Kunjungan Prabowo Subianto ke Rusia memiliki makna yang signifikan bagi kelanjutan politik luar negeri bebas dan aktif Indonesia. Sebagai Presiden terpilih, kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo ke Rusia menunjukkan komitmennya untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia, yang sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas dan aktif yang telah lama dianut oleh Indonesia.
Prinsip politik luar negeri bebas dan aktif Indonesia berakar pada Pancasila sebagai ideologi negara. Prinsip ini menegaskan bahwa Indonesia memiliki kebebasan untuk menjalin kerja sama dengan negara lain tanpa terikat pada blok-blok tertentu, serta aktif dalam memperjuangkan kepentingan nasional dan perdamaian dunia.
Dalam konteks hubungan Indonesia-Rusia, kunjungan Prabowo ke Rusia dapat dipandang sebagai upaya untuk memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang, seperti ekonomi, pertahanan, dan politik. Rusia merupakan salah satu "sahabat besar" Indonesia, dan hubungan antara kedua negara telah terjalin sejak lama.Â
Kunjungan Prabowo diharapkan dapat memperdalam kerja sama tersebut dan membuka peluang-peluang baru bagi Indonesia. Dalam pertemuan dengan Presiden Vladimir Putin di Moskow pada 31 Juli, Prabowo menyatakan bahwa pemerintahannya yang akan datang akan mempertahankan dan meningkatkan kemitraan dengan Rusia dalam berbagai bidang.
Dari sisi ekonomi, Indonesia dan Rusia memiliki potensi untuk meningkatkan perdagangan dan investasi.Â
Rusia merupakan salah satu pasar yang potensial bagi produk-produk Indonesia, sementara Indonesia juga dapat menjadi tujuan investasi bagi Rusia. Prabowo dan Putin telah membahas rencana kerja sama ekonomi, termasuk kemungkinan peningkatan volume perdagangan dan investasi di sektor-sektor strategis.
Dalam bidang pertahanan, Indonesia dan Rusia juga telah lama menjalin kerja sama, termasuk dalam pembelian alutsista. Kunjungan Prabowo ke Rusia dapat menjadi momentum untuk memperkuat kerja sama pertahanan, baik dalam hal pembelian alutsista maupun pengembangan industri pertahanan bersama. Hal ini sejalan dengan upaya Indonesia untuk membangun kekuatan pertahanan yang mandiri dan berdaulat.Â
Secara politik, kunjungan Prabowo ke Rusia juga dapat dipandang sebagai upaya untuk memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional. Sebagai salah satu negara besar, Rusia memiliki pengaruh yang signifikan dalam dinamika politik global. Dengan memperkuat hubungan dengan Rusia, Indonesia dapat memperoleh dukungan dan pengaruh yang lebih besar dalam isu-isu internasional, sesuai dengan prinsip politik luar negeri bebas dan aktif.
Selain itu, kunjungan Prabowo ke Rusia juga dapat dilihat sebagai upaya untuk menjaga keseimbangan dalam politik luar negeri Indonesia. Selama ini, Indonesia telah menjalin kerja sama dengan berbagai negara, baik dari Barat maupun Timur. Kunjungan ke Rusia dapat menjadi bagian dari upaya untuk menjaga keseimbangan tersebut dan menghindari ketergantungan pada satu blok tertentu.
Pandangan ini sejalan dengan prinsip politik luar negeri bebas dan aktif yang menekankan kemandirian dan keseimbangan dalam hubungan internasional.
Risiko
Namun, kunjungan Prabowo ke Rusia juga tidak terlepas dari tantangan dan risiko. Rusia saat ini sedang menghadapi berbagai sanksi internasional terkait konflik di Ukraina, sehingga kerja sama dengan Rusia dapat menimbulkan kontroversi dan tekanan dari pihak lain.Â
Indonesia harus berhati-hati dalam menjaga keseimbangan dan memprioritaskan kepentingan nasional dalam menjalin hubungan dengan Rusia.
Selain itu, Indonesia juga harus memastikan bahwa kerja sama dengan Rusia tidak mengganggu hubungan dengan mitra-mitra strategis lainnya, seperti Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara-negara Eropa. Prabowo perlu menyeimbangkan dan memprioritaskan kepentingan nasional Indonesia dalam menjalin hubungan internasional, sesuai dengan prinsip politik luar negeri bebas dan aktif.
Secara keseluruhan, kunjungan Prabowo ke Rusia memiliki makna yang signifikan bagi kelanjutan politik luar negeri bebas dan aktif Indonesia. Kunjungan ini dapat memperkuat kerja sama bilateral dengan Rusia, membuka peluang-peluang baru, dan memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.Â
Keinginan Prabowo untuk mempererat hubungan dengan Rusia sejalan dengan pendekatan kebijakan luar negeri non-blok yang ia usung. Dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh think tank CSIS di Jakarta, Prabowo menegaskan bahwa Indonesia akan mempertahankan kebijakan luar negeri yang bebas dan aktif, di mana negara ini tidak akan bergabung dengan blok militer atau geopolitik mana pun.
Namun, Indonesia juga harus berhati-hati dalam mengelola hubungan dengan Rusia, agar tidak menimbulkan kontroversi atau mengganggu hubungan dengan mitra-mitra strategis lainnya. Dengan mengedepankan kepentingan nasional dan prinsip politik luar negeri bebas dan aktif, Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan peluang-peluang yang ada dan memperkuat peran serta pengaruhnya di tingkat regional maupun global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H