Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menjaga Kohesivitas ASEAN: Kunci Stabilitas Regional di Asia Tenggara

10 Agustus 2024   22:47 Diperbarui: 10 Agustus 2024   22:53 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRos1j4ZR501_5n8mBSEQOOWkzgREERQsPZrw&usqp=CAU

Pada 8 Agustus 2024, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) merayakan usia ke-57 tahun. Selama lebih dari setengah abad, ASEAN telah menjadi pilar penting bagi stabilitas dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara. 

Namun, di tengah dinamika global yang semakin kompleks, ASEAN kini dihadapkan pada berbagai tantangan yang menuntut kerja sama yang lebih erat dan kohesif antar negara anggota.

Ada urgensi bagi ASEAN untuk memperkuat ikatan dan solidaritas di antara negara-negara anggotanya, guna menghadapi berbagai ancaman dan ketidakpastian yang menghadang.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi ASEAN adalah dinamika geopolitik yang semakin kompleks. Konflik di Laut China Selatan, yang melibatkan beberapa negara ASEAN, telah menjadi sumber ketegangan regional yang berkepanjangan (Storey, 2021). 

Seorang pakar hubungan internasional, Dewi Fortuna Anwar menjelaskan isu Laut China Selatan telah menjadi salah satu isu paling sensitif dan berpotensi memicu konflik di kawasan Asia Tenggara (2022). Situasi ini menuntut ASEAN untuk mampu menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan, serta mencegah eskalasi konflik yang dapat mengancam keamanan regional.

Selain itu, ASEAN juga dihadapkan pada tantangan perubahan iklim dan bencana alam yang semakin sering terjadi di kawasan. Bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai tropis telah menimbulkan dampak yang signifikan bagi kehidupan masyarakat di Asia Tenggara. 

Perubahan iklim telah menjadi ancaman nyata bagi stabilitas dan kesejahteraan masyarakat di kawasan kita. Kerja sama yang erat antar negara ASEAN sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.

Tantangan lain yang dihadapi ASEAN adalah ancaman keamanan non-tradisional, seperti terorisme, kejahatan transnasional, dan pandemi. Ancaman-ancaman ini tidak mengenal batas-batas negara dan membutuhkan respons kolektif dari seluruh negara ASEAN (Balakrishnan, 2022). 

Kerja sama yang erat dalam bidang intelijen, penegakan hukum, dan kesehatan masyarakat menjadi kunci untuk mengatasi ancaman-ancaman tersebut.

Selain tantangan eksternal, ASEAN juga dihadapkan pada tantangan internal berupa menjaga solidaritas dan kohesi di antara negara-negara anggotanya. Dengan keanggotaan yang semakin bertambah dan latar belakang yang beragam, ASEAN harus mampu menjaga keseimbangan kepentingan dan memastikan bahwa seluruh anggota merasa diwakili dan dihargai. 

Menjaga kohesivitas internal ASEAN menjadi semakin penting di tengah dinamika global yang terus berubah. Tanpa adanya solidaritas yang kuat, ASEAN akan sulit untuk bertahan dan mempertahankan perannya sebagai organisasi regional yang berpengaruh.

Langkah strategis

Untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut, ASEAN perlu memperkuat kohesivitas di antara negara-negara anggotanya. Hal ini dapat dilakukan melalui beberapa langkah strategis:

Pertama, ASEAN harus memperkuat mekanisme pengambilan keputusan yang lebih inklusif dan transparan. Setiap negara anggota harus merasa bahwa suaranya didengar dan kepentingannya diakomodasi. ASEAN perlu mengembangkan proses pengambilan keputusan yang lebih demokratis, sehingga seluruh anggota merasa memiliki dan berkomitmen untuk melaksanakan keputusan bersama (Sukma, 2021).

Kedua, ASEAN harus memperkuat kerja sama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Integrasi ekonomi yang lebih dalam, pertukaran budaya yang lebih intensif, serta kolaborasi di bidang pendidikan dan kesehatan dapat mempererat ikatan di antara negara-negara anggota. Semakin erat kerja sama di berbagai sektor, semakin kuat pula rasa memiliki bersama di antara negara-negara ASEAN.

Ketiga, ASEAN harus memperkuat koordinasi dan respons kolektif terhadap tantangan regional. Isu-isu seperti perubahan iklim, keamanan, dan kesehatan masyarakat membutuhkan pendekatan yang terintegrasi dan saling melengkapi antar negara anggota. Hanya dengan kerja sama yang erat dan koordinasi yang efektif, ASEAN dapat mengatasi tantangan-tantangan regional secara efektif.

Dengan memperkuat kohesivitas internal, ASEAN diharapkan dapat menjadi organisasi regional yang lebih tangguh dan berpengaruh. Hal ini tidak hanya penting bagi stabilitas dan kemakmuran di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga bagi posisi ASEAN di tengah dinamika global yang semakin kompleks.

Pada usia ke-57 tahun, ASEAN dihadapkan pada berbagai tantangan yang menuntut kerja sama yang lebih erat dan kohesif antar negara anggota. Menjaga solidaritas dan kohesi internal menjadi kunci bagi ASEAN untuk tetap menjadi pilar stabilitas regional di Asia Tenggara. 

Dengan komitmen yang kuat dan langkah-langkah strategis yang tepat, ASEAN diharapkan dapat terus memperkuat perannya sebagai organisasi regional yang terhubung an tangguh di masa-masa mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun