupayakan rencana damai di Ukraina, meskipun inisiatif ini disambut dengan skeptisisme dari Ukraina dan sekutunya, yang melihatnya lebih menguntungkan Moskow. 

Meskipun demikian, pengaruh China terhadap Rusia tetap signifikan, dan keterlibatan China di berbagai forum internasional terkait Ukraina menunjukkan keinginannya untuk tetap relevan dalam proses diplomasi global.

Perspektif AS

Dari sudut pandang AS, China dianggap sebagai pemain kunci yang dapat memengaruhi Rusia, baik dalam kapasitas politik maupun ekonomi. Oleh karena itu, Blinken menekankan bahwa sangat penting bagi China untuk menghentikan dukungannya terhadap Rusia, terutama dalam hal penyediaan alat militer. 

Blinken juga menyoroti peran negara lain seperti Iran dan Korea Utara yang memberikan dukungan militer kepada Rusia, yang harus dihentikan demi mencapai perdamaian yang langgeng di Ukraina (Pamuk, Lewis, & Brunnstrom, 2024).

AS terus berupaya menekan China agar mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Rusia. Dengan mempertahankan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Rusia, AS berharap dapat mengisolasi Rusia di panggung internasional, serta mempersulit kemampuan Rusia untuk melanjutkan perang.

China, konteks diplomasi global juga memainkan peran penting dalam dinamika konflik ini. Partisipasi China dalam pertemuan multilateral, seperti dengan Brasil dan negara-negara berkembang lainnya, menunjukkan komitmennya untuk tetap terlibat dalam upaya perdamaian di Ukraina. 

Namun, upaya ini sering kali dipandang skeptis oleh sekutu-sekutu Ukraina yang menganggap bahwa inisiatif tersebut lebih menguntungkan Rusia.

Tantangan utama dalam diplomasi global adalah menemukan jalan tengah yang dapat diterima semua pihak. Bagi China, mempertahankan keseimbangan antara hubungan strategis dengan Rusia dan keinginannya untuk diakui sebagai kekuatan global yang bertanggung jawab merupakan tugas yang sulit. 

Di sisi lain, AS dan sekutunya terus berusaha mempertahankan tekanan terhadap Rusia sambil mendorong keterlibatan China yang lebih efektif dalam upaya resolusi konflik.

Pertemuan Blinken dan Wang Yi menegaskan kompleksitas respons global terhadap konflik di Ukraina. Meskipun AS terus mendorong agar China mengambil sikap yang lebih kuat terhadap Rusia, posisi China yang sebagai mitra ekonomi utama Rusia dan calon mediator membuat situasi ini rumit. 

Perbedaan pandangan mengenai peran China dalam konflik ini—secara retoris mendukung perdamaian tetapi secara materi mendukung Rusia—menunjukkan tantangan dalam mencapai solusi diplomatik.

Pada akhirnya, pertemuan ini menyoroti pentingnya dialog berkelanjutan antara kekuatan-kekuatan global, meskipun terdapat perbedaan pandangan yang mendalam. Dengan berlanjutnya perang di Ukraina, keterlibatan negara-negara seperti China dalam proses perdamaian menjadi sangat penting. 

Namun, tindakan China harus lebih selaras dengan komitmennya untuk mengakhiri konflik untuk mencapai perdamaian yang nyata. Meskipun pertemuan Blinken-Wang ini tidak menghasilkan terobosan langsung, pertemuan ini merupakan langkah penting dalam upaya diplomasi global yang sedang berlangsung untuk menangani konflik berkepanjangan di Ukraina.

***

Sumber:

Pamuk, H., Lewis, S., & Brunnstrom, D. (2024, September 28). After China meeting, Blinken says Beijing's talk of Ukraine peace 'doesn't add up.' Reuters. Retrieved from https://www.reuters.com/world/blinken-chinas-wang-meet-un-sidelines-2024-09-27/.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun