Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kebangkitan La Roja Merebut Trofi Juara di Pesta Bola Eropa 2024

17 Juli 2024   19:14 Diperbarui: 17 Juli 2024   19:14 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberhasilan La Roja di lapangan hijau menjadi metafora sempurna untuk resiliensi ekonomi dan political will Spanyol dalam mereformasi diri. Dari restrukturisasi sektor perbankan hingga transformasi industri energi terbarukan, Spanyol telah membuktikan bahwa krisis bisa menjadi katalis untuk perubahan positif.

Komposisi tim Spanyol sendiri adalah miniatur dari visi Eropa yang inklusif. Lamine Yamal, bocah ajaib keturunan Maroko, menjadi simbol dari kebijakan imigrasi dan integrasi Spanyol yang progresif. 

Kehadirannya di tim nasional bukan hanya tentang bakat, tapi juga tentang Spanyol yang merangkul keragaman sebagai kekuatan. Ini menjadi contoh nyata bagi negara-negara Eropa lain dalam menghadapi tantangan imigrasi dan integrasi.

Kompleksitas
Namun, di balik gemilang prestasi, ada kompleksitas yang tak bisa diabaikan. Momen hening saat lagu kebangsaan dikumandangkan, dengan para pemain Spanyol yang tetap diam, menjadi pengingat akan tensi internal yang masih ada. 

Dari Catalonia hingga Basque, dinamika identitas regional versus nasional tetap menjadi isu yang perlu dinegosiasikan, baik dalam sepak bola maupun politik.

Di level Uni Eropa, kemenangan Spanyol memiliki implikasi diplomatik yang signifikan. Sebagai salah satu ekonomi terbesar di zona Euro, Spanyol kini memiliki leverage lebih dalam negosiasi-negosiasi krusial, dari reformasi kebijakan fiskal hingga strategi menghadapi perubahan iklim. 

Kesuksesan di lapangan sepak bola telah mentranslasikan diri menjadi soft power yang efektif di meja perundingan Brussel.

Bagi Inggris, kekalahan ini menjadi momen introspeksi. Pasca-Brexit, hubungan Inggris dengan Uni Eropa terus dalam proses redefinisi. Pertandingan final ini menjadi alegori dari dinamika tersebut: Inggris yang berusaha membuktikan relevansinya, berhadapan dengan Spanyol yang mewakili visi Eropa yang terintegrasi.

Saat kapten Spanyol mengangkat trofi ke udara Berlin, gemuruh sorak-sorai tidak hanya bergema di stadion. Dari Madrid hingga Barcelona, dari Sevilla hingga Bilbao, seluruh Spanyol bersatu dalam euforia. 

Untuk sesaat, perbedaan politik dan identitas regional seolah lenyap, digantikan oleh kebanggaan nasional yang membuncah. Ini menjadi momen penting bagi kohesi sosial Spanyol, mengingatkan bahwa di tengah keragaman, masih ada nilai-nilai bersama yang mempersatukan.

Empat mahkota Eropa yang kini digenggam Spanyol bukan sekadar prestasi olahraga. Ini adalah simbol dari Spanyol yang telah menemukan kembali tempatnya di jantung Eropa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun