Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kebangkitan La Roja Merebut Trofi Juara di Pesta Bola Eropa 2024

17 Juli 2024   19:14 Diperbarui: 17 Juli 2024   19:14 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laga final memang telah paripurna dengan kemenangan La Roja Spanyol atas Three Lions Inggris. Meski begitu, semangat nasionalisme dalam bungkus kompetisi regional Benua Biru itu masih meninggalkan banyak kenangan dan kisah.

Di bawah langit Berlin yang sarat sejarah, Spanyol, dengan tampilan memukau, mengangkat trofi Piala Eropa untuk keempat kalinya. 

Prestasi

La Roja mengukuhkan diri sebagai dinasti baru dalam peta persepakbolaan Benua Biru. Seperti kisah-kisah sebelumnya, kemenangan itu bukan sekadar tentang sepak bola. Kemenangan Spanyol adalah metafora dari kebangkitan negeri itu di panggung politik dan ekonomi Uni Eropa.

Olimpiastadion Berlin menjadi saksi bisu dari drama yang menggetarkan jiwa. Inggris, dengan Three Lions-nya yang gagah ternyata memberikan perlawanan sengit. 

Namun, La Roja dengan tarian tiki-taka modern mereka, membuktikan bahwa evolusi dari tradisi bisa mengalahkan kekuatan dan kecepatan. Dua gol di gawang Inggris bukan hanya menentukan nasib pertandingan, tapi juga menjadi simbol dari Spanyol baru yang multikultur dan progresif.

Luis de la Fuente, sang arsitek kemenangan, telah melakukan apa yang dulu dianggap mustahil: memadukan warisan tiki-taka dengan pragmatisme modern. 

Keputusannya untuk memercayai talenta-talenta muda seperti Pedri, Gavi, dan Yamal, menjadi cermin dari keberanian Spanyol untuk bertransformasi, baik di lapangan maupun dalam kancah politik Eropa.

Kemenangan ini seperti diperkirakan memiliki resonansi jauh melampaui batas-batas lapangan bola. Di tengah tantangan yang dihadapi Uni Eropa, dari Brexit hingga kebangkitan populisme, kesuksesan Spanyol menjadi sinar harapan. 

Menangnya Spanyol mengingatkan kita bahwa dengan visi yang jelas dan keberanian untuk berubah, kebangkitan selalu mungkin.
Spanyol, yang beberapa tahun lalu masih bergulat dengan krisis ekonomi dan ketidakpastian politik, kini berdiri tegak sebagai salah satu pilar utama Uni Eropa.

Keberhasilan La Roja di lapangan hijau menjadi metafora sempurna untuk resiliensi ekonomi dan political will Spanyol dalam mereformasi diri. Dari restrukturisasi sektor perbankan hingga transformasi industri energi terbarukan, Spanyol telah membuktikan bahwa krisis bisa menjadi katalis untuk perubahan positif.

Komposisi tim Spanyol sendiri adalah miniatur dari visi Eropa yang inklusif. Lamine Yamal, bocah ajaib keturunan Maroko, menjadi simbol dari kebijakan imigrasi dan integrasi Spanyol yang progresif. 

Kehadirannya di tim nasional bukan hanya tentang bakat, tapi juga tentang Spanyol yang merangkul keragaman sebagai kekuatan. Ini menjadi contoh nyata bagi negara-negara Eropa lain dalam menghadapi tantangan imigrasi dan integrasi.

Kompleksitas
Namun, di balik gemilang prestasi, ada kompleksitas yang tak bisa diabaikan. Momen hening saat lagu kebangsaan dikumandangkan, dengan para pemain Spanyol yang tetap diam, menjadi pengingat akan tensi internal yang masih ada. 

Dari Catalonia hingga Basque, dinamika identitas regional versus nasional tetap menjadi isu yang perlu dinegosiasikan, baik dalam sepak bola maupun politik.

Di level Uni Eropa, kemenangan Spanyol memiliki implikasi diplomatik yang signifikan. Sebagai salah satu ekonomi terbesar di zona Euro, Spanyol kini memiliki leverage lebih dalam negosiasi-negosiasi krusial, dari reformasi kebijakan fiskal hingga strategi menghadapi perubahan iklim. 

Kesuksesan di lapangan sepak bola telah mentranslasikan diri menjadi soft power yang efektif di meja perundingan Brussel.

Bagi Inggris, kekalahan ini menjadi momen introspeksi. Pasca-Brexit, hubungan Inggris dengan Uni Eropa terus dalam proses redefinisi. Pertandingan final ini menjadi alegori dari dinamika tersebut: Inggris yang berusaha membuktikan relevansinya, berhadapan dengan Spanyol yang mewakili visi Eropa yang terintegrasi.

Saat kapten Spanyol mengangkat trofi ke udara Berlin, gemuruh sorak-sorai tidak hanya bergema di stadion. Dari Madrid hingga Barcelona, dari Sevilla hingga Bilbao, seluruh Spanyol bersatu dalam euforia. 

Untuk sesaat, perbedaan politik dan identitas regional seolah lenyap, digantikan oleh kebanggaan nasional yang membuncah. Ini menjadi momen penting bagi kohesi sosial Spanyol, mengingatkan bahwa di tengah keragaman, masih ada nilai-nilai bersama yang mempersatukan.

Empat mahkota Eropa yang kini digenggam Spanyol bukan sekadar prestasi olahraga. Ini adalah simbol dari Spanyol yang telah menemukan kembali tempatnya di jantung Eropa. 

Dari krisis ekonomi yang memukul keras satu dekade lalu, hingga menjadi model pemulihan dan inovasi, perjalanan Spanyol menawarkan pelajaran berharga bagi seluruh Uni Eropa.

Momentum
Kemenangan ini juga menjadi momentum bagi Spanyol untuk menegaskan visinya tentang masa depan Eropa. Perdana Menteri Spanyol, dalam pidato kemenangannya, menekankan pentingnya solidaritas dan integrasi yang lebih dalam di antara negara-negara anggota UE. 

Kesuksesan tim nasional menjadi metafora untuk apa yang bisa dicapai ketika talenta individu dipadukan dengan kerja sama tim yang solid. Ketika confetti merah dan kuning akhirnya berhenti berjatuhan di Olimpiastadion, dunia tidak hanya menyaksikan akhir dari sebuah turnamen sepak bola. 

Kita telah menyaksikan kelahiran kembali sebuah bangsa, reafirmasi sebuah ide tentang Eropa, dan bukti bahwa dengan visi yang jelas dan keberanian untuk berubah, kejayaan bisa diraih kembali.

La Roja telah menulis ulang tidak hanya sejarah sepak bola, tapi juga narasi tentang Spanyol dan perannya di Eropa. Empat mahkota mereka bukan hanya tentang dominasi di lapangan hijau, tapi juga tentang Spanyol yang kembali menemukan suaranya dalam konser besar bangsa-bangsa Eropa. 

Dan saat sorak-sorai kemenangan perlahan mereda, Spanyol dan Eropa tahu bahwa mereka telah menyaksikan lebih dari sekadar pertandingan sepak bola. Mereka telah menyaksikan kebangkitan sebuah bangsa dan pembaruan sebuah visi tentang Eropa yang lebih kuat dan bersatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun