Dari sudut pandang AS, China dianggap sebagai pemain kunci yang dapat memengaruhi Rusia, baik dalam kapasitas politik maupun ekonomi. Oleh karena itu, Blinken menekankan bahwa sangat penting bagi China untuk menghentikan dukungannya terhadap Rusia, terutama dalam hal penyediaan alat militer.Â
Blinken juga menyoroti peran negara lain seperti Iran dan Korea Utara yang memberikan dukungan militer kepada Rusia, yang harus dihentikan demi mencapai perdamaian yang langgeng di Ukraina (Pamuk, Lewis, & Brunnstrom, 2024).
AS terus berupaya menekan China agar mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Rusia. Dengan mempertahankan tekanan diplomatik dan ekonomi terhadap Rusia, AS berharap dapat mengisolasi Rusia di panggung internasional, serta mempersulit kemampuan Rusia untuk melanjutkan perang.
China, konteks diplomasi global juga memainkan peran penting dalam dinamika konflik ini. Partisipasi China dalam pertemuan multilateral, seperti dengan Brasil dan negara-negara berkembang lainnya, menunjukkan komitmennya untuk tetap terlibat dalam upaya perdamaian di Ukraina.Â
Namun, upaya ini sering kali dipandang skeptis oleh sekutu-sekutu Ukraina yang menganggap bahwa inisiatif tersebut lebih menguntungkan Rusia.
Tantangan utama dalam diplomasi global adalah menemukan jalan tengah yang dapat diterima semua pihak. Bagi China, mempertahankan keseimbangan antara hubungan strategis dengan Rusia dan keinginannya untuk diakui sebagai kekuatan global yang bertanggung jawab merupakan tugas yang sulit.Â
Di sisi lain, AS dan sekutunya terus berusaha mempertahankan tekanan terhadap Rusia sambil mendorong keterlibatan China yang lebih efektif dalam upaya resolusi konflik.
Pertemuan Blinken dan Wang Yi menegaskan kompleksitas respons global terhadap konflik di Ukraina. Meskipun AS terus mendorong agar China mengambil sikap yang lebih kuat terhadap Rusia, posisi China yang sebagai mitra ekonomi utama Rusia dan calon mediator membuat situasi ini rumit.Â
Perbedaan pandangan mengenai peran China dalam konflik ini—secara retoris mendukung perdamaian tetapi secara materi mendukung Rusia—menunjukkan tantangan dalam mencapai solusi diplomatik.
Pada akhirnya, pertemuan ini menyoroti pentingnya dialog berkelanjutan antara kekuatan-kekuatan global, meskipun terdapat perbedaan pandangan yang mendalam. Dengan berlanjutnya perang di Ukraina, keterlibatan negara-negara seperti China dalam proses perdamaian menjadi sangat penting.Â
Namun, tindakan China harus lebih selaras dengan komitmennya untuk mengakhiri konflik untuk mencapai perdamaian yang nyata. Meskipun pertemuan Blinken-Wang ini tidak menghasilkan terobosan langsung, pertemuan ini merupakan langkah penting dalam upaya diplomasi global yang sedang berlangsung untuk menangani konflik berkepanjangan di Ukraina.