Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

"Technostress", Mengelola Dampak Negatif Teknologi di Era Digital

9 Agustus 2024   13:05 Diperbarui: 13 Agustus 2024   07:09 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era digital saat ini, teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa banyak kemudahan dan manfaat bagi masyarakat. 

Namun, di sisi lain, penggunaan teknologi yang berlebihan juga dapat menimbulkan dampak negatif yang disebut dengan technostress.

Technostress adalah kondisi stres yang dialami individu akibat penggunaan teknologi yang berlebihan atau tidak efektif. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah, baik secara fisik, mental, maupun sosial. 

Beberapa gejala technostress yang umum dialami antara lain kelelahan mata, sakit kepala, gangguan tidur, kecemasan, depresi, dan penurunan produktivitas.

Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap technostress adalah kebiasaan doomscrolling. Doomscrolling adalah kebiasaan menelusuri konten negatif di media sosial atau berita secara berlebihan, yang dapat meningkatkan kecemasan dan stres. 

Hal ini sering terjadi ketika seseorang terus-menerus memeriksa ponsel untuk mendapatkan informasi terbaru, terutama mengenai berita buruk atau peristiwa negatif.

Untuk mengatasi doomscrolling, beberapa tips praktis yang dapat dilakukan adalah:

1. Batasi waktu penggunaan smartphone dan media sosial, misalnya dengan mengaktifkan mode penggunaan waktu terbatas.

2. Hindari membuka media sosial atau berita saat bangun pagi atau sebelum tidur.

3. Gantikan kebiasaan memeriksa ponsel dengan aktivitas lain yang lebih positif, seperti membaca buku, berolahraga, atau berinteraksi dengan orang lain.

4. Hapus aplikasi yang memicu kecanduan atau doomscrolling.

Selain itu, kecanduan penggunaan smartphone juga dapat menjadi penyebab technostress. Kecanduan smartphone dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, mengurangi interaksi sosial, dan berdampak negatif pada kesehatan mental. 

Untuk mengatasi kecanduan smartphone, beberapa tips yang dapat dilakukan adalah:

1. Temukan hobi atau aktivitas lain yang dapat mengalihkan perhatian dari penggunaan smartphone.

2. Hindari membawa smartphone ke kamar tidur dan batasi penggunaannya saat makan.

3. Gunakan fitur pembatasan waktu atau mode penggunaan terbatas pada perangkat.

4. Minta bantuan orang terdekat untuk mengingatkan dan mendukung Anda mengurangi penggunaan smartphone.

Selain mengatasi kebiasaan doomscrolling dan kecanduan smartphone, melakukan "digital detox" atau jeda dari penggunaan teknologi secara berkala juga dapat membantu mengurangi technostress. 

Selama periode digital detox, individu dapat fokus pada aktivitas lain yang lebih menyehatkan, seperti berolahraga, berinteraksi dengan orang lain secara langsung, atau melakukan hobi yang tidak melibatkan teknologi.

Aktivitas fisik juga dapat menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi technostress. Beberapa aktivitas fisik yang dapat dilakukan antara lain:

1. Berolahraga secara teratur, seperti berjalan, berlari, berenang, atau bersepeda. Aktivitas fisik dapat membantu melepaskan endorfin yang membuat tubuh merasa lebih baik dan mengurangi ketegangan.

2. Melakukan yoga atau meditasi. Latihan pernapasan dan gerakan yoga dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Meditasi juga dapat membantu individu untuk lebih fokus dan mengelola emosi mereka.

3. Menghabiskan waktu di luar ruangan. Aktivitas di alam terbuka seperti berjalan-jalan, berkebun, atau bersepeda dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Paparan sinar matahari dan kontak dengan alam dapat memberikan efek menenangkan.

4. Bermain olahraga tim atau aktivitas sosial. Berinteraksi dengan teman-teman dan terlibat dalam aktivitas kelompok dapat membantu individu merasa terhubung dan mengurangi perasaan terisolasi akibat penggunaan teknologi yang berlebihan.

5. Mengatur waktu untuk beristirahat dan tidur yang cukup. Memastikan tidur yang berkualitas dan cukup istirahat dapat membantu tubuh dan pikiran pulih dari stres akibat penggunaan teknologi yang berlebihan.

Selain itu, penting juga untuk memastikan penggunaan teknologi yang efektif dan seimbang. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan strategi manajemen waktu, membatasi penggunaan teknologi pada jam-jam tertentu, dan memastikan adanya waktu untuk aktivitas lain yang tidak melibatkan teknologi.

Technostress merupakan tantangan yang harus dihadapi di era digital saat ini. 

Namun, dengan menerapkan strategi yang tepat, seperti mengatasi kebiasaan doomscrolling, mengurangi kecanduan smartphone, melakukan digital detox, dan melakukan aktivitas fisik, individu dapat mengelola dampak negatif teknologi dan mempertahankan kesehatan mental dan fisik yang baik. 

Dengan cara-cara seperti itu, teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal tanpa menimbulkan stres yang berlebihan.

Sumber: 

1. https://www.livemint.com/mint-lounge/wellness/digital-detox-practical-tips-doomscrolling-smartphone-addiction-11723016314443.html

2. https://www.liputan6.com/lifestyle/read/2611485/tanda-anda-mengalami-stres-teknologi-dan-8-cara-mengatasinya

3. https://m.antaranews.com/berita/249078/anda-terjangkit-technostress

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun