Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Semangat Nasionalisme dalam Peluang Timnas Indonesia Mengalahkan Australia

9 September 2024   23:52 Diperbarui: 9 September 2024   23:52 533
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTKjZVQNYiTgW_0Ht3ay09inCaTpQrjQ5gIdQ&usqp=CAU

Dalam menghadapi Australia, nasionalisme harus diterjemahkan ke dalam aksi nyata di lapangan. Setiap tackle, setiap umpan, setiap tembakan ke gawang harus dilakukan dengan keyakinan bahwa mereka sedang membela kehormatan 270 juta lebih rakyat Indonesia. 

Pemain-pemain muda berbakat seperti Egy Maulana Vikri, Witan Sulaeman, dan Asnawi Mangkualam, misalnya, harus memimpin di garis depan. Mereka perlu menunjukkan pada dunia bahwa generasi baru sepak bola Indonesia siap bersaing di level tertinggi.

Pelatih Shin Tae-yong memiliki tugas penting untuk memastikan bahwa api nasionalisme ini terus menyala dalam diri setiap pemain. Strategi dan taktik memang penting, tetapi membangun mental juara dan rasa bangga membela negara adalah kunci untuk menghadapi tim sekuat Australia. 

Shin memang telah membuktikan kemampuannya dalam hal ini, seperti yang terlihat saat Timnas Indonesia berhasil mengalahkan Australia U-23 dan Yordania U-23 di Piala Asia U-23 2024.

Nasionalisme juga harus terpancar dari tribun penonton. Puluhan ribu suporter yang memenuhi stadion bukan hanya penonton pasif, tetapi mereka adalah pemain ke-12 yang dapat mengintimidasi lawan dan memberikan energi tambahan bagi tim. 

Gemuruh dukungan dari tribun harus menjadi manifestasi dari semangat nasionalisme seluruh rakyat Indonesia. Kabarnya, para panggilan bola Indonesia bakal memenuhi stadion pertandingan melawan Australia.

Yang penting adalah nasionalisme dalam konteks ini bukan berarti merendahkan lawan atau bersikap chauvinistik. Sebaliknya, ini adalah tentang kebanggaan yang sehat, rasa hormat pada lawan, dan tekad untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia layak diperhitungkan di kancah sepak bola internasional.

Nasionalisme seperti ini tidak perlu lagi mempersoalkan 'darah' pemain naturalisasi. Nasionalisme di era digital perlu lebih terbuka dengan pemain-pemain, seperti Matin Paes. 

Sementara itu, ada lebih dari 10 pemain naturalisasi di timnas Aistralia. Menghadapi Australia, Timnas Indonesia harus menunjukkan disiplin taktik yang baik, kekompakan tim, dan kualitas permainan individu yang tinggi. 

Namun, di atas semua itu, mereka harus bermain dengan hati yang berkobar-kobar, didorong oleh rasa cinta yang mendalam pada tanah air. Inilah esensi dari nasionalisme dalam sepak bola.

Pertandingan melawan Australia bukan sekadar soal menang atau kalah. Ini adalah kesempatan untuk menunjukkan pada dunia bahwa Indonesia, dengan semangat nasionalismenya, mampu bersaing dengan siapapun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun