Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menilik Kembali Peran ASEAN dalam Menjaga Stabilitas Kawasan

28 Juli 2024   21:13 Diperbarui: 30 Juli 2024   08:04 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN ke-57 yang digelar pada 21 - 27 Juli di Vientiane, Laos. Sumber: Kementerian Luar Negeri Indonesia

ASEAN, sebagai organisasi regional di Asia Tenggara, telah lama diakui sebagai aktor penting dalam menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan. Berbagai krisis global hingga pandemi Covid-19 telah menempatkan ASEAN dalam posisi sulit untuk memberikan respon kolektif regional.

Meski begitu, perjalanan ASEAN hingga pertemuan Menteri Luar Negeri se-ASEAN 2024 menjadi bukti kemampuan survival organisasi regional itu. Prediksi beberapa pakar organisasi regional yang merujuk pada Uni Eropa bahwa ASEAN akan kehilangan relevansinya dan tidak akan survive menghadapi berbagai krisis global terbukti tidak benar.

Namun, di tengah dinamika geopolitik yang semakin kompleks, efektivitas ASEAN dalam menjalankan perannya ini memang pantas dipertanyakan kembali. 

Beberapa pertanyaan menarik bisa diajukan, misalnya: apakah efektivitas ASEAN berkaitan dengan keberhasilan menyelesaikan krisis regional dan konflik lain di kawasan ini? Apa ukuran keberhasilan ASEAN? Apakah pengalaman Uni Eropa bisa menjadi tolok ukur untuk menilai ASEAN berhasil atau gagal?

Masih terlalu banyak pertanyaan yang bisa diajukan untuk menilai kehadiran ASEAN di tengah masyarakat ASEAN. Misalnya, sejauh mana kita menyadari ada ASEAN di sekitar kita?

Esai ini tentu saja tidak akan membahas itu semua. Esai ini lebih fokus pada upaya melihat lagi peran ASEAN dalam konteks tantangan kontemporer, sambil mempertimbangkan kritik dan potensi perbaikan untuk masa depan.

Sejak pendiriannya pada tahun 1967, ASEAN telah berhasil menciptakan lingkungan yang relatif stabil di Asia Tenggara. Acharya (2014) berpendapat bahwa ASEAN telah berkontribusi pada perdamaian regional dengan menciptakan kebiasaan dialog dan konsultasi di antara para elit regional.

Pencapaian ini tidak bisa diremehkan begitu saja mengingat sejarah konflik dan ketegangan di kawasan sebelum pembentukan ASEAN.

Beberapa konflik dapat dimediasi dan mencapai kesepakatan. Namun, ada banyak konflik di tingkat domestik dan antar-negara di kawasan ini yang tidak mudah dijangkau ASEAN untuk diselesaikan alias menjadi konflik laten berkepanjangan.

Kritik

Kritik terhadap ASEAN muncul ketika organisasi ini tampak kurang efektif dalam menangani krisis kontemporer. Kasus yang sering disorot adalah konflik berkepanjangan di Myanmar dan ketegangan di Laut China Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun