Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

#KawalPutusanMK dalam Pertarungan Wacana Politik Indonesia 2024

23 Agustus 2024   11:50 Diperbarui: 23 Agustus 2024   12:30 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://jabarekspres.com/wp-content/uploads/2024/08/GVcgCHgaMAgMZz5.jpg

Dua kubu itu sebenarnya juga mencerminkan perbedaan hasil pemilu 2024. Yang menarik adalah bahwa dari pemilu 2024 juga memilih anggota legislatif/pileg (anggota MPR, DPRRI, DPR tingkat Provinsi/DPRD I, dan DPR tingkat Kabupaten/DPRD II). 

Perbedaan itu tampak pada pemenang pileg adalah PDI-P. Sedangkan, pemenang pilpres, yaitu pasangan koalisi Partai Gerindra dan kawan-kawan. Tak bisa diabaikan bahwa viralnya tagar #kawalputusanmk adalah cerminan pertarungan wacana sejak hasil pemilu 2024 diumumkan.

Dalam logika perbedaan (logic of difference) Laclau, #KawalPutusanMK itu mencatatkan beberapa capaian menarik. Capaian pertama, tagar itu berhasil mengartikulasikan berbagai tuntutan partikular ke dalam sebuah wacana universal tentang perlindungan demokrasi. 

Kedua, tagar ini menjadi wahana bagi berbagai kelompok masyarakat untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap apa yang dianggap sebagai upaya sistematis untuk melemahkan institusi demokrasi. 

Menariknya, #KawalPutusanMK tidak hanya menjadi sebuah tagar, tetapi berkembang menjadi momen (moment) dalam struktur diskursif yang lebih luas tentang masa depan demokrasi Indonesia.

Aktivisme online
Viralnya #KawalPutusanMK juga menunjukkan bagaimana media sosial telah menjadi arena penting dalam pembentukan opini publik dan mobilisasi politik. Platform seperti X menyediakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam perdebatan publik dan mempengaruhi agenda politik nasional. 

Dalam konteks ini, #KawalPutusanMK menjadi apa yang Laclau sebut sebagai mitos sosial. Maksudnya adalah prinsip pembacaan dari situasi yang diberikan, yang mampu mengorganisir suatu ruang representasi baru.

Fenomena #KawalPutusanMK juga merefleksikan apa yang Laclau sebut sebagai logika ekuivalensi (logic of equivalence). Berbagai kelompok dan individu dengan latar belakang dan kepentingan yang berbeda disatukan dalam oposisi terhadap apa yang dianggap sebagai ancaman bersama terhadap demokrasi. 

Dalam proses ini, perbedaan-perbedaan di antara mereka untuk sementara dikesampingkan demi membangun front bersama yang lebih luas.

Sebagai sebuah fenomena aktivisme online, viralnya #KawalPutusanMK juga menunjukkan bagaimana wacana dapat bergerak dari ruang fisik (offline) ke digital (online atau cyberspace). Gundahnya masyarakat terhadap realitas politik ditransfer ke ruang digital dalam bentuk tagar itu.

Lalu, ada juga interaksi online di dalam ruang digital. #kawalputusanmk mengungkapkan jaringan sosial-politik di antara aktor-aktor yang bertarung dalam berbagai wacana.  Social network analysis (SNA) dapat memperlihatkan kluster atau kelompok-kelompok akun-akun pendukung dan penolakan tagar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun