Namun, penting untuk dicatat bahwa efek healing dari kunjungan Paus ini tentunya tidak bakal bersifat permanen. Tantangan bagi Indonesia adalah bagaimana mempertahankan semangat persatuan dan toleransi yang muncul selama kunjungan Paus dalam menghadapi Pilkada mendatang. Karena itu, perlu upaya berkelanjutan dari berbagai pihak untuk menjaga momentum positif yang dihasilkan dari kunjungan Paus.
Dalam konteks persiapan Pilkada November 2024, kunjungan Paus juga memberikan dampak positif. Â Kunjungan Paus bisa memberikan semacam 'reset button' bagi atmosfer politik Indonesia. Sebuah kesempatan bagi para calon dalam Pilkada untuk memulai kampanye dengan semangat yang lebih positif.Â
Dengan iklim politik yang lebih sehat, Pilkada lebih diramaikan oleh visi, misi, dan program-program calon pemimpin daerah. Bagaimanapun juga, masalah-masalah di daerah juga tidak kalah pelik dibanding yang berskala nasional.
Tantangan ke depan bagi Indonesia adalah bagaimana mempertahankan semangat positif ini dalam menghadapi Pilkada mendatang dan proses politik selanjutnya. Suhu politik memang memanas, apalagi ada transisi kepemimpinan nasional 1 bulan sebelum Pilkada.
Komitmen dari semua pihak, termasuk elit politik, masyarakat sipil, dan media, sangat diperlukan untuk terus menjaga momentum positif ini. Selanjutnya, mereka perlu mentransformasikannya menjadi praktek politik yang lebih beradab dan berorientasi pada kepentingan bersama.
Dengan demikian, kunjungan Paus Fransiskus tidak hanya menjadi peristiwa bersejarah, tetapi juga menjadi katalis bagi pemulihan suasana politik Indonesia. Momen ini membuka peluang bagi Indonesia untuk membangun kembali pondasi demokrasi yang lebih kokoh berlandaskan pada nilai-nilai toleransi, persatuan, dan kemanusiaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H