Hubungan AS-China juga menjadi sorotan penting. Selama masa pemerintahannya, Trump dikenal dengan sikapnya yang keras terhadap China, termasuk memulai perang dagang.Â
Trump kemungkinan akan melanjutkan pendekatan konfrontatif ini terhadap China. Akibatnya, hubungan AS-China bisa terus memburuk.Â
Resiko konflik antara kedua negara adidaya ini tidak terhindarkan. Hal ini tentu akan berdampak pada stabilitas di kawasan Asia Pasifik (Indo-Pasifik) dan dikawatirkan memicu persaingan strategis yang lebih intensif.
Kecenderungan arah kebijakan AS itu juga akan mempengaruhi perilaku global di berbagai bidang, termasuk isu lingkungan. Trump mungkin akan kembali mengurangi komitmen AS dalam mengatasi perubahan iklim (Oreskes, 2023).Â
Akibat lanjutnya adalah hambatan AS terhadap upaya global dalam mengatasi masalah lingkungan, mempersulit pencapaian target-target lingkungan internasional, dan bahkan mungkin mendorong negara-negara lain untuk juga mengurangi komitmen mereka terhadap isu ini.
Lebih luas lagi, terpilihnya kembali Trump bisa mengubah peran AS di dunia. Salah satu pakar berpengaruh di bidang Hubungan Internasional, Â Joseph Nye, menekankan pentingnya kepemimpinan AS yang kuat dan terlibat secara internasional untuk menjaga stabilitas dunia (Nye, 2024).Â
Jika Trump terpilih kembali, peran AS sebagai pemimpin global yang dapat diandalkan mungkin akan berkurang. Negara-negara di dunia harus mempersiapkan diri dengan tatanan dunia tanpa kepemimpinan AS di tingkat global.
Kemungkinan itu membuka peluang bagi negara-negara lain, seperti China untuk mengambil peran lebih besar dalam urusan internasional, dan melemahkan kerjasama internasional dalam mengatasi masalah-masalah global.
Kenyataan 2025
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa analisis di atas didasarkan pada pendapat para ahli dan pengalaman masa lalu. Situasi politik bisa saja berubah, dan kebijakan aktual Trump jika terpilih mungkin saja berbeda dari prediksi ini.Â